Hai Mampaps! Pernapasan adalah suatu kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan setiap orang. Pernapasan ini menjadi kebutuhan yang hakiki.
Ada empat hal yang dinilai dalam pola pernapasan yaitu frekuensi, irama, kedalam, dan usaha. Bila dari keempat hal ini ada yang lewat dari normal, maka akan menyebabkan pola pernapasan yang patologis atau abnormal.
Begitu juga bagi si kecil yang baru lahir Mampaps, proses bernapas adalah sesuatu yang baru. Pada si kecil yang baru lahir dikenal dengan pernapasan periodik, yakni napas yang secara bertahap menjadi semakin cepat dan dalam.
Lalu menjadi semakin lambat dan dangkal, kemudian berhenti sebentar selama sekitar 15 detik, dan lalu dimulai lagi dengan napas dalam secara perlahan.
Baca Juga : Jangan Khawatir Nafsu Makan Anak Turun! Inilah Dia Sebabnya
Kondisi ini adalah normal dan akan berkembang menjadi pola pernapasan yang lebih matang di beberapa bulan pertama usia si kecil.
Mari Mampaps kita pelajari kondisi-kondisi yang biasa dijumpai oleh Mampaps pada si kecil baru lahir.
Napas Tidak Teratur
Pernapasan normal pada si kecil baru lahir dengan anak-anak biasa bahkan pada orang dewasa memang berbeda. Si kecil baru lahir akan bernapas lebih cepat dan tidak teratur.
Pada si kecil yang baru lahir kadang memang ditemukan pola napas yang normal, kemudian bisa saja berubah menjadi pola pernapasan yang cepat, hal ini bisa dianggap normal. Normalnya pada si kecil yang baru lahir frekuensi napas sekitar 40 – 60 kali dalam permenit.
Ada saatnya ketika si kecil menangis, maka pernapasannya akan meningkat menjadi 60 kali permenit. Si kecil akan terlihat seperti terengah-engah.
Ketika Mampaps mencoba menenangkannya kemudian si kecil diam dan lebih tenang maka pola pernapasannya pun akan kembali normal.
Lebih Sering Bersin
Pada si kecil yang bersin Mampaps tak perlu terlalu khawatir. Hal ini bisa saja normal karena pada si kecil yang baru lahir mempunyai ukuran saluran nafas yang masih kecil.
Bersin pada si kecil merupakan suatu kondisi untuk membersihkan saluran pernapasannya. Saluran nafas si kecil mudah sekali bereaksi dengan benda-benda asing seperti asap, debu, ataupun bahan-bahan alergi lainnya.
Oleh karena itu Mampaps tak heran jika si kecil mudah sekali bersin. Sebaiknya Mampaps selalu menghindari si kecil dari benda-benda asing tersebut.
Hidung Tersumbat
Pada si kecil yang baru lahir memang masih mempunyai sistem imunitas yang rendah. Sehingga si kecil mudah sekali terinfeksi virus yang menyerang hidung dan tenggorokan.
Begitu juga dengan refleks pernapasan si kecil yang belum sempurna, sehingga jika terdapat lendir di mulut atau di hidung, si kecil masih sulit untuk mengeluarkannya.
Pada saat si kecil menangis produksi lendir akan semakin bertambah sehingga akan memperberat sumbatan di hidung si kecil.
Mama dapat terus menyusui memberikan ASI untuk meningkatkan sistem imun si kecil.
Nafas yang ribut / “Grok-grok”
Banyak sekali Mampaps yang beranggapan ketika si kecil mengeluarkan bunyi nafas yang ribut seperti bunyi “grok-grok”, dikarenakan petugas kesehatan tidak membersihkan saluran pernapasannya dengan baik saat si kecil lahir .
Padahal Mampaps hal ini terjadi karena ukuran diameter saluran nafas si kecil sampai usia 6 bulan masih relatif sempit.
Si kecil cenderung memproduksi banyak air liur dan lendir yang tidak langsung ditelannya. Melainkan si kecil akan mengumpulkannya di mulut.
Sehingga ketika udara melewati saluran nafas yang sempit ini, ditambah lagi jika pada si kecil terdapat lendir, meskipun tidak banyak, maka akan menghasilkan bunyi suara yang nyaring seperti bunyi “grok-grok”.
So Mampaps, jadi jelas tidak ada hubungannya antara bunyi nafas yang ribut dengan proses pembersihan lendir saat si kecil lahir.
Cegukan
Cegukan atau hiccup atau dalam bahasa medisnya disebut singultus adalah kontraksi tiba-tiba yang tak disengaja pada diafragma (sekat pada rongga dada).
Akibat kontraksi tersebut akan timbul hisapan udara secara mendadak masuk ke dalam paru melewati ruang antara pita suara (glotis), sehingga menyebabkan terjadinya suara hik yang khas.
Kontraksi yang tiba-tiba tersebut terjadi akibat adanya rangsangan pada diafragma seperti makan terlalu cepat, minum air terlalu dingin, tertawa atau batuk saat makan dan minum.
Tak perlu khawatir Mampaps karena cegukan dapat hilang sendiri. Namun jika cegukan berlangsung lebih dari satu jam sebaiknya Mampaps berkonsultasi dengan dokter.
Kondisi-kondisi di atas memang sering sekali Mampaps temukan pada si kecil yang baru lahir.
Mampaps perlu diperhatikan jika merasa si kecil telah berhenti bernafas atau sekedar ingin memastikan, sentuh atau angkat sedikit tubuhnya dan lihat responnya.
Gosok punggungnya dengan cepat atau tepuk kakinya. Jika tidak ada respon, si kecil mungkin mengalami yang disebut henti nafas (apnea) kondisi ini Mampaps harus cepat membawa si kecil ke dokter.
Selain itu ada juga kondisi yang harus Mampaps waspadai ketika melihat pola nafas si kecil tidak seperti biasanya, seperti :
- Bunyi nafas yang merintih seperti kelelahan bernafas
- Ada bantuan otot-otot nafas ketika si kecil menarik nafas
- Ada gerakan cuping hidung yang kembang kempis selama si kecil bernafas
- Frekuensi nafasnya melambat, bibir dan muka ikut membiru yang menandakan kurang oksigen
Baca Juga : Bayi Susah Tidur? Mungkin Telinganya Sedang Infeksi!
Hal-hal inilah Mampaps harus cepat tanggap untuk membawa dan berkonsultasi ke dokter. Sudah jelas Mampaps? Jika masih bingung boleh konsultasikan lebih lanjut.