Pernahkah Mama mendengar postpartum depression dan baby blues syndrome? Dikenal juga sebagai depresi sesudah melahirkan dan sindrom baby blues, sebenarnya apa sih kedua penyakit ini, Mams?
Apa itu Postpartum Depression dan Baby Blues Syndrome?
Postpartum depression dan baby blues syndrome merupakan gangguan mood yang sering terjadi pada Mama setelah melahirkan. Kedua gangguan ini sama-sama menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan baik bagi Mama maupun si kecil.
Postpartum depression dan baby blues syndrome terjadi karena adanya perubahan hormon mendadak di dalam diri Mams. Saat kehamilan, terjadi peningkatan tinggi hormon estrogen dan progesteron Mama. Setelah melahirkan, level hormon estrogen masih tinggi sedangkan hormon progesteron menurun. Dominasi hormon estrogen dapat menyebabkan hypothiroidism yang berakibat Mama mudah lelah.
Selain itu, keadaan “belum siap” sebagai Mama dan menerima kehadiran si kecil juga sebagai penyebab dari terjadinya gangguan mood ini pada Mams setelah melahirkan. Tapi tidak semua Mama mengalami gangguan mood ini dan tingkat perubahan mood ini berbeda-beda antara Mama yang satu dengan yang lainnya.
Mama Papa Harus Tahu
80% Mama yang baru melahirkan, mengalami baby blues syndrome dan 10% mengalami postpartum depression
Kemiripan Gejala Postpartum Depression dan Baby Blues Syndrome
Postpartum depression dan baby blues syndrome memiliki gejala yang hampir sama, Mams. Keduanya sama-sama akan menimbulkan gangguan mood pada Mama. Gejala-gejala tersebut dapat berupa:
- Mama kehilangan semangat dan kesenangan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari atau hobi
- Mams mengalami kecemasan dan kekhawatiran terus-menerus tidak bisa menjadi Mama yang baik
- Ada rasa bersalah, tidak berguna, sering menyalahkan diri sendiri, mood labil, dan mudah marah
- Susah tidur
- Mama akan mengalami kesedihan yang mendalam dan tidak mengetahui secara jelas penyebabnya
- Makan dalam porsi yang lebih sedikit dari biasanya
Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan antara baby blues syndrome dan postpartum depression. Dengan mengetahui perbedaan kedua gangguan ini, Mama dan Papa diharapkan dapat lebih mempersiapkan kehadiran si kecil dengan baik dan Papa bisa lebih mendukung Mama.
Baca Juga: Apa Itu Sindrom Baby Blues? Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues Syndrome
Gejala
Dari segi gejala, baby blues syndrome memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan postpartum depression. Pada baby blues syndrome, tidak ada pikiran-pikiran menyeramkan ataupun keinginan untuk melukai si kecil, Mams.
Gejala-gejala dari baby blues syndrome akan mulai tampak pada hari ketiga dan keempat setelah melahirkan dan akan berakhir dalam 1-7 hari. Biasanya gejala akan berhenti dalam dua minggu setelah melahirkan.
Namun, Mama dan Papa harus waspada apabila gejala baby blues syndrome tidak membaik dalam waktu dua minggu. Kemungkinan Mams akan mengalami postpartum depression.
Sedangkan postpartum depression memiliki gejala yang lebih berat (gabungan perubahan fisik, emosi, dan perilaku). Mama akan memiliki pemikiran-pemikiran yang menyeramkan serta memiliki keinginan untuk melukai si kecil karena rasa kekhawatiran yang berlebih.
Selain itu, tingkat kehilangan harapan sangat tinggi pada postpartum depression sehingga Mama lebih mudah memiliki pikiran untuk bunuh diri. Gejala postpartum depression biasanya akan terjadi dalam empat minggu setelah melahirkan si kecil, Mams.
Kadang Mama akan membantah telah mengalami gangguan mood setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena stigma di masyarakat bahwa sudah sewajarnya Mama mengalami kelelahan atau stres setelah melahirkan. Ini menyebabkan penanganannya sering terlambat.
Lama Penyakit
Baby blues syndrome hanya berlangsung dalam waktu singkat. Biasanya sindrom ini terjadi selama dua minggu. Sedangkan postpartum depression berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Apabila tidak mendapatkan pengobatan, depresi ini akan berlanjut pada gejala psikosis, Mams.
Gejala psikosis sendiri akan mengarah pada gejala halusinasi, ilusi, dan delusi yang dapat membahayakan Mama, si kecil, dan keluarga.
Dengan begitu, gangguan mood ini menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial, aktivitas sehari-hari, dan hubungan Mams dengan si kecil dan keluarga.
Baca Juga: Bahaya Depresi Pasca Melahirkan
Penanganan
Dari segi penanganan yang diberikan, kedua gejala ini memiliki cara penanganan yang berbeda. Baby blues syndrome dapat sembuh sendiri. Namun, dukungan dari keluarga sangatlah penting dalam kesembuhan baby blues syndrome.
Beda halnya dengan postpartum depression, pengobatan dengan antidepresan sangat diperlukan. Tidak hanya itu, konseling dengan psikolog maupun dokter kejiwaan sangatlah dibutuhkan.
Pada postpartum depression, diperlukan pengawasan optimal terhadap keinginan bunuh diri, tidak mengacuhkan si kecil, dan gejala mengarah ke psikosis.
Dari semua penanganan yang dapat diberikan, deteksi dini sangat penting, Mams. Apabila gangguan mood ini dapat diketahui lebih dini, maka penanganan yang lebih cepat dapat diberikan.
So, itu tadi perbedaan antara baby blues syndrome dan postpartum depression ya Mams. Dukungan keluarga tetaplah yang utama. Dan jangan ragu-ragu untuk mendapatkan konseling dari dokter umum, psikolog, maupun dokter kejiwaan. Semoga informasi ini berguna bagi Mama dan Papa.
Baca Juga: Paps, Bantu Mama Atasi Baby Blues Syndrome Sebelum Berbahaya!