Mampaps, saat pertama si kecil sakit, pastinya Mampaps panik bukan kepalang ya. Apalagi jika si kecil adalah anak pertama. Saat si kecil sakit, Mampaps adalah ‘dokter’ pertama yang harus memeriksa keadaannya. Karena itu penting sekali bagi Mama Papa untuk mengetahui penyakit umum yang sering dialami anak. Bukan untuk menggantikan peran dokter memberikan resep obat, tapi untuk memantau dan melakukan tindakan yang tepat saat si kecil sakit.
Berikut 5 jenis penyakit yang paling umum sering diderita si kecil sehari-hari yang wajib Mama Papa ketahui:
1. Demam
Demam dalam bahasa medisnya dikenal dengan febris. Demam adalah keadaan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu suhu tubuh di atas 38º Celsius.
Penyebab:
Biasanya demam bisa disebabkan karena adanya infeksi, bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, peradangan, dan heat stroke.
Heat stroke ini terjadi ketika tubuh terkena paparan suhu udara luar sangat panas diluar batas toleransi tubuh. Karena tubuh mengalami peningkatan suhu secara cepat dan tidak dapat mendinginkannya segera, memicu tubuh memberikan reaksi rasa panas tersebut.
Gejala:
Gejala yang akan timbul bervariasi, berbeda-beda setiap anak. Perbedaan tersebut tergantung dari apa yang menyebabkan demam. Beberapa gejala demam / febris yang wajib Mampaps ketahui yaitu:
Demam (suhu tubuh meningkat), mengigil, tubuh mengeluarkan keringat, si kecil rewel dan gelisah, serta si kecil menjadi sulit makan dan minum.
Penanganan:
Jika si kecil di rumah mengalami demam, sebaiknya si kecil beristirahat. Bantu mengompreskan kepala dan daerah-daerah lipatan lainnya dengan kompres hangat untuk membantu menurunkan panas si kecil. Anjurkan si kecil untuk banyak-banyak minum dan tetap Mams juga harus memperhatikan asupan makanan si kecil.
Mampaps bisa memberikan obat penurun panas jika panas si kecil sudah terlalu panas dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan si kecil.
Kapan Harus ke Dokter:
Jika panas si kecil tidak turun-turun Mampaps harus cepat tanggap untuk membawanya ke dokter terdekat. Biasanya dokter akan memberikan obat penurun panas melalui dubur si kecil dengan tujuan agar panas si kecil cepat turun dan menghindari kejang demam.
Baca Juga: Cara Alami Turunkan Demam Pada Anak
2. Batuk-Pilek
Selain demam, batuk dan pilek merupakan penyakit yang paling sering dialami si kecil setiap harinya. Anak kecil lebih beresiko terkena batuk pilek karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.
Batuk merupakan reaksi tubuh untuk mengeluarkan partikel asing dari saluran pernafasan dan mencegahnya masuk lebih dalam. Sedangkan pilek merupakan infeksi ringan pada hidung, saluran pernafasan atas serta tenggorokan.
Penyebab:
Penyebab yang paling umum karena anak terinfeksi virus, namun juga bisa dikarenakan oleh alergi.
Gejala:
Batuk dan pilek biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam sedang, sering bersin, hidung yang berair, sakit tenggorokan, hingga rasa nyeri di sekujur tubuh.
Penanganan:
Batuk pilek ini sebenarnya dapat sembuh sendiri dan hanya memerlukan perawatan suportif (self limited disease). Seiring dengan meningkatnya daya tahan butuh si kecil, batuk pilek akan hilang dengan sendirinya. Untuk mempercepat penyembuhannya Mampaps bisa memberikan air putih dengan porsi lebih banyak dari biasanya. Kemudian, ajak si kecil istirahat cukup agar daya tahan tubuhnya cepat pulih.
Jika Mampaps ingin memberikan obat, Mampaps bisa memberikan obat pelega tenggorokan dan pereda batuk dengan obat yang aman. Perlu Mampaps ingat antibiotik sebenarnya tidak perlu diberikan, karena antibiotik lebih efektif untuk mengobati bakteri, bukan virus.
Mama Papa Harus Tahu
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat memberikan lebih banyak bahaya daripada manfaatnya. Antibiotik bisa menimbulkan efek samping seperti diare, tubuh kebal terhadap antibiotik serta alergi.
Kapan Harus Ke Dokter
Mampaps harus memperhatikan dan mengawasi bila dalam seminggu tidak kunjung sembuh, warna bibir membiru, tidak mau menyusu dan makan, adanya napas cepat atau kesulitan bernapas. Segera bawa si kecil ke dokter ya.
Baca Juga: Batuk Itu Tidak Semua Sama Loh, Yuk Kenali 7 Jenis Batuk Ini!
3. Diare
Diare adalah defekasi dengan feses cair atau lembek dengan/tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari yang berlangsung kurang dari 14 hari.
Penyebab:
Diare kebanyakan disebabkan oleh virus, bisa juga disebabkan oleh bakteri. Selain itu, penyebab diare bisa juga dari alergi, atau keracunan makanan.
Gejala:
Gejalanya terlihat ketika si kecil buang air besar lebih sering dan berbentuk cair.
Penanganan:
Mampaps bisa memberikan oralit setiap kali si kecil BAB cair. Manfaatnya untuk rehidrasi si kecil sehingga si kecil tidak kekurangan cairan (dehidrasi).
Tidak semua penderita diare membutuhkan obat-obatan, termasuk antibiotik. Antibiotik dapat membantu mengobati diare yang disebabkan oleh bakteri atau parasit jahat (anti parasit). Namun, jika penyebab diare adalah virus, maka antibiotik tidak diperlukan.
Kapan Harus Ke Dokter:
Mampaps harus tahu alarm sign yang harus selalu di pantau pada si kecil seperti keadaan umum mulai dari gelisah, cengeng, rewel, letargi, tampak sakit berat, status dehidrasi. Jika si kecil mengalami gejala diatas, jangan terlambat membawa si kecil ke dokter.
Baca Juga: Anak Diare? Yuk Kenali Dulu Apa Penyebabnya!
4. Amandel / Tonsilitis
Amandel/tonsillitis adalah peradangan yang terjadi pada tonsil si kecil.
Penyebab:
Amandel ini paling banyak disebabkan oleh virus, terutama pada si kecil berusia kurang dari 3 tahun (prasekolah), dan sisanya disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini biasanya menular melalui udara, tetapi bisa juga menular melalui lingkungan sekitar.
Gejala:
Urutan tanda dan gejalanya: biasanya si kecil akan mengeluhkan nyeri kepala, demam tinggi hingga mencapai suhu 40º C, batuk, pilek, suara serak, nyeri perut, muntah, dan sebagainya.
Kemudian dokter akan memulai dengan pemeriksaan tenggorokan, biasanya akan di temukan peradangan dan pembengkakan pada daerah tonsil.
Penanganan:
Biasanya amandel ini akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu lebih kurang satu minggu. Ajak si kecil untuk perbanyak minum air putih dan perbanyak makan vitamin C.
Obat yang diberikan biasanya bersifat untuk mengurangi gejala-gejala yang timbul, misalnya parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa nyeri. Jika amandel disebabkan oleh bakteri, pengobatan dapat disertai dengan antibiotik
Kapan Harus Ke Dokter:
Ketika si kecil memperlihatkan gejalanya timbul lebih berat, demam tinggi dengan nyeri tenggorokan berat, tanpa gejala batuk, dan amandel terlihat sangat merah (cherry red) dan di permukaan amandel terlihat bercak-bercak putih maka Mampaps dianjurkan untuk konsultasi dan berobat ke dokter ya.
Baca Juga: Ciri-ciri Penyakit Amandel Sering Terjadi, bisa berbahaya!
5. Mimisan/Epitaksis
Mimisan merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan Mampaps yang memiliki anak yang berusia 2 hingga 10 tahun.
Epitaksis atau mimisan adalah pendarahan yang terjadi dari hidung. Pada anak, mimisan paling mudah terjadi karena pembuluh darah di hidung masih sangat rapuh dan mudah pecah.
Penyebab:
Untuk penyebabnya dibagi menjadi 2 yakni penyebab mimisan akibat lokal (kelainan bentuk, adanya trauma, peradangan pada daerah hidung, peradangan, tumor, dll). Dan bisa juga diakibatkan oleh adanya penyakit sistemik (hipertensi, penyakit kelainan darah, pengaruh suhu, dll)
Gejala:
Darah dapat keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang mengalaminya sebentar, ada juga yang sampai 10 menit lamanya.
Penanganan:
Mampaps bisa menurunkan/tundukkan kepala si kecil kemudian tekan pangkal hidung untuk menghentikan pendarahan. Tekan hidung bagian depan secara pelan selama 5-10 menit. Bisa juga Mampaps lakukan kompres dengan air dingin pada pangkal hidung untuk memperlambat pendarahan.
Untuk obat-obatan sebenarnya penyakit ini dapat sembuh sendiri. Obat-obatan sebenarnya hanya bersifat suportif. Jika si kecil mengeluh nyeri atau sampai demam Mampaps dapat memberikan obat penurun panas atau ibuprofen. Pastikan agar si kecil tidak mengorek hidungnya setelah darah pada hidung kering karena cenderung akan menyebabkan pembuluh darah pecah kembali.
Kapan Harus Ke Dokter:
Jika mimisan tidak berhenti dengan penekanan, menyebabkan si kecil menjadil pingsan, mimisan berulang dalam jangka waktu yang lebih lama, Mampaps dapat langsung membawa si kecil ke dokter terdekat agar si kecil mendapatkan penanganan selanjutnya. Juga apabila mimisan tak kunjung berhenti lebih dari 30 menit.
Baca Juga: Cara Hentikan Anak Mimisan dengan Cepat
Nah Mampaps, jenis penyakit diatas sering sekali dialami si kecil sehari-hari. Mampaps bisa lakukan apa yang bisa dilakukan di rumah. Tapi ingat, jika keadaan dan kondisi si kecil tidak membaik atau malah bertambah berat Mampaps sangat dianjurkan untuk berobat dan berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: Wajib Harus Tahu! Penyakit yang Jarang di Dengar Tapi Bisa Berbahaya