Kebahagiaan pasti dirasakan Mama dan Papa saat test pack menunjukkan hasil positif ya. Tentunya setiap Mama akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kehamilannya agar si kecil tumbuh sehat di perut Mama. Namun terkadang ada masalah kehamilan yang timbul tanpa Mama sadari.
Meskipun, selama proses kehamilan Mama sangat hati-hati, terdapat berbagai kelainan terjadi yang tidak dapat dihindari. Kebanyakan masalah kehamilan karena kelainan terjadi pada trimester pertama kehamilan Mama. Maka, tidak jarang akibatnya keadaan si kecil dalam rahim tidak dapat tertolong, Mams.
Beberapa masalah kehamilan yang paling sering ditemui akan dibahas sebagai referensi Mama untuk tetap waspada dan sering memeriksakan kehamilan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Baca Juga: Ayo Cari Tahu Pemeriksaan Kehamilan Penting Bagi Mama!
Kelainan Yang Harus Diwaspadai Selama Kehamilan
Beberapa masalah kehamilan yang harus Mama waspadai selama kehamilan, khususnya timester pertama dan kedua diantaranya:
- Keguguran (abortus)
- Hamil anggur (mola hidatidosa)
- Kehamilan luar rahim (kehamilan ektopik)
- Plasenta menutupi jalan lahir (plasenta previa)
Selain itu, terdapat kelainan lain yang harus diwaspadai, yaitu preeklampsia dan eklampsia. Keadaan ini sangat berbahaya, baik bagi Mama maupun si kecil yang berada dalam rahim.
Keguguran (Abortus)
Keguguran merupakan keadaan yang sangat ditakuti oleh setiap Mama. Segala daya dan upaya dilakukan untuk menghindari terjadinya keguguran.
Apa itu Keguguran?
Apabila terjadi keguguran, si kecil keluar sebelum waktu yang cukup untuk kelahirannya dalam bentuk perdarahan ataupun bagian kecil atau seluruh tubuh dari si kecil. Biasanya keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat si kecil kurang dari 500 gram.
Tanda Keguguran
Gejala yang akan Mama rasakan, yakni nyeri perut ringan sampai berat tergantung jenis keguguran. Selain itu, perdarahan dapat berwarna merah segar dan diikuti keluarnya hasil konsepsi/si kecil melalui jalan lahir. Tidak jarang, Mams juga dapat mengalami syok.
Penyebab Keguguran
Keguguran biasanya terjadi karena kelainan kromosom. Selain itu, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, malnutrisi, kelainan bentuk rahim dan leher rahim, trauma fisik dapat menjadi penyebab keguguran, Mams.
Apa yang Harus Dilakukan saat Keguguran
Tindakan yang dilakukan apabila terjadi keguguran sangat tergantung pada jenis keguguran yang terjadi, Mams. Keguguran terbagi atas empat macam, yaitu keguguran permulaan, keguguran mengancam, keguguran sebagian, dan keguguran komplit.
Saat terjadi keguguran permulaan, Mama harus sangat berhati-hati dalam menjaga kehamilan. Sebisa mungkin untuk beristirahat, dan menghindari aktivitas fisik yang berat. Tidak hanya itu, Mams harus menghindari aktivitas seksual selama dua minggu.
Apabila sudah terjadi keguguran mengancam, sebagian, dan seluruhnya, kehamilan Mama tidak dapat tertolong lagi. Si kecil dan sisa-sisa hasil konsepsi dalam rahim Mams harus dikeluarkan dengan cara kuretase.
Pencegahan Keguguran
Jalan pencegahan yang terbaik untuk menghindari terjadinya keguguran, yaitu tidak melakukan aktivitas fisik berat, selalu memeriksakan kehamilan secara teratur ke fasilitas kesehatan terdekat, dan minum vitamin asam folat dan zat besi sesuai anjuran, serta konsumsi makanan bergizi.
Baca Juga: Ini Dia Obat-Obatan Yang Boleh Dikonsumsi Saat Mama Hamil!
Kehamilan Luar Rahim (Kehamilan Ektopik)
Apa itu Kehamilan di Luar Rahim?
Pernahkah Mams mendengar kehamilan di luar rahim? Atau pernahkah Mama mengalaminya? Kehamilan luar rahim terjadi karena pembuahan sel telur terjadi bukan di dinding rahim, melainkan di tempat lain di luar rahim, biasanya tuba fallopi.
Selain tuba fallopi, organ lain yang sering menjadi tempat menempelnya sel telur adalah rongga perut, ovarium, dan leher rahim.
Penyebab Kehamilan di Luar Rahim
Nah, tahukah Mams mengapa pembuahan sel telur terjadi di luar rahim? Proses ini diawali dengan terjadinya kerusakan pada tuba fallopi. Biasanya disebabkan oleh proses radang atau inflamasi. Proses inilah yang akan menghalangi sel telur yang telah dibuahi masuk ke dalam dinding rahim.
Beberapa penyebab lain terjadinya kehamilan luar rahim:
- Perkembangan abormal dari sel telur
- Kadar hormon yang tidak seimbang
- Pilihan alat kontrasepsi
- Riwayat kehamilan luar rahim sebelumnya
- Masalah kesuburan dan pengobatannya
- Proses sterilisasi yang kurang sempurna
Gejala Kehamilan di Luar Rahim
Saat terjadi kehamilan luar rahim, Mama akan merasakan sakit pada perut bagian bawah. Nyeri biasanya terjadi pada satu sisi, nyeri pada tulang panggul, perdarahan ringan dari jalan lahir, pusing, lemas, mual, rasa sakit saat buang air besar.
Apabila tuba fallopi robek karena perkembangan janin, maka Mama dapat mengalami perdarahan hebat dan jatuh ke dalam keadaan syok. Keadaan ini disebut dengan kehamilan ektopik terganggu, Mams.
Apa yang Harus Dilakukan pada Kehamilan di Luar Rahim?
Ultrasonografi (USG) dibutuhkan untuk mendeteksi adanya kelainan ini saat Mama hamil. Apabila Mams mengalami kelainan ini, maka dokter akan menyarankan tindakan operasi, yakni laparoskopi. Kehamilan harus segera dihentikan mengingat resiko kematian mengancam Mama apabila tidak segera dilakukan tindakan. Sebelum memutuskan tindakan, sebaiknya Mampaps mencari second opinion dari beberapa dokter untuk memastikan diagnosa sudah benar.
Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)
Apa Itu Hamil Anggur?
Hamil anggur sendiri sering disebut mola hidatidosa. Hamil anggur merupakan tumor jinak yang tumbuh pada rahim.
Maksud dari tumor jinak ini adalah sel telur yang dibuahi namun tidak berkembang menjadi janin, melainkan menjadi kista yang tidak normal di dalam rahim. Kista ini berbentuk bulat-bulat kecil seperti buah anggur dan berisi cairan.
Hamil anggur ini terbagi menjadi dua Mams, yakni mola hidatidosa parsial dan mola hidatidosa total. Mola hidatidosa parsial akan menyebabkan janin tidak berkembang sempurna dan jika lahir akan mengalami cacat atau lahir mati.
Sedangkan pada mola hidatidosa total, janin tidak terbentuk sama sekali, yang ada hanyalah sel-sel tidak normal berbentuk seperti buah anggur.
Gejala Hamil Anggur
Keadaan hamil anggur ini akan memicu gejala-gejala seperti saat Mama sedang hamil. Mams dapat mengalami beberapa hal berikut:
- Perdarahan berwarna coklat tua sampai merah terang pada saat trimester pertama kehamilan
- Mual dan muntah berlebihan
- Nyeri panggul
- Terdapat gejala-gejala hipertiroid seperti mudah gugup, keringat berlebihan, jantung berdebar-debar, tidak tahan panas, sering diare, gemetaran, dan penurunan berat badan
- Terdapat peningkatan tekanan darah dan tungkai bengkak
Penyebab Hamil Anggur
Biasanya hamil anggur ini terjadi karena gangguan kromosom sel telur dan sperma. Jaringan yang tumbuh menjadi plasenta sangat banyak sehingga membentuk suatu massa.
Selain itu, Mama yang hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko tinggi mengalami hamil anggur, Mams. Risiko semakin meningkat apabila terdapat riwayat hamil anggur sebelumnya.
Apa yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Hamil Anggur
Keadaan ini dapat diketahui melalui ultrasonografi (USG). Selain itu, pemeriksaan kadar hormon kehamilan yakni human chorionic gonadotropin (hCG) harus dilakukan. Kadar hormon β-hCG ini sangat meningkat pada keadaan hamil anggur.
Mams harus waspada saat mengalami kelainan ini, karena penyakit ini dapat berkembang menjadi keganasan. Keganasan ini sering disebut choriocarcinoma. Keganasan ini akan tumbuh dengan cepat dan dapat mengancam nyawa Mama.
Pilihan terapi yang akan diberikan kepada Mama yang mengalami hamil anggur, yakni kuretase dan histerektomi (pengangkatan rahim).
Preeklampsia
Apa sih preeklampsia?
Nah, bagi Mama yang mengalami tekanan darah tinggi maupun tidak, harus berhati-hati ya. Karena penyakit ini biasanya terjadi saat usia kehamilan di atas 20 minggu.
Gejala Preeklampsia
Keadaan ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan terdapatnya kadar protein dalam urin. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan fungsi plasenta dan respon tubuh Mama terhadap radang dan aktivitas di dalam pembuluh darah.
Selain tekanan darah tinggi, Mama akan mengalami pusing dan nyeri kepala, nyeri ulu hati, pandangan kurang jelas, mual dan muntah, pembengkakan pada kaki, wajah serta tangan.
Penyebab Preeklampsia
Penyebab utama preeklampsia belum diketahui secara pasti. Namun biasanya diawali dengan kelainan pada plasenta. Selain itu, kondisi-kondisi yang akan meningkatkan kejadian preeklampsia, diantaranya: diabetes melitus, hipertensi lama, dan gangguan pembuluh darah.
Usia ibu di atas 40 tahun saat hamil, hamil anak pertama, dan banyak anak juga akan meningkatkan kejadian preeklampsia. Kegemukan, riwayat preeklampsia sebelumnya, riwayat keluarga memiliki preeklampsia juga harus diwaspadai ya Mams karena meningkatkan risiko preeklampsia juga.
Apa yang Harus Dilakukan bila Menderita Preeklampsia?
Mama harus rajin kontrol ke fasilitas kesehatan terdekat agar keadaan ini dapat diketahui segera. Tindakan pencegahan penyakit harus segera dilakukan agar tidak berkembang menjadi lebih buruk. Mams harus banyak istirahat, konsumsi susu dan buah, serta obat antihipertensi.
Bila Mama sudah mendekati HPL, biasanya dokter akan menyarankan untuk segera diinduksi atau bedah caesar agar bayi bisa segera lahir.
Baca Juga: Posisi Tidur yang Aman untuk Ibu Hamil
Eklampsia
Eklampsia dan Keluhan yang Timbul
Nah, Mams, eklampsia merupakan keadaan akut yang terjadi pada Mama yang mengalami preeklampsia. Mama akan mengalami kejang yang dapat timbul sebelum, saat, dan setelah persalinan.
Kejang yang dialami akan disertai dengan keluhan nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan, muntah, nyeri ulu hati, dan kenaikan tekanan darah.
Tindakan yang Harus Dilakukan
Keadaan ini merupakan keadaan yang harus segera diberikan tindakan karena akan mengancam nyawa Mama dan si kecil dalam rahim. Mams harus segera melalukan operasi untuk melahirkan si kecil.
Oleh karena itu, Mama dan Papa harus waspada bila Mams mengalami preeklampsia saat hamil dan melakukan kontrol secara teratur ke fasilitas kesehatan terdekat.
Nah, itu tadi beberapa kelainan yang perlu Mama waspadai. Karena kelainan-kelainan tersebut sangat sering dialami saat hamil dan sangat mengancam nyawa Mams dan si kecil.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Kontraksi Asli dan Palsu pada Kehamilan