Banyaknya korban yang tumbang akibat wabah virus corona (COVID-19) membuat masyarakat semakin waspada dan cepat tanggap saat terjadi masalah kesehatan di sekitarnya. Meskipun banyak juga pasien positif corona yang tidak mengalami gejala apapun, beberapa gangguan kesehatan pada tubuh dapat dicurigai sebagai tanda adanya infeksi virus yang berasal dari Wuhan ini. Beberapa penyakit memiliki tanda yang mirip dengan infeksi virus corona terhadap tubuh. Salah satunya adalah gejala pneumonia.
Memiliki gejala yang sama, Mampaps perlu tahu perbedaan diantara keduanya. Virus corona dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru atau dalam dunia medis disebut juga dengan istilah pneumonia. Di tengah masyarakat, pneumoni lebih dikenal dengan istilah paru-paru basah. Namun, tahukah Mams bedanya gejala pneumonia dengan COVID-19?
Baca Juga: Wajib Tahu Perbedaan Tanda Virus Corona dan Flu Biasa!
Perbedaan Gejala Pneumonia dengan COVID-19
Penyebab
Agus Dwi sebagai dokter spesialis paru menyebutkan bahwa pneumonia biasanya disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), yakni bagian hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut terus meradang hingga menjalar ke sistem pernapasan bawah (paru-paru di bagian alveoli).
dr. Agus pun mengatakan bahwa ISPA biasanya disebabkan oleh beberapa virus. Virus tersebut adalah influenza virus, rhinovirus dan coronavirus jenis lain. Beberapa kasus pneumonia juga disebabkan oleh adanya bakteri atau jamur pada paru-paru. Sedangkan COVID-19 yang memperlihatkan gejala pneumonia dan ISPA disebabkan oleh novel corona virus [2019-nCoV].
Gejala Pneumonia dan Covid-19
Pneumoni yang disebabkan oleh novel corona virus (2019-nCov) ini baru akan menunjukkan gejala setelah virus mengalami masa inkubasi selama 2 hingga14 hari. Gejala pneumonia yang biasanya nampak pada pasien virus corona yakni demam, pilek, flu, batuk, sakit kepala, diare hingga sesak napas. Sedangkan pada pasien dengan gejala pneumonia dari jenis virus lain tidak mengalami diare dan sesak napas.
Penyebaran
Berbeda dengan penumonia dari jenis virus lain, penyebaran virus corona terjadi sangat progresif. Sebab, infeksi virus lain dapat sembuh dengan sendirinya secara bertahap dengan bantuan daya tahan tubuh, hanya beberapa kasus yang dapat bertransformasi menjadi pneumonia. Maka, tak sedikit yang keliru membedakan gejala pneumonia pada umumnya dengan gejala covid-19.
Pengobatan
Pada pasien pneumonia, pengobatan yang diberikan biasanya berupa antibiotik atau antivirus untuk menghambat pertumbuhan virus yang dapat menjadi penyebab pneumonia. Sedangkan pada pasien COVID-19 belum terdapat obat khusus serta antivirusnya. Upaya tenaga medis dalam menangani pasien corona biasanya dengan melakukan mengurangi tingkat keparahan dan gejala yang timbul. Selain itu, peningatan daya tahan tubuh juga penting dalam hal menyembuhkan tubuh dari infeksi COVID-19.
Vaksin
Vaksin yang biasa digunakan untuk mencegah pneumonia adalan Vaksin PSCV13, Vaksin PPSV23 dan Vaksin Hib. Sedangkan pada virus corona belum ditemukan vaksin guna upaya pencegahan. Hingga saat ini, banyak ahli di dunia yang masih terus meneliti virus yang penyebarannya cepat ini. Selain untuk menemukan vaksinnya, penelitian juga digunakan untuk upaya penanganan serta pencegahan.
Baca Juga: Infeksi Saluran Napas Pada Si Kecil
Bagaimana dengan Bronkopneumonia?
Bronkopneumonia merupakan salah satu penyakit yang berasal dari jenis pneumonia. Jika pneumonia menyerang di bagian alveoli saja, bronkopneumonia menginfeksi pada bagian alveoli dan bronkus. Infeksi ini terjadi ketika kondisi daya tahan tubuh sedang menurun. Bakteri penyebab infeksi bronkopnemonia antara lain Streptococus pneumonia, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa.
Padahal, bakteri-bakteri yang sudah ada di dalam tersebut tidak menjadi penyakit ketika daya tahan tubuh sedang dalam kondisi normal. Tidak hanya bakteri, bronkopneumonia juga dapat disebabkan oleh adanya virus. Hal ini yang membuat bronkopenumonia dapat menular dari percikan bersin ataupun batuk pasien. Meskipun demikian, percikan cairan tubuh tersebut tidak langsung menjadi penyakit jika yang terpapar memiliki daya tahan tubuh yang baik.
Baca Juga: Penyakit Bronkopneumonia, Bronkiolitis, dan Bronkitis! Apa Sih Bedanya?
Hampir mirip dengan COVID-19, gejala pneumonia pada pasien bronkopneumoni seringkali dicurigai COVID-19. Hal ini membuat tenaga medis yang menanganinya pun menggunakan alat perlindungan diri (APD) lengkap, mengingat wabah COVID-19 sudah menyebar di tengah masyarakat. Namun, jangan khawatir Mams, meningkatkan daya tahan tubuh dapat menjadi salah satu cara pencegahan alami bronkopneumonia ataupun COVID-19 ini.
Ngeri yaaa… semoga anak dan keluarga kita selalu dilindungi dari segala penyakit