September 2020 lalu, muncul mutasi Covid B117 yang berasal dari Inggris! Berharap Indonesia tidak terpapar akan mutasi ini, namun kemarin Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengonfirmasi bahwa mutasi Covid B117 ini telah ditemukan di Indonesia Mampaps.
Kabarnya, mutasi Covid terbaru ini ditemukan pertama kali di Indonesia di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dante melaporkan, bahwa ada dua temuan kasus mutasi Covid B117 ini di Indenesia. Di mana kabarnya dua orang ini merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang, Jawa Barat. Dengan adanya temuan ini Dante mengatakan Indonesia akan menghadapi pandemi Covid-19 dengan tingkat kesulitan yang semakin berat.
Lalu, apa bedanya ya dengan Covid-19 sebelumnya? Dilansir dari beberapa sumber, mutasi Covid B117 ini 71% lebih menular ketimbang virus corona awalnya. Bahkan sangat berpotensi tinggi menularkan pada anak-anak dengan lebih cepat. Wah, semakin mengkhawatirkan ya Mampaps! Namun, kita harus tetap tenang untuk menghadapinya. Jangan panik dan tetap patuhi protokol kesehatan.
Baca Juga: Waspada Virus Nipah yang Lebih Mematikan dari Covid-19!
Varian Virus Covid Saat Ini
Sebelum mutasi Covid B117 ini muncul, ternyata ada juga varian baru dari virus yang saat ini penyebaran vaksinnya masih berlangsung dilakukan. Menurut para ilmuan, kemunculan strain-strain varian baru dari Covid-19 adalah salah satu cara virus berkembang dan bertahan hidup. Menurut beberapa penelitian, saat ini ada sekitar 4.000 varian Covid-19 di seluruh dunia loh Mampaps!
Nah, berikut adalah beberapa varian mutasi Covid-19 yang ditemukan dibeberapa negara dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):
Varian dengan Mutasi D614G
Menurut WHO, varian dengan mutasi D614G ini tidak berbahaya dari jenis sebelumnya. Virus ini bermutasi ini ditemukan pada akhir Januari dan awal Februari 2020. Menurut WHO, belum ada laporan yang menyatakan varian virus ini bisa memperparah penyakit atau mengganggu efektivitas vaksin.
Varian dengan Mutasi ‘Cluster 5’
Ditemukan pada Agustus 2020 di Jutlandia Utara, Denmark yang teridentifikasi di peternakan cerpelai. Menurut WHO, varian baru ini bisa mengakibatkan pengurangan netralisasi virus pada manusia, yang berpotensi menurunkan tingkat dan durasi perlindungan kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi alami.
Namun menurut penelitian, varian ini tidak menyebar seluas mutasi lainnya.
Varian dengan Mutasi 501Y.V2
Pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada 18 Desember 2020, di mana varian ini memiliki mutasi N510Y. Kabarnya, varian ini dapat meningkatkan penularan virus Covid-19 dengan cepat. Namun hingga saat ini WHO menyatakan belum ada bukti yang jelas bahwa varian baru ini bisa membuat penyakit yang lebih parah.
Varian dengan Mutasi P.1
Kabarnya varian ini terdeteksi pada Januari 2021 di Brasil, dan diduga memicu lonjakan penyebaran Covid-19 di negara ini. Bahkan di Jepang juga ada yang terinfeksi dengan jenis ini, yang ditemukan dari empat orang wisatawan yang baru pulang dari Brasil.
Varian dengan Mutasi L452R
Ini merupakan varian terakhir yang ditemukan pada awalnya di California dan negara bagian Amerika Serikat lainnya. Penelitian belum mengetahui secara detail mengenai virus satu ini, namun varian ini memiliki mutasi dominan pengikat reseptor protein lonjakan.
Baca Juga: Wow, Akhirnya Vaksin Covid untuk Lansia Bisa Diberikan!
Mutasi Covid B117
sumber gambar: thehealthexaminer.com
Menurut pantauan WHO, mutasi Covid B117 ini ternyata sudah menyebar di 60 negara nih Mampaps! Varian ini diyakini 70% lebih menular dan telah menyebar di Singapura, India, Malaysia, hingga Korea Selatan.
Dikutip dari kompas.com Mutasi SARS-CoV-2 itu disebutkan lebih menular disebabkan karena varian virus corona ini mengalami replikasi lebih cepat di dalam tenggorokan. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Birmingham Inggris menemukan, pasien dengan varian baru Covid B117, mempunyai viral load tinggi. Viral load yang lebih tinggi dapat menentukan tingkat penularan subjek dan kemampuan virus untuk ditularkan.
Penelitian mencoba untuk mencari tahu perbedaan gejala dari jenis mutasi Covid B117 dengan yang terdahulu, di mana menurut para pasien yang terinveksi varian baru mutasi Covid B117 gejala yang mereka alami saat terinveksi berbeda dari jenis lain. Adapun gejala yang mereka alami adalah:
- Merasa cepat lelah dan lesu
- Mengalami pusing yang disertai dengan rasa mual
- Merasakan nyeri pada otot-otot
- Mengalami radang tenggorokan
- Diare
- Konjungtivitis (mata merah)
- Mengalami perubahan warna (discolouration) pada jari tangan dan kaki
Dari beberapa gejala yang telah diteliti oleh sejumlah ahli menyebut, pergeseran gejala ini terjadi karena sifat varian yang lebih menular dan menyebar lebih cepat di tubuh.
Baca Juga: Gencar Mutasi Covid-19, 3M Tak Cukup!
Apa yang Harus Dilakukan?
Meski pemerintah Indonesia memberlakukan bahwa Warga Negara Asing (WNA) dari seluruh negara di larang masuk Indonesia pada pertengahan Januari 2021, namun upaya ini tentu akan menjadi percuma jika kita sendiri tetap saja melanggar aturan dan tidak mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan. Dengan begitu, varian mutasi Covid-19 seperti mutasi Covid B117 ini seakan tidak menjadi alasan virus ini masuk ke Indonesia.
Lalu apa nih yang harus kita lakukan agar tidak tertular dan dapat memutuskan mata rantai Covid-19 ini ya Mampaps? Salah satu upaya pemerintah yang harus kita dukung adalah tetap melakukan vaksinasi, menurut Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban tindakan vaksinasi tetap efektif terhadap varian baru mutasi Covid B117.
Selain itu, upaya kita untuk tetap membantu pemerintah dan masyarakat sekitar untuk melawan Covid-19 ini adalah mematuhi protokol kesehatan tentunya, seperti:
- Menggunakan masker
- Mencuci tangan pakai sabun
- Menjaga jarak agar tidak tertular Covid-19
- Membatasi mobilitas dan interaksi
- Menjauhi kerumunan
Nah, jika tidak ada keperluan mendesak ada baiknya untuk tetap di rumah saja ya Mampaps agar kesehatan keluarga tetap terjaga dengan baik dan terhindar dari penularan Covid-19 termasuk mutasi Covid B117 ini.