Ketika si kecil sudah lulus ASI eklusif Mampaps pasti mempunyai kegalauan apakah lanjut atau disapih saja? Kapan sih umur yang tepat untuk menyapih si kecil dari masa menyusui pada Mams? Bagaimana caranya menyapih si kecil dengan baik?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang biasa Mampaps lontarkan yang kebingungan ingin menyapih si kecil. Menyapih sendiri adalah proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus.
Proses tersebut dapat disebabkan oleh berhentinya si kecil dari menyusu atau bisa juga berhentinya Mams untuk menyusui si kecil. Bisa juga karena keduanya.
Baca Juga : Empeng Untuk Bayi Sebenarnya Bermanfaat Tidak? Ini Dia Penjelasannya
Masa menyapih merupakan pengalaman emosional bagi sang mama, si kecil, dan juga papa. Ikatan kesatuan ini tidak boleh dilupakan.
Kapan Si Kecil harus Disapih?
Mampaps, sebenarnya tidak ada ketentuan khusus atau batasan khusus kapan si kecil harus disapih. Jadi tidak ada aturan bahwa pada umur sekian si kecil harus disapih.
Menurut WHO, masa pemberian ASI diberikan ekslusif 6 bulan pertama, lalu dianjurkan untuk tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dengan makanan tambahan hingga umur si kecil 2 tahun atau lebih.
Artinya, tidak ada aturan bahwa saat umur 2 tahun si kecil harus disapih dari Mams. Jadi untuk jawaban kapan si kecil disapih? Jawabannya selama ketiga pihak (mama – si kecil – papa) masih menginginkannya.
Itu artinya jika Mams atau si kecil atau Paps sudah tidak menginginkannya lagi maka proses menyapih dapat dilakukan. Intinya pilihlah timing yang paling nyaman untuk semua pihak.
Bagaimana Cara Menyapih yang Baik dan Tepat?
Mampaps sebenarnya tidak ada cara khusus dalam menyapih si kecil. Namun, beberapa ahli laktasi memberikan tips-tips agar proses menyapih berjalan dengan baik.
- Lakukan proses menyapih secara perlahan misalnya dengan cara mengurangi secara bertahap frekuensi menyusui si kecil mulai dari 4 – 5 kali sehari maka secara bertahap menguranginya menjadi 3 kali sehari hingga akhirnya berhenti.
- Alihkan perhatian si kecil atau sibukkan dengan hal lain. Bisa mengajak si kecil bercerita, bernyanyi, bermain, atau menonton hingga si kecil lupa untuk
- Hindari menyapih saat si kecil sedang tidak sehat, sedang sedih, marah, atau kesal.
- Hindari menyapih si kecil dengan menyusu ke benda lain seperti empeng, botol susu, dsb.
- Hindari menyapih secara mendadak atau langsung
Alasan Si Kecil Harus Disapih
Menurut dr. Hegar dalam seminar media ‘Nutrition for Long Term Health: The Role of Protein’ saat masuk usia 2 tahun sebaiknya si kecil memang mulai disapih secara perlahan.
Terlalu lama dibiarkan menempel atau ngempeng, si kecil bisa menjadi terbiasa dan justru makin sulit untuk disapih.
Si kecil yang berusia lebih dari 6 bulan memang harus mulai menerima makanan padat. ASI saja memang tidak cukup kebutuhan gizinya untuk pertumbuhan dan perkembangan setelah usia lebih dari 6 bulan.
Tetapi tidak pernah ada istilah ASI jelek untuk usia setelah 6 bulan. ASI tetap kaya akan nutrisi. Kandungan gizi ASI itu sangat fleksibel, komposisinya tidak pernah sama dan selalu berubah bahkan tiap menit.
Hingga saat ini tidak ada atau belum ada penelitian khusus yang membuktikan bahwa ada hubungan antara usia si kecil disapih dengan kemandirian si kecil. Hanya saja yang dikhawatirkan semakin usia si kecil bertambah akan semakin sulit untuk menyapihnya.
Baca Juga : Sembunyikan Dot, Salah Satu Cara Menyapih Anak Agar Tidak “Ngempeng”!
So, Mampaps kunci utama keberhasilan menyapih adalah bina komunikasi yang baik dengan si kecil. Ingat, seberapa kecil usia si kecil, si kecil tetap mengerti dan memiliki kemampuan untuk mengerti kata-kata dari orang di lingkungannya.
Ajak si kecil berkomunikasi dan berdiskusi. Mampaps dapat menjelaskan dengan baik alasan dan langkah menyapih yang akan dilakukan sehingga si kecil tidak merasa seperti Mams yang membencinya.
Jika penyapihan dilakukan dengan baik, maka si kecil akan tumbuh menjadi cerdas, sehat, dan berakhlak baik karena masa penyapihan dilakukan Mampaps dengan cinta.