Munculnya pandemi Covid-19 membuat banyak alat perlindungan diri model baru yang bermunculan. Selain masker kain, masyarakat juga banyak yang mulai mengenakan face shield, termasuk anak-anak. Namun, amankah penggunaan masker dan face shield untuk anak-anak? Bagaimana pendapat para ahli mengenai hal ini?
Pro Kontra Penggunaan Masker dan Face Shield pada Anak di Bawah Usia 2 Tahun
Sebelumnya, banyak beredar foto yang memperlihatkan bayi baru lahir menggunakan face shield, baik pemberian dari rumah sakit maupun inisiatif orang tuanya sendiri. Direktur Pusat Penyakit Menular Anak di Cleveland Clinic Children, dr. Camille Sabella MD mengungkapkan bahwa bayi yang baru lahir belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang matang sehingga rentan penyakit. Sebab, bayi baru memiliki sistem kekebalan tubuh (imunitas) yang matang ketika berusia dua sampai tiga bulan.
Penggunaan face shield pada bayi baru lahir awalnya bertujuan untuk mencegah Si Kecil dari virus corona yang dapat menular melalui droplet. Harapannya dapat menjadi pelindung di bagian wajah Si Kecil. Bahkan, beberapa rumah sakit di Indonesia memproduksi alat pelindung yang dipersiapkan bagi bayi baru lahir.
Adakah risiko penggunaan face shield pada bayi baru lahir?
dr. Arifianto, Sp.A atau yang lebih akrab disapa dokter Apin pun mengungkapkan pendapatnya. Ia menjelaskan dalam cuitan di akun pribadinya @dokterapin bahwa penggunaan face shield pada bayi baru lahir dapat berisiko menjadi penghalang keluar masuknya oksigen. Sedangkan, bayi baru lahir sangat bergantung pada pertukaran oksigen pada paru-parunya.
Baca Juga: Ma, Ibu Hamil Wajib Rapid Test Jelang Persalinan!
Selain dokter Apin, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) juga mengatakan bahwa pihaknya belum mengeluarkan aturan resmi mengenai hal ini. Menurut Dokter Apin, ada yang lebih baik dari penggunaan face shield pada bayi baru lahir, seperti kondisi lingkungan yang aman dan jauh dari risiko penyebaran. Mampaps bisa menciptakan kondisi yang aman dengan cara selalu mencuci tangan sebelum menyentuh Si Kecil, tidak menyentuh bagian wajah bayi serta menggunakan masker. Berlakukan juga hal-hal tersebut bagi sanak saudara yang hendak mengunjungi bayi.
Baca Juga: Pentingnya ASI Eksklusif; Jika Ibu Menyusui Positif Corona
Bagaimana dengan penggunaan masker pada anak di bawah usia dua tahun?
dr. Apin pun mengatakan bahwa anak di bawah usia dua tahun belum memerlukan masker untuk tindakan pencegahan COVID-19. Selain dapat menghalangi pertukaran oksigen, masker juga dapat membuat sesak dan justru membahayakan Si Kecil.
Beberapa hal yang menjadi penyebab tidak disarankannya masker atau face shield pada anak:
- Membuat anak mengalami kesulitan bernapas sehingga berisiko kematian
- Dalam posisi ketat, masker mengurangi oksigen yang masuk, sedangkan dalam posisi longgar menyebabkan proteksi berkurang.
- Saat merasa sesak, bayi belum bisa melepas maskernya sendiri.
- Sedangkan jika Si Kecil sudah bisa melepas masker, ia akan berusaha melepasnya sehingga justru banyak menyentuh bagian wajahnya.
- Droplet dapat menempel pada permukaan face shield sehingga berbahaya jika Si Kecil menyentuhnya saat berusaha membukanya sendiri.
Baca Juga: Tips Cegah Penularan Corona saat Naik Kendaraan Umum
Selain penggunaan masker dan mencuci tangan dengan sabun bagi orang dewasa, ada banyak hal lain yang perlu dilakukan orang tua untuk mencegah Si Kecil dari COVID-19. Salah satunya dengan tidak membawanya keluar rumah kecuali mendesak seperti ke rumah sakit, dan sebagainya.
serba salah ya, memang mestinya harus stay dulu di rumah nih
Jadi galau yaa, memang baiknya dirumah aja yg aman apalagi anak yg masih dibawaj dua tahun imunnya masih lemah. Kecuali darurat atau ada kepentingan pakai masker yg benar2 aman untuk anak-anak jika keluar rumah.
Wah ga nyangka ternyata penggunaan face shield buat anak bahaya juga duh padahal tim sudah dah
Semuga bisa sharing lebih banyak lagi biar makin tau makin up to date. Semuanya trp harus dalam pwrlindungan orangtua yaa.