Menikah merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup, tidak hanya memilih pasangan, menikah juga berarti memilihkan orang tua bagi anak nantinya. Namun, banyak kasus pasangan yang merasa ragu menjelang pernikahan. Karena banyaknya pasangan yang mengalami hal ini, banyak film yang mengangkat tema ‘runaway bride’ alias sang pengantin kabur.
Menjelang pernikahan, banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari keperluan untuk acara hingga mental. Karena pernikahan adalah satu upacara sakral dimana suami dan istri berkomitmen seumur hidup bersama. Tak jarang juga banyak orang yang mengalami ketakutan, cemas, hingga stres dihari-hari menjelang pernikahan. Bahkan, banyak yang tergoda untuk selingkuh lho. Apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya?
Baca Juga: Wajib Tahu! Tips agar Pernikahan Jauh dari Perselingkuhan
Sindrom Pra Pernikahan
Pada perempuan, timbulnya rasa khawatir yang berlebihan menjelang pernikahan disebut bridezilla syndrome. Bridezilla terdiri dari dua kata, yaitu ‘Bride’ dan ‘Godzilla’ yang artinya perempuan mirip dengan ‘godzilla’ yang mudah marah atau sedih menjelang pernikahan.
Tidak hanya terjadi pada perempuan, sindrom pra pernikahan juga melanda kaum pria. Ketakutan untuk berkomitmen dengan satu wanita seumur hidup seringkali membuat pria ketakutan. Bahkan ada pria yang berselingkuh menjelang hari pernikahannya untuk memastikan perasaannya. Waaah, berbahaya banget kan?
Penyebab Stres Menjelang Pernikahan
1. Orang Tua yang Ikut Campur Mengenai Acara Pernikahan
Acara pernikahan tidak hanya ditunggu-tunggu oleh kedua mempelai saja, tapi oleh kedua orang tua. Oleh sebab itu seringkali orang tua ikut campur sampai mengambil alih pemilihan konsep, nama-nama undangan dan sebagainya. Contohnya saja orang tua ingin mengundang banyak kerabat serta relasi bisnisnya, sedangkan mempelai justru ingin pesta sederhana dengan teman dekat sebagai undangan.
Banyak pasangan jaman sekarang yang memiliki impian sendiri tentang hari pernikahannya. Sehingga interfensi pihak orang tua seringkali banyak bertentangan dengan keinginan mempelai.
Hal-hal semacam ini harus dikomunikasikan agar tidak menjadi masalah yang berkepanjangan. Selain menambah stres calon mempelai dan memicu perdebatan dengan orang tua, hal seperti ini juga dapat membuat renggang hubungan antara orang tua dan anak. Bahkan tidak jarang anak yang bertengkar hebat dengan orang tuanya hanya karena tidak sependapat dengan konsep yang diusung untuk hari pernikahan.
2. Biaya yang Terlalu Besar
Wajar jika setiap orang memiliki pesta pernikahan impian. Namun, tentu juga perlu mempertimbangkan kemampuan dari segi finansial. Apalagi jika sampai memberatkan salah satu pihak, tentu akan menjadi beban pikiran yang mempengaruhi tingkat stres menjelang pernikahan. Karena keinginan untuk menikah sekali seumur hidup, banyak pasangan yang ingin membuat pesta pernikahannya sempurna. Misalnya saja pernikahan di tepi pantai, makanan yang spesial, tema yang bagai negri dongeng, dll. Dan kesempurnaan ini seringkali datang dengan biaya yang besar.
Baca juga: Penting! Ini Dia 7 Persiapan Keuangan Sebelum Menikah
3. Terlalu Cemas terhadap Hari H Pernikahan
Mengingat hari H adalah momen sakral yang tidak terulang, biasanya ada rasa cemas terkait hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih lagi calon pengantin perempuan, ia pasti mengharapkan jadi ratu sehari yang paling cantik dan menarik hati seluruh undangan. Harapan yang berlebihan tersebut terkadang membuat tingkat cemas bertambah tinggi lho.
4. Tiba-tiba Merasa Ragu dengan Pasangan
Nah, hal ini kerap terjadi pada pasangan saat menjelang pernikahan. Tiba-tiba banyak pertanyaan mengganggu dari diri sendiri tentang si dia dan kehidupan bersamanya kelak seperti “Bahagiakah aku bersamanya?”. Juga pertanyaan lain seperti “Apakah ia sosok orang tua yang baik untuk anakku kelak?”,”Apakah dia adalah The One” dan pertanyaan mengganggu lainnya.
Hal-hal seperti ini akan lebih banyak timbul pada pasangan yang kurang pengetahuan akan ilmu rumah tangga. Sebab, rumah tangga bukan hanya tentang manisnya kehidupan, melainkan belajar dan terus belajar dari setiap kejadian. So, yuk perbanyak ilmu berumah tangga sebelum jelang hari pernikahan.
5. Khawatir akan Malam Pertama
Biasanya, ketakutan malam pertama cenderung lebih sering dialami oleh pihak wanita. Banyak cerita yang terkadang membuat wanita takut untuk melewati malam pertama. Padahal, setiap pasangan yang menikah mau tidak mau pasti melewati dan merasakan yang namanya malam pertama. So, kamu nggak sendirian kok.
Baca Juga: Kenali Vaginismus yang Sering Menyerang Pengantin Baru
6. Banyak Mendengar Kisah Perceraian
Banyaknya kisah perceraian di sekitar terkadang menjadi penyebab ragu di hari menjelang pernikahan. Padahal, bisa saja perceraian merupakan jalan terbaik untuk permasalahan mereka, atau justru mereka yang kurang baik dalam menyikapi masalah. Tentu saja hal ini kembali lagi pada kepribadian masing-masing dalam menangani masalah dan mengambil suatu keputusan.
7. Membayangkan Biaya Hidup setelah Menikah
Biaya kehidupan setelah menikah biasanya membuat pihak pria menjadi cemas dan khawatir. Terutama jika pihak pria masih memiliki banyak adik yang harus dibiayai. Mengkomunikasikan hal-hal semacam ini sebelum menikah bisa meminimalisir ketakutan kamu perihal biaya hidup.
Jika kamu wanita dan sering melihat sempurnanya kehidupan orang-orang di media sosial, sudah saatnya kamu tidak melihat dan berharap kehidupanmu akan sama dengan mereka. Menurunkan standar kehidupan tidak membuat pihak suami malas bekerja kok.
Baca juga: Rahasia Agar Langgeng! 10 Persiapan Sebelum Menikah yang Wajib Kamu Ketahui
Cara Mengatasi Stres Menjelang Pernikahan
1. Komunikasi
Terkait orang tua yang ingin mengusung konsep tertentu di pesta pernikahanmu, tentu kamu harus terbuka mengenai saran tersebut. Kamu bisa mengambil jalan tengah untuk menggunakan konsep sesuai yang kamu inginkan namun tetap menyelipkan ornamen-ornamen yang diinginkan orang tuamu. Percayalah bahwa yang diinginkan orang tua juga baik untuk kamu dan kelangsungan acara.
Selain itu, kamu juga perlu mengkomunikasikan terkait budget untuk hari H agar tidak ada beban dari kedua belah pihak. Jangan sampai pengeluaran melebihi budget yang telah disediakan. Kamu juga perlu banyak survey vendor untuk melakukan perbandingan harga dan kualitas jika budget terbatas.
Hal lain yang perlu dikomunikasikan adalah kehidupan setelah menikah. Jangan sampai salah satu pihak berharap ketinggian, misal pengantin pria membayangkan istrinya bisa masak, selalu cantik, hemat tapi kaget mendengar harga peralatan masak dan perawatan wajah. Atau sebaliknya, sang istri membayangkan kehidupan yang serba berkecukupan, tapi panik dan bingung harus bagaimana ketika suami berada di titik kebangkrutan. Padahal, ia sedang butuh pembangkit semangat untuk menyembuhkan pikirannya yang kacau. Sebaiknya, bicarakan semua hal yang mengganggu di pikiran untuk menemukan solusinya, bukan justru menjadikannya sebuah hambatan menjelang pernikahan.
2. Banyak Mengikuti Seminar Pra Nikah
Di forum ini, kamu akan bertemu dengan pakar permasalahan rumah tangga dan juga calon pengantin lainnya. Banyak ilmu yang akan kamu dapatkan di seminar pra nikah, seperti cara mengatasi permasalahan beda pendapat hingga finansial. Banyak studi kasus yang akan kamu dapat sehingga kamu akan memiliki banyak bekal untuk kehidupan berumah tangga.
3. Menggunakan jasa Wedding Organizer (WO)
Secara tidak langsung, menggunakan jasa wedding organizer bisa menghemat pikiran dan waktumu lho. Kamu cukup menceritakan acara apa yang kamu mau mulai dari konsep, make up, gaun, dan lain-lainnya, kemudian mereka yang mengatur semuanya. Keberadaan WO juga bisa menjembatani komunikasi antara orang tua dan calon mempelai demi berlangsungnya acara yang sesuai dengan keinginan semua pihak.
4. Mengingat bahwa Tidak Ada yang Sempurna
Berharap yang terlalu tingi akan membuat diri merasa kesal sendiri. Setiap orang memiliki keinginan yang dibatasi dengan takdir kehidupan. Lagi pula, kita perlu banyak-banyak bercermin dan menyadari betapa banyak kekurangan diri yang mungkin selama ini terlupa. Janganlah berharap kamu akan menemukan sosok ‘The One’ yang segala sesuatunya sempurna. Saat menikah, kamu lah yang akan membuat pasangan sebagai ‘The One’ dengan saling melengkapi. So, sikapilah ketidaksempurnaan dengan bijak ya.
5. Buatlah prioritas Keuangan
Di saat semua keinginan datang bersamaan, tentunya calon mempelai harus membuat prioritas, terutama menyangkut keuangan. Saat menikah, tidak hanya biaya pernikahan yang perlu dipertimbangkan. Biaya pre wedding foto, biaya bulan madu, membeli rumah, termasuk persiapan memiliki anak loh! Jadi buatlah prioritas dan alokasikan dengan bijak keuangan sebelum pernikahan.
Pada dasarnya, sindrom pra nikah wajar dialami oleh pasangan yang akan melangsungkan hari sakralnya. Namun, hal ini tetap harus ditanggapi serius dan dicari jalan keluarnya. Sebab, sindrom pra nikah yang dibiarkan terus menerus dapat berakibat fatal hingga gagal menikah. Wah, jangan sampai itu terjadi ya. Semoga lancar sampai hari H ya!
Hai min, saya sedang mengalami stres, kecemasan yg luar biasa dan perasaan yang campur aduk mengingat pernikahan cuma 5 bulan lagi . Semakin hari yang saya rasakan itu takut yang berlebihan :'(