Covid-19 masih saja menghantui bumi pertiwi dan beberapa belahan dunia lainnya, masih banyak orang tertular dan meninggal karena virus satu ini. Meski upaya vaksin telah dilakukan, namun tidak dapat dipungkiri virus ini masih menyebar dan menular ke siapa saja. Kemarin, Kamis (6/5) pukul 18.13 WIB suami dari artis Joanna Alexandra, Raditya Oloan meninggal dunia karena Covid-19.
Dikabarkan sebelumnya Raditya Oloan sempat dirawat karena positif Covid-19, dan telah dinyatakan negative Covid-19 pada 30 April 2021 lalu setelah menjalankan swab test PCR. Namun, kondisinya malah menurun dan ia harus Kembali menjalankan perawatan intensif ICU. Dan sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Raditya Oloan meninggal dunia sempat mengalami badai sitokin (cytokine storm) setelah terpapar Covid-19.
Mampaps, ada yang sudah tahu apa itu badai Sitokin? Seberapa bahayanya badai sitokin ini? Yuk, simak penjelasannya di ulasan berikut.
Kondisi Raditya Oloan Sebelum Meninggal
sumber gambar: Instagram @joannaalexandra
Di akun Instagram @radityaoloan sendiri menjelaskan bahwa ia telah mendapatkan hasil negatif Covid-19, namun ia juga menyatakan bahwa Covid-19 ini yang membuat serangan sampai badannya terjadi peradangan. Siapapun pasti akan merasa sedih dengan hal ini, setelah tahu bahwa hasil swab test PCR negatif namun tiba-tiba kesehatannya kembali ngedrop.
Baca Juga: Waspada Mutasi Covid B117 Mulai Menyebar, Ketahui Yuk!
Raditya Oloan kembali menjalankan perawatan intensif di ruang ICU dengan bantuan alat pernapasan atau ventilator oleh tim medis. Sementara, dalam akun Instagram @joannaalexandra menjelaskan tentang kondisi sang suami yang tengah kritis karena memiliki penyakit komorbid asma dan ginjalnya yang tidak berfungsi dengan baik.
Bukan hanya itu, di dalam akunnya tersebut Joanna juga menjelaskan bahwa penyebab utama kondisi Raditya Oloan menurun setelah usai negatif dari Covid-19 adalah salah satunya karena hiperinflamasi yang disebabkan oleh badai sitokin (cytokine strom). Karena setelah terinfeksi Covid-19, tubuh sang suami mengalami peradangan hingga infeksi bakteri.
Radita Oloan Meninggal Alami Badai Sitokin Pasca Covid
sumber gambar: brookings.edu
Tentunya Mampaps bertanya-tanya, apa sih sebenarnya badai sitokin ini? Apakah sangat berbahaya sehingga menyebabkan kematian pada pasien Covid-19 termasuk Raditya Oloan? Simak penjelasan berikut:
Apa Itu Badai Sitokin?
Dikutip dari health.detik.com Badai sitokin merupakan suatu kondisi respons imun tubuh yang berlebihan, biasanya dipicu oleh infeksi. Sitokin sendiri adalah protein yang mengomunikasikan sinyal-sinyal tubuh untuk merespons infeksi. Jika respons terjadi berlebih pada sistem imun, bisa terjadi hyperinflamation.
Jika dilihat secara medis, badai sitokin memiliki arti jalur sel yang telah dihidupkan mengarah ke produksi sejumlah mediator biologis (yang merupakan sejenis pemancar sinyal) yang menyebabkan perubahan pada tubuh dan mengganggu fungsi sel normal.
Baca Juga: Bagaimana Penanganan Covid-19 Pada Penderita Autoimun Seperti Ashanty?
Ini menandakan bahwa sejumlah besar sitokin yang dilepaskan akan menciptakan tingkat peradangan tinggi di area tubuh penderita yang sedang mengalami peradangan, hal inilah yang bisa berakibat fatal pada kondisi tubuh. Badai sitokin ini juga dinilai lebih mematikan daripada virus asli yang sedang berada di dalam tubuh.
Penyebab Terjadinya Badai Sitokin
Para ahli belum bisa menyimpulkan apa penyebab terjadinya badai sitokin, namun diduga sistem kekebalan sendirilah yang menyebabkan kondisi yang memperparah si penderitanya. Di mana biasanya sistem kekebalan ini memiliki fungsi untuk melawan suatu infeksi, namun pada kondisi ini sistem kekebalan tersebut membuat penyakit yang diderita semakin parah.
Komplikasi badai sitokin bukan hanya terjadi pada penderita Covid-19 saja Mampaps, tetapi juga bisa terjadi pada penderita dengan mengidap flu dan penyakit pernapasan lainnya. Selain itu, badai sitokin juga memiliki kaitan erat dengan penyakit non-infeksi seperti multiple sclerosis dan pankreatitis.
Perlu diketahui, pemicu seseorang terkena serangan badai sitokin adalah adanya sejumlah infeksi seperti influenza, pneumonia, dan sepsis. Bagi penderita dengan Covid-19, penderita biasanya akan mengalami demam dan kesulitan untuk bernapas dan membutuhkan ventilator sebagai alat bantu pernapasan.
Baca Juga: Vaksin Flu Kurangi Gejala Covid Pada Anak Lho Mams!
Gejala dari Badai Sitokin
Medis mengungkapkan, bahwa tidak ada cara bagaimana tahu seseorang mengalami badai sitokin ini. Namun melalui tes darah bisa saja diketahui meski belum cukup valid. Nah, medis mengetahui seseorang terkena badai sitokin terlihat dari pasien mengalami kesulitan bernapas walau sudah menerima oksigen.
Setiap panderita badai sitokin biasanya akan menunjukkan gejala yang berbeda, bahkan gejala ringan seperti flu juga bisa mengancam nyawa. Nah, berikut beberapa gejala badai sitokin yang bisa disimpulkan oleh ahli medis di antaranya:
- Mengalami demam dan menggigil bahkan kejang
- Mulai merasa sangat lelah
- Terjadinya pembengkakan
- Merasakan mual yang disertai muntah
- Mengalami nyeri otot dan persendian
- Sakit kepala, batuk, sesak napas dan saat bernapas juga cepat
- Mengalami ruam pada kulit
- Tekanan darah sangat rendah dan peningkatan pembekuan darah
Kabar Raditya Oloan meninggal dunia tentunya menjadi kewaspadaan untuk kita semua Mampaps, bahwa setelah terserang Covid-19 ternyata memiliki dampak pada penyakit bawaan yang dialami. Dengan begini, kita semua sadar bahwa Covid-19 benar-benar sedang menghantui keseharian kita saat ini. Untuk itu, tetap patuhi protokol kesehatan ya Mampaps dan bersama kita perangi Covid-19 dengan tetap di rumah aja.