Di balik pemahaman kita mengenai perbedaan psikolog dan psikiater yang tidak semua paham. Belum lama ini seorang selebgram, Revina Violetta Tanamal di akun instagram milik pribadinya @revinavt mengungkapkan kegelisahannya mengenai gelar psiklogi atan nama akun instagram @dedysusantopj. Pada kolom bio di instagramnya, Dedy menyebut dirinya sebagai “doktor psiologi, trainer motivasi berbasis terapi psikologis, detox kesedihan terpendam dari masa lalu”. Ia juga memiliki chanel youtube yang bernama KuliahPsikologiTV.
Awal mula kecurigaan Revina muncul ketika Dedy megajak Revina collabs. Meskipun sudah menerima tawaran collabs tersebut, namun Revina tetap mencari informasi mengenai kredibilitas Dedy Susanto sebagai doktor Psikologi. Menariknya, Revina tidak menemukan Dedy Susanto dalam deretan nama Psikolog atau Psikoterapis alias tidak terdaftar, bahkan Dedy tidak memiliki lisesnsi untuk membuka praktik. Dari kasus inilah Revita menghimbau agar semua orang aware terhadap kredibilitas praktisi yang hendak dijadikannya sebagai tempat konsultasi.
Perbedaan Psikolog dan Psikiater
Melihat adanya kasus mengenai @revinavt dan @dedysusantopj tersebut, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa perbedaan psikolog dan psikiater sebelum memutuskan untuk berkonsultasi ataupun mengikuti seminar serupa. Meskipun terkesan sama, namun psikolog ternyata berbeda dengan psikiater lho. Apa sih bedanya?
Baca juga: Waspada Pedopilia, Ancaman Bahaya Saat Mama Unggah Foto Anak di Media Sosial!
Psikolog adalah….
Berbeda dengan psikiater yang harus melalui masa pendidikan selama kurang lebih delapan tahun untuk mendapatkan gelarnya, psikolog hanya perlu menempuh pendidikan S1 di Fakultas Psikologi. Namun, hal ini tidak berarti seorang lulusan S1 psikologi langsung bisa membuka praktik, melainkan harus melanjutkan program profesi agar dapat membuka praktik.
Terkesan sama sebab ada beberapa bidang yang berkaitan. Misalnya, psikologi klinik yang juga menangani masalah mental atau kejiwaan, mendiagnosis serta melakukan psikoterapi. Itulah mengapa psikolog dapat bikatakan kompeten untuk melakukan serentetan tes psikologi. Hal tersebut akan diinterpretasikan sebagai jawaban dari kondisi kejiwaan yang sedang dialami oleh pasien.
Dalam hal ini, termasuk juga tes kepribadian, tes IQ, minat bakat, dan sebagainya. Meskipun demikian, seorang psikolog tidak dapat wewenang untuk membuat resep obat, melainkan fokus pada terapi psikososial yang akan berpngaruh terhada perilaku, emosi serta pikiran pasien.
Baca juga: Pola Komunikasi Intim Pasangan Bersama Coach Lex dePraxis
Psikiater adalah….
Psikiater merupakan spesialisasi dari bidang ilmu kedokteran. Seorang psikiater haruslah menempuh gelar S1 kedokterannya terlebih dahulu. Setelah mendapatan gelar sebagai dokter umum, barulah ia melanjutkan pendidikannya untuk pelatihan residensi yang berlangsung selama empat tahun dalam idang psikiatri. Ketika sudah lulus residensi, Psikiater akan memiliki gelar dokter dan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa).
Seorang psikiater dapat mendiagnosis dan melakukan perawatan terhadap pasien dengan kondisi psikologis yang cukup rumit, seperti halnya gangguan bipolar. Tahukah kamu bahwa di negara maju psikiaterlah yang secara legal dan klinis akan bertanggung jawab atas kesehatan mental pasien?
Psiakiater dapat memberikan resep serta terapi obat, pemeriksaan fisik dan laboratorium, terapi stimulasi otak, sesuai dengan kebutuhan para pasien. Oleh sebab itu, seorang psikiater memiliki keahlian dalam menentukan diagnosis dan tipe pengobatannya.
Tidak Hanya Masalah Gelar, Dedy juga Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Pasien
Dalam kasus yang telah disinggung di awal tulisan mengenai Revina dan Dedy, masalah bukan hanya terkait gelar Dedy yang mencurigakan, melainkan praktik Dedy yang menyimpang hingga terjadi pelecehan seksual. Padahal, Dedy sudah cukup terkenal dengan followers instagram yang mencapai 645 ribu. Hal ini semakin menyadarkan kita bahwa memilih seorang psikolog bukan dilihat dari popularitas saja.
Baca Juga: Mengenalkan Pendidikan Seksual Pada Anak? Ini Dia 3 Alasan Penting!
Revina banyak menerima laporan dari mantan pasien yang pernah diajak terapi secara privat di hotel ataupun tempat penginapan lainnya. Dari semua pelaporan, modusnya sama yakni diajak terapi privat dalam satu kamar dan hanya berdua. Bahkan, Dedy menolak pasien yang ingin mengajak kakaknya untuk menemaninya terapi di kamar tersebut.
Bukan berarti tidak merasa janggal dan risih, namun kebanyakan diantara korban takut untuk berontak saat Dedy Susanto melakukan pelecehan sksual tersebut. Berawal dari pembahasan masalah hingga cara relaksasi yang mengarah pada hubungan intim. Meskipun demikian, sebagian calon korban ada yang berhasil kabur dan meninggalkan ruangan yang digunakan untuk terapi privat tersebut. Mencuatnya kabar ini juga membuat salah satu korban Dedy berinisiatif untuk membuat akun @korbandedysusanto dan mengunggah bukti-bukti pelecehan seksual yang telah dilakukan oleh Dedy.
Tips Memilih Psikolog Terpercaya
- Memeriksa kredibilitas psikolog dengan cara menelusuri gelar. Seorang psikolog yang membuka praktik pasti telah menempuh studi yang memenuhi persyaratan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Sebagai calon pasien, sebaiknya kamu double check untuk mengetahui secara pasti mengenai kredibilitas psikolog tersebut.
- Memeriksanya keanggotaannya di himpunan dan asosiasi profesi psikolog seperti HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) di anggota.himpsi.or.id , IPK (Ikatan Psikolog Klinis), atau APIO (Asosiasi Psikologi Indstri dan Organsasi).
- Menelusuri lisensi. Seorang Psikolog yang membuka praktik harus mengantongi Surat Izin Praktik Psikolog (SIPP). Surat tersebut diterbitkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan-RB).