Si kecil tiba-tiba mengeluh sakit perut nih Mams. Mama dan Papa pasti khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada si kecil, bukan? Namun, tahukah Mampaps mengenai macam-macam sakit perut pada si kecil?
Sakit perut sangat sering terjadi pada si kecil. Mulai dari sakit perut dengan gejala ringan, sampai sakit perut yang tidak tertahankan. Terkadang juga si kecil merasakan sakit perut karena efek psikologis, misalnya saat takut, tegang atau karena tidak ingin melakukan sesuatu.
Akan tetapi, tidak jarang sakit perut merupakan tanda suatu penyakit yang serius terjadi di saluran cerna si kecil. Untuk itu, penting kiranya Mampaps mengetahui macam-macam sakit perut.
Mama Papa Harus Tahu
Sakit perut merupakan salah satu penyakit yang paling sering dialami si kecil. Karena perut berfungsi sebagai garis pertahanan pertama untuk sistem kekebalan tubuh. Di perut, terkandung asam hidroklorik, yang membantu untuk membunuh bakteri dan virus yang dapat masuk bersama makanan yang dimakan anak.
Gejala Sakit Perut pada Anak
Gejala dan tanda sakit perut pada si kecil sangat bervariasi, Mampaps. Berikut beberapa gejala dan tanda sakit perut yang dapat terjadi pada si kecil:
- Terdapat tanda-tanda dehidrasi pada si kecil. Si kecil sering rewel/gelisah, tampak lesu/kesadaran berkurang, mata cekung, mudah haus atau malah malas minum, air mata berkurang atau malah tidak ada, dan bibir kering.
- Si kecil dapat mengalami demam, kejang, muntah, susah buang angin, menangis keras, pucat, napas cepat dan dalam
- Tinja menjadi lunak, cair, atau mengeras selama beberapa hari
- Perut si kecil terasa melilit dan kembung
- Si kecil menekan perut yang terasa sakit dengan posisi membungkuk atau menarik kaki ke arah perut
Sakit perut ringan sangat sering terjadi pada si kecil, Mampaps. Biasanya sakit perut akan menghilang dalam hitungan jam. Beberapa macam sakit perut ringan yang biasanya terjadi pada si kecil diantaranya: Diare, Konstipasi, Disentri, Gastritis (naiknya asam lambung), Alergi makanan dan Keracunan makanan
Baca Juga: Pijat, Solusi Atasi Masalah Pencernaan pada si Kecil!
Sakit Perut yang Perlu di Waspadai
Selain gejala dan tanda yang sering terjadi seperti di atas, terdapat beberapa gejala dan tanda yang sangat perlu Mampaps waspadai. Biasanya sakit ini dikarenakan penyakit yang serius pada saluran cerna si kecil. Berikut gejala dan tanda yang perlu diwaspadai:
- Si kecil menekan perut kanan bawah karena nyeri sangat terasa pada perut kanan bawah
- Sakit perut terjadi selama 24 jam dan tidak kunjung menghilang, malah intensitasnya semakin bertambah
- Frekuensi muntah cukup sering dalam 24 jam
- Cairan Muntah berwarna hijau, khususnya pada bayi
- Muntah mengandung darah berwarna merah atau hitam
- Diare lebih dari tiga hari
- Diare disertai darah segar atau warna hitam
- Demam tinggi
- Terasa sakit pada buah zakar
- Sakit perut disertai nyeri saat buang air kecil
- Munculnya ruam pada kulit si kecil
Gejala diatas perlu diwaspadai karena mengarah pada beberapa penyakit berat yang bisa dialami si kecil, seperti:
- Apendisitis akut (radang usus buntu)
- Ileus obstruktif (sumbatan pada saluran cerna)
- Ulkus gaster dan duodenum (tukak pada lambung dan usus halus)
- Kolesistitis (radang pada kandung empedu)
- Kolelitiasis (batu pada kandung empedu)
- Hernia inguinalis strangulata (terdapat puntiran pada usus yang menonjol ke arah perut bawah)
- Infeksi saluran kemih (nyeri pada kandung kemih)
- Chron’s disease (radang pada saluran cerna)
Apabila terdapat sakit perut yang berat dan gejala serta tanda yang perlu diwaspadai, Mampaps harus dengan segera membawa si kecil berobat ke dokter umum maupun dokter spesialis Anak.
Baca Juga: Selain Rewel, Ini Tanda Bayi Sakit Perut yang Sering Mama Hiraukan!
5 Macam Penyebab Sakit Perut Pada Si Kecil
Berikut akan dipaparkan 5 macam penyebab sakit perut yang paling sering dialami si kecil. Dengan mengetahui lebih dalam mengenai penyebab sakit perut, diharapkan Mama dan Papa tidak khawatir berlebihan dan bisa memberikan perawatan yang tepat untuk si kecil.
Diare
Apa sih yang dimaksud dengan diare, Mampaps? Diare merupakan perubahan konsistensi tinja si kecil yang terjadi secara tiba-tiba karena peningkatan kadar air dalam tinja. Kemudian, frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam dan berlangsung dalam 1-4 hari.
Definisi tersebut berlaku untuk bayi di atas 6 bulan ya Mams. Lalu, bagaimana dengan bayi baru lahir sampai usia 6 bulan? Nah, Mampaps, apabila si kecil buang besar lebih dari tiga kali dalam sehari dan konsistensi tinja lembek atau malah cair, masih dianggap normal selama berat badan tidak turun.
Biasanya penyebab diare pada si kecil adalah infeksi virus (rotavirus), bakteri (E.coli), parasit (cacing), dan jamur. Selain itu, diare juga dapat disebabkan oleh alergi susu sapi, alergi susu kedelai, dan makanan lain. Keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare pada si kecil, Mams.
Tidak hanya itu Mampaps, tidak dapat menyerap susu (intoleransi laktosa), karbohidrat, lemak, dan protein juga dapat menyebabkan diare.
Gejala dan tanda yang perlu diwaspadai selama diare, yakni tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, badan lemas, mual, muntah, si kecil rewel dan gelisah, merasa sangat haus, bibir kering), demam, kejang, perut kembung, dan tanda-tanda puntiran pada usus (pucat dan menangis keras).
Jika sudah ada tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut, Mampaps harus segera membawa si kecil ke fasilitas kesehatan terdekat.
Baca Juga: 5 Langkah Awal Yang Wajib Mama Lakukan Saat Diare Pada Anak!
Disentri
Pernahkah Mampaps mendengar disentri? Ya, disentri merupakan diare yang disertai darah. Penyebab penyakit ini yaitu bakteri Shigella sp.
Si kecil akan merasakan sakit perut, konsistensi tinja cair, dan sering buang air besar, disertai darah yang dapat dilihat dengan jelas. Nantinya, si kecil akan mendapatkan terapi antibiotik untuk mengobati penyakit ini, Mampaps.
Konstipasi
Si kecil susah buang air besar selama beberapa hari. Ini tanda bahwa si kecil mengalami konstipasi. Konstipasi merupakan kesulitan mengeluarkan tinja. Dimana frekuensi buang air besar hanya 3 kali dalam 1 minggu dan konsistensi tinja lebih keras dari biasanya. Penyakit ini dapat berlangsung selama dua minggu atau lebih, Mampaps.
Bentuk tinja bisa saja berbentuk bulat dan kecil seperti pelet atau kotoran kambing. Saat si kecil mengeluarkan tinja, si kecil merasakan sakit pada daerah anus.
Penyebab penyakit ini biasanya karena ada tumpukan tinja dalam saluran cerna, latihan defekasi yang salah, depresi, diet, malnutrisi, dan enggan buang air besar di sekolah.
Selain itu, penyakit di sekitar anus, seperti adanya benda asing atau sumbatan pada saluran cerna dapat menyebabkan konstipasi pada si kecil,
Nantinya si kecil akan diberikan obat, bisa dari mulut, atau dari anus, untuk melancarkan dan mengeluarkan tinja. Tidak hanya itu, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan penyebab konstipasi pada si kecil, Mampaps.
Baca Juga: Cara Efektif Atasi Bayi Sembelit
Apendisitis Akut (Radang Usus Buntu)
Mampaps pasti sudah sering mendengar usus buntu, bukan? Nah, usus buntu atau dalam dunia medis dikenal dengan apendisitis akut merupakan peradangan yang terjadi pada usus buntu/apendiks versiformis.
Apendiks ini merupakan salah satu organ yang berperan dalam sistem imun tubuh dengan mengeluarkan imunoglobulin A saat masih kecil. Namun, apabila dilakukan operasi atau pemotongan pada apendiks, sistem imun tubuh si kecil tidak akan bermasalah, Mampaps.
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh penyumbatan rongga usus buntu oleh tinja, benda asing, atau parasit. Selain itu, apabila terdapat massa di luar usus buntu yang menekan usus buntu dari luar, hal ini juga akan menyebabkan peradangan pada usus buntu si kecil.
Si kecil akan mengalami nyeri perut bagian tengah yang akan berpindah ke bagian kanan bawah. Tidak hanya itu, si kecil juga akan mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, dan badan lemas.
Nantinya si kecil akan diperiksa menggunakan ultrasonografi, Mampaps. Pemeriksaan lain berupa laboratorium, dan pemeriksaan urin si kecil.
Satu-satunya terapi pada si kecil yang mengalami apendisitis adalah apendektomi (operasi pada usus buntu) dengan cara memotong usus buntu yang mengalami radang.
Gastritis
Nah, Mams, biasanya si kecil mengeluh sakit perut di bagian tengah atas atau kanan atas. Sakit dirasakan hilang timbul. Mampaps patut curiga bahwa si kecil mengalam gastritis atau yang sering disebut dengan penyakit maag.
Penyakit ini terjadi karena peningkatan asam di lambung. Peningkatan asam di lambung bisa disebabkan oleh pola makan yang salah dan infeksi bakteri Helicobacteri pylori.
Si kecil akan mengalami rasa melilit di perut, mual, dan perasaan tidak nyaman di daerah ulu hati yang membaik setelah makan atau malah memburuk setelah makan.
Nantinya akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk melihat apakah benar ada infeksi Helicobacter pylori pada lambung si kecil. Jika ada, maka si kecil akan diberikan antibiotik dan obat untuk menekan asam lambung.
Baca Juga: Wajib Harus Tahu! Penyakit yang Jarang di Dengar Tapi Bisa Berbahaya
So, Mampaps, itu tadi beberapa penyakit yang paling sering menyebabkan sakit perut pada si kecil. Untuk itu, tidak ada salahnya membawa si kecil berobat ke dokter umum maupun dokter spesialis Anak untuk mengetahui penyebab pasti dari sakit perut yang dialami si kecil.
Hindari makanan pedas, obat-obatan sembarangan, teh, kopi, atau susu untuk sementara waktu. Usahakan Mampaps memberikan makanan dengan gizi seimbang pada si kecil. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Mampaps dan si kecil.