Produsen Food and Beverage seakan tak pernah kehabisan ide untuk meluncurkan produk makanan dan minuman terbaru. Meskipun sudah dinyatakan aman oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), namun masih banyak makanan dan minuman ringan tersebut yang menyebabkan dampak buruk bagi tubuh dalam jangka panjang. Sayangnya keberagaman produk dipasaran tidak jarang membuat banyak orang mendapat ide untuk membuatnya sendiri di rumah dengan tujuan lebih hemat, terutama jika minuman yang tidak sehat tersebut disukai Si Kecil. Apa saja minuman tidak sehat tersebut ya Mams? Seburuk apakah dampak mengkonsumsi minuman tidak sehat? Yuk cari tahu selengkapnya berikut ini.
Jenis Minuman Tidak Sehat
Banyak minuman yang terkesan sehat padahal membawa dampak buruk bagi tubuh di masa yang akan datang. Terutama jika minuman tersebut terbuat dari bahan alami, kebanyakan mindset orang tua langsung mengklaim bahwa minuman tersebut sehat. Ada beberapa jenis minuman tidak sehat yang harus Mampaps ketahui untuk menghindarinya dari Si Kecil, diantaranya:
1. Minuman dengan Kadar Gula Tinggi
Gula rasanya sudah menjadi candu bagi kebanyakan orang. Hampir semua orang menyukai rasa manis dari makanan dan minuman kekinian. Mulai dari soda, kopi kekinian, boba tea hingga coklat panas ternyata memiliki kadar gula yang tinggi lho Mams. Meskipun dapat menghilangkan stres dan membuat suasana hati menjadi baik, di dalamnya mengandung gula yang ternyata berisiko memicu beberapa penyakit tertentu.
Menyebabkan Diabetes
Penelitian di rumah sakit St. Michael’s Kanada mengemukakan bahwa minuman manis dapat memicu penyakit diabetes tipe 2 akibat kandungan fruktosa di dalamnya. Memang, fruktosa merupakan gula alami yang biasa terdapat dalam buah, sayur hingga madu. Fruktosa juga biasa terdapat di produk makanan dan minuman seperti sereal, kue-kue, soft drink sebagai “gula bebas”. Bentuknya dapat berupa gula halus, gula pasir hingga sirup jagung.
Di dalam tubuh, fruktosa diketahui dapat merangsang sel lemak. Jika tubuh terlalu banyak mengkonsumsi fruktosa, produksi hormon leptin yang bertugas mengatur asupan serta pengeluaran energi akan terganggu. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan terjadinya penumpukan lemak yang lebih cepat di dalam tubuh. Tidak heran jika orang yang terlalu sering mengkonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi akhirnya mengalami kegemukan hingga didiagnosa menderita diabetes. Meskipun demikian, dampak buruk ini tidak terjadi jika fruktosa didapat tubuh dari sumbernya langsung seperti buah dan sayur karena jumlah didalamnya yang sedikit.
Food and Drug Administration (FDA) pun pernah menyebutkan bahwa konsumsi gula memiliki batas maksimum yakni 10 persen dari asupan kalori per hari. Misalnya, jika seseorang mengkonsumsi asupan sebanyak 2000 kkal, berarti batasan konsumsi gula adalah 200 kkal atau setara dengan 50 gram (12 sdt) gula. Bahkan, American Heart Association (AHA) dan World Health Organization (WHO) membatasi asupan gula dengan nilai yang lebih rendah yakni 5 persen atau sebanyak 25 gram (6 sdt) gula per harinya. Oleh sebab itu pastikan Mams membaca informasi nilai gizi di balik kemasan sebelum memberikannya kepada Si Kecil.
2. Alkohol
Berbeda dengan gula yang masih banyak diminati masyarakat, alkohol sudah banyak dihindari karena jelas masuk ke dalam jenis minuman tidak sehat. Dampak buruk dari konsumsi alkohol tergantung dari beberapa hal seperti usia, berat badan, seberapa banyak, metabolisme tubuh hingga kadar alkohol yang terdapat di dalam minuman itu sendiri.
Ketika tubuh terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, organ hati akan bekerja lebih keras. Namun alkohol membuat kinerja hati lebih lemah, padahal fungsinya menyaring racun agar tidak menumpuk di dalam tubuh. Hal ii juga dibuktikan dengan survey di Amerika Serikat bahwa satu dari tiga kasus transplantasi hati disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan. Tidak hanya itu, pada taun 2009 Amerika mencatat sirosis hati menjadi penyebab kematian terbanyak urutan ke-12 di negara paman Sam tersebut.
Dampak buruk konsumsi alkohol rasanya tidak perlu diperdebatkan. Alkohol juga dapat menimbulkan efek diuretik atau membuang garam dan air dari dalam tubuh melalui urin. Akibatnya, ginjal sulit mengatur aliran urin serta cairan tubuh. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan elektrolit yang akhirnya mengakibatkan terjadinya dehidrasi pada tubuh.
3. Minuman Tinggi Kafein
Mendengar kata kafein, mungkin Mams langsung terbayang secangkir kopi. Meskipun kopi merupakan minuman yang tinggi kalori, namun kafein tidak hanya terdapat pada kopi lho Mams. Dilansir dari Harvard Health Publishing, kafein dapat ditemukan pada daun, buah dan biji kopi, kakao, hingga tanaman guarana. Adapun minuman yang mengandung kafein diantaranya:
- Teh hitam seduhan: 1 cangkir mengandung 47 miligram kafein
- Teh hijau seduhan: 1 cangkir mengandung 28 miligram kafein
- Teh herbal tanpa kafein: 1 cangkir mengandung 2 miligram kafein
- Cokelat hitam: 1 ons mengandung 24 miligram kafein
- Minuman berenergi: 1 cangkir mengandung 85 miligram kafein
- Kopi seduhan: 1 cangkir mengandung 95 miligram kafein
- Kopi instan: 1 cangkir mengandung 60 miligram kafein
- Kopi decaf atau tanpa kafein: 1 cangkir mengandung 4 miligram kafein
- Kopi espresso: 1 shot atau 1,5 ons mengandung 65 miligram kafein
- Soda: 1 kaleng atau 12 ons mengandung 40 miligram kafein
Menurut Mayo Clinic, batas konsumsi kafein pada orang dewasa adalah 400 mg per hari. Ibu hamil dan menyusui dibatasi kurang dari 200 mg per hari, sedangkan anak dibawah 12 tahun dilarang mengkonsumsi makanan serta minuman yang mengandung kafein.
Baca Juga: Waspada! Ini dampak Jika Anak Minum Kopi
Kafein memiliki dampak yang berbeda di tubuh seseorang, namun setidaknya banyak memiliki dampak buruk, diantaranya:
- Kecemasan
- Gangguanaan
- Adiksi atau ketergantungan
- Kerusakan otot (rhabdomyolysis)
- Jantung berdebar
- Tekanan darah tinggi
- kelelahan
Baca juga: Agar Tidak Kejang Saat Demam, Bolehkah Bayi Minum Kopi?
Nah itulah informasi mengenai minuman tidak sehat yang perlu Mampaps ketahui. Yuk hindari minuman yang tidak sehat agar tidak masuk ke dalam rumah. Sebab Si Kecil merupakan peniru ulung sehingga kebiasaan makannya juga cenderung mengikuti selera orang tuanya. Semangat Mams!