Vaksin Covid-19 sudah didistribusikan untuk masyarakat Indonesia. Beberapa kalangan sudah mendapatkan vaksin, seperti pemerintahan pusat, pejabat daerah hingga tenaga medis. Wajar saja, mereka sangat berisiko terpapar karena lingkup kerja yang harus berhubungan dengan banyak orang. Perlu diketahui, vaksin Covid-19 pun tidak menjamin seseorang anti terhadap virus Covid-19. Oleh sebab itu, para ahli terus meneliti terkait metode yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya virus pada tubuh seseorang. Beredar isu bahwa swab test PCR akan digantikan dengan metode saliva.
Bagaimanakah tes saliva yang dimaksud? Berapakah perkiraan tarif untuk melakukan pemeriksaan tersebut?
Metode Saliva dalam Pemeriksaan Covid
Sebagaimana diketahui, metode saliva merupakan bahasa kedokteran dari air liur atau cairan yang terdapat di mulut manusia. Dengan demikian, metde saliva merupakan jenis pemeriksaan yang menjadikan air liur sebagai objek pemeriksaan.
Di dalam webinar ILUNI UI (30/1/21), Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan penelitian terhadap metode saliva yang rencananya akan mengganti swab test.
“Dalam rangka mempercepat tes PCR kami sedang lakukan penelitian untuk ganti swab dengan saliva,” ungkap Bambang.
Salah satu pertimbangannya dalah durasi pemeriksaan dengan tes saliva yang relatif lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh tidak diperlukannya ekstraksi atau pemurnian RNA virus, seperti mekanisme yang dibutuhkan oleh swab test.
Selain itu, pemeriksaan dengan metode saliva dinilai lebih membuat seseorang menjadi nyaman ketika dilakukan pemeriksaan. Sebab banyak yang mengeluh akan rasa sakit dan tidak nyamannya swab tes. Ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait tes saliva, antara lain:
Menggunakan Air Liur
Memorial Sloan Kettering Pusat Kanker melakukan penelitian dengan 285 sampel karyawan di New York. Karyawan tersebut diketahui memiliki gejala atau pernah terpapar Covid-19. Masing-masing karyawan diminta untuk melakukan swab test mulut dan mengumpulkan air liur. Setelah dilakukan pengujian, ternyata adanya presisi pada hasil penelitian adalah 93 persen dengan sensitivitas sebesar 96,7 persen.
Sampel Bisa Bertahan Hingga 24 Jam
Pada metode saliva, sampel air liur dapat bertahan hingga 24 jam. Hal ini diperkuat dengan sebuah penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan konsenrasi air liur pada saat pengumpulan di delapan jam atau 24 jam kemudian.
Mengurangi Risiko Penyebaran Virus
Berbeda dengan swab test yang harus dibantu orang lain, metode saliva membuat pasien mengumpulkan air liurnya sendiri ke petugas medis. Hal tersebut dinilai sangat efektif untuk mengurangi risiko penyebaran virus.
“Penggunaan air liur yang dikumpulkan sendiri memiliki potensi untuk meminimalkan penyebaran virus ke petugas kesehatan dan mengurangi kebutuhan perangkat khusus, seperti swab dan media transportasi virus,” ujar Esther selaku direktur mikkrobilgi klinis di Memorial Sloan Kettering (New York City.
Sudah Dilakukan di Beberapa Negara
Beberapa negara sudah melakukan metode air liur atau metode saliva untuk mendeteksi adanya virus Covid-19 pada tubuh seseorang. Beberapa diantara negara tesebut adalah Singapura, Hong Kong dan Taiwan.
“Dan saliva (PCR) ini sudah dilakukan di beberapa negara. Mudah-mudahan Indonesia bisa segera mengaplikasikan tes saliva untuk PCR agar tingkat testingnya itu sendiri meningkat dengan biaya yang lebih murah dan nyaman,” ujar Bambang dalamwebinar ILUNI UI.
Perbedaan Swab PCR dan Metode Saliva
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa perbedaan Swab tes PCR dengan tes saliva, diantaranya sebagai berikut.
Jenis Sampel
Berbeda dengan swab test yang mengambil sampel dari saluran pernapasan (usap pada orofaring dan nasofaring), metode saliva hanya butuh sampel berupa air liur yang dikumpulkan sendiri oleh pasien kepada petugas medis.
Durasi Pemeriksaan
Swab PCR membutuhkan ekstraksi RNA sehingga memerlukan durasi yang cukup lama. Sedangkan metode saliva relatif lebih cepat.
Kenyamanan
Banyak yang mengeluh akan sakit dan rasa tidak nyaman ketika melakukan pemeriksaan swab PCR, tidak dengan metode saliva. Mengingat tes saliva hanya butuh air liur yang bahkan dikumpulkan sediri oleh pasien.
Harga
Meskipun belum diketahui pasti tarif untuk melakukan tes saliva, namun bisa dipastikan bahwa harga tes saliva akan jauh lebih murah dari swab PCR.
Nah itulah beberapa hal terkait rencana penggantian swab tes PCR dengan metode tes saliva. Dengan adanya beberapa kelebihan metode tes saliva di atas semoga menjadikan masyarakat tidak ragu lagi untuk melakukan tes Covid-19. Sehat terus Mampaps!