Di era new normal ini, pemerintah mengharuskan masyarakat untuk menggunakan masker ketika keluar rumah. Namun, tahukah Mams bahwa tidak semua masker bisa menahan droplet? Belum lama ini ada pernyataan yang terlontar dari Satgas COVID-19 mengenai pemakaian masker scuba dilarang. Mengapa demikian?
Penggunaan Masker Selama Pandemi
World Health Organization (WHO) telah mengumumkan anjuran menggunakan masker kepada masyarakat. Anjuran tersebut berlaku bagi masyarakat yang sedang sehat maupun sakit. Hal tersebut membuat produsen masker bedah sempat overload terhadap permintaan pasar sehingga masker bedah menjadi langka. Kemudian pemerintah mengumumkan kembali bahwa masker bedah diperuntukkan bagi tenaga medis. Sedangkan masyarakat bisa menggunakan masker kain tiga lapis. Masker kain tiga lapis dinilai efektif untuk menahan droplet sehingga mencegah COVID-19.
Semenjak itu, produsen masker kain pun berlomba-lomba membuat masker dengan berbagai bahan kain. Mulai dari katun oxford, hingga bahan masker scuba yang sedang booming.
Jenis-jenis Masker
Sebenarnya, masker memiliki jenis yang beragam. Namun berikut ini beberapa masker yang banyak digunakan di era new normal COVID-19.
- Masker N95
Biasanya digunakan oleh tenaga medis yang memiliki kemungkinan kontak dengan pasien COVID-19. Masker ini memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyaring virus. Meskipun demikian, penggunaannya tidak direkomendasikan bagi masyarakat sebab karet pada masker N95 terasa sangat kencang sehingga dapat membuat pusing penggunanya. Selain itu, menggunakan masker N95 seharian dapat membuat sesak karena filter yang sangat baik. Harganya pun lebih mahal dbanding harga masker lainnya dan hanya boleh sekali pakai.
- Masker filter udara 3M
Memiliki desain yang keren, masker 3M juga lebih aman dan nyaman. Namun kemampuannya dalam menyaring virus tidak lebih baik dibanding masker N95. Kekurangannya, harganya relatif mahal dan hanya untuk satu kali pemakaian.
- Masker Bedah/Surgical
Masker bedah memiliki harga yang relatif terjangkau, meskipun digunakan untuk satu kali pemakaian. Bahannya yang tidak terlau tebal membuat penggunakanya nyaman dan leluasa untuk bernapas. Memiliki kemampuan filtrasi yang lebih baik, masker ini disarankan untuk pasien atau seseorang yang mungkin kontak dengan pasien corona.
- Masker kain 3 lapis
Mudah didapatkan dipasaran atau bisa membuat masker kain di rumah. Mampu menyaring hingga 70 persen partikel. Meskipun demikian, masker kain tidak dapat menahan partikel yang berukuran sangat kecil sehingga penggunanya harus tetap menjaga jara sekitar 1-2 meter dengan lawan bicara.
- Buff/scuba
Masker scuba dinilai praktis karena desainnya yang pas dan trendy. Harganya pun sangat terjangkau dan bisa digunakan berulangkali setelah dicuci. Sayangnya, buff maupun scuba disebut-sebut hanya dapat menyaring hingga 5 persen debu, virus ataupun bakteri sehingga dinilai tidak efektif digunakan untuk mencegah COVID-19 di era new normal ini. Wah, pantas saja ya Mams penggunaan masker scuba dilarang.
Baca Juga: Si Kecil Enggan Menggunakan Masker? Ikuti Tips Ini, Yuk!
Pemakaian Masker Scuba Dilarang
Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito menggemparkan publik dengan pernyataan masker scuba dilarang. Pasalnya, ia mengatakan bahwa scuba dan buff tidak dianjurkan untuk digunakan dalam mencegh COVID-19, terutama ketika sedang di Kereta Rel Listrik (KRL). Hal ini disebabkan karena scuba dan buff hanya memiliki satu lapisan sehingga hanya memiliki efektivitas sekitar 5 persen dalam mencegah virus dan hal tersebut tidak disarankan penggunaannya.
Penggunaan masker scuba dilarang karena dinilai tidak maksimal dalam mencegah virus, pemerintah menyarankan masyarakat untuk meninggalkan jenis masker scuba ataupun buff. Namun, jika sudah terlanjur membelinya, bisa dibuat dua lapisan tambahan dari bahan katun di bagian belakang agar masker scuba tetap bisa dipakai dan memenuhi standar.
Dr Eng Muhamad Nasir selaku peneliti di LIPI pun memaparkan bahwa scuba dapat merenggang ketika dipakai. Hal tersebut membuat pori-pori besar sehingga debi bahkan virus dapat masuk.
Tidak hanya itu, peneliti dari Duke University di Carolina Utara (Amerika Serikat) juga berpendapat bahwa buff tidak efektif dalam menahan droplet sehingga virus tetap dapat masuk. Menurutnya, orang yang menggunakan buff akan lebih berisiko dbanding orang yang sama sekali tidak menggunakan penutup. Sebab droplet yang terperangkap pada buff dikhawatirkan akan menyerap ke permukaan bagian dalam dan langsung menempel pada mulut ataupun hidung pengguna buff. Nah, karena pemakaian masker scuba ini dilarang Mams bisa beralih menggunakan masker kain 2 atau bahkan 3 lapis.
Rekomendasi Masker Selain Scuba
Selain scuba, masker yang efektif untuk menahan droplet serta virus adalah masker kain 3 lapis. Masker ini mudah dicari dan dibuat sendiri di rumah. Jangan lupa mencucinya dengan sabun sebelum digunakan kembali.
Baca Juga: Tangkal Virus Corona, Haruskah Memakai Masker N-95?
Scuba memang masker yang dapat dibilang praktis, murah dan trendi. Belum lagi desainnya yang beragam sehingga membuat penampilan menjadi menarik. Meskipun demikian, kesehatan jauh lebih penting dari penampilan. Meskipun masker scuba dilarang, msker jenis lain pun masih banyak yang trendi ko Mams. Berperang melawan virus tidak harus selalu eye catching, bukan?