Apa sih impian terbesar Mampaps setelah menikah? Ingin segera memiliki si kecil atau ingin menikmati hidup berdua terlebih dahulu? Apapun tujuannya, tentu semua tergantung kesepakatan Mampaps bukan? Namun, bagaimana dengan hubungan seksual Mampaps saat malam pertama? Menyenangkan atau malah membuat Mampaps tersiksa dan tidak pernah membayangkan sama sekali hal ini akan terjadi?
Nah, dalam hubungan seksual ternyata tidak selalu menyenangkan loh! Beberapa wanita bahkan menganggap seks adalah suatu hal yang mengerikan bagi mereka, hal ini disebabkan oleh rasa sakit setiap kali melakukan hubungan intim yang mana otot vagina menegang dan menutup setiap penetrasi. Nah, jika Mama mengalami hal ini kemungkinan Mama menderita vaginismus.
Baca Juga: 10 Cara Cepat Hamil Setelah Menikah
Apa itu vaginismus?
Vaginismus merupakan suatu disfungsi seksual pada wanita yang berupa kekejangan abnormal otot vagina di sepertiga bagian luar dan sekitar vagina. Pada kondisi inilah wanita akan mengalami reaksi fisik dan psikis sebagai bentuk penolakan baik saat melakukan hubungan seksual atau bahkan sentuhan di area vagina.
Vaginismus ini bisa menyerang wanita dengan variasi usia, mulai dari wanita yang sudah aktif secara seksual hingga yang sudah memiliki usia lanjut. Faktanya, 2 hingga 3 persen wanita dewasa diduga mengalami vaginismus.
Tanda-tanda dan gejala vaginismus
Penderita vaginismus, memiliki gejala yang berbeda-beda loh! Ada yang vaginanya tidak bisa disentuh sama sekali. Sehingga saat melakukan seks, pemeriksaan kandungan, USG transvagina dan penggunaan tampon haid tidak ada penetrasi karena otot vaginanya akan tertutup sepenuhnya.
Menurut dr, Robbi Asri Wicaksono, SpOG yang peduli akan Vaginismus dalam Instagramnya, mengatakan bahawa vaginismus juga bisa dialami bagi mereka yang sudah menikah namun belum pernah berhasil melakukan hubungan intim yang normal. Biasanya mereka akan merasa gagal saat mencoba melakukan penetrasi vagina. Nah, saat melakukan hubungan intim, paha otomatis akan bergerak menutup dan dirasa “seperti menabrak dinding”.
Baca Juga: Kenapa Ya Mama Sulit Hamil Lagi?
Penyebab terjadinya vaginismus
Belum ada penjelasan pasti penyebab terjadinya vaginismus, namun ada beberapa faktor yang meyakini seseorang mengalami vaginismus. Apa saja itu? Yuk, simak poin-poin berikut:
- Pikiran yang negatif, bisa menjadi salah satu faktor utama terjadinya vaginismus yang biasanya disebabkan oleh kurangnya edukasi seks saat beranjak dewasa.
- Seseorang mengalami kekerasan seksual atau menjadi korban pemerkosaan. Jika trauma itu masih dirasakan hingga menikah, maka hal itu merupakan vaginismus sekunder.
- Adanya ‘kerusakan’ pada vagina, seperti adanya robekan yang tidak bisa disembuhkan pasca persalinan sehingga menimbulkan reaksi penolakan sebagai bentuk beban fisik dan psikis.
- Seseorang mengalami kondisi sakit yang luar biasa di area vagina seperti sensasi panas atau merasa tersengat, rasa sakit bisa lebih parah saat penderita duduk.
- Merasa takut untuk hamil
- Memiliki masalah dalam hubungan dan merasa tidak percaya diri dan tidak percaya sama pasangan. Menumpuknya masalah dalam suatu hubungan juga berpengaruh pada hubungan seksual.
Pada umumnya vaginismus terjadi karena rasa takut yang mendalam seorang perempuan dalam melakukan penetrasi. Nah, hal ini tentunya bisa diatasi dengan baik jika adanya penanganan yang baik dari diri sendiri, pasangan, dan dokter ahli.
Baca Juga: 9 Keluhan Setelah Melahirkan yang Paling Sering Dialami Oleh Mama
Cara menangani vaginismus
Menurut dokter Robbi dalam Instagramnya @vaginismusindonesia, dalam penanganan pasien vaginismus ia tidak pernah menggunakan kata “rileks”. Kata tersebut hanya menyalahkan si pasien padahal dalam ilmu pengetahuan tidak pernah membuktikan bahwa vaginismus adalah akibat kurang rileks.
Nah, ternyata tingkat keparahan vaginismus juga ada loh, dan ini pertama kali ditemukan oleh dr. John A. Lamont pada 1978, lalu dokter Peter Pacik (www.vaginismusmd.com) menyempurnakannya pada tahun 2010. Dan hal ini juga sudah dijelaskan dalam ilustrasi di Instagram dr. Robbi yaitu:
Namun, bukan berarti pasien vaginismus tidak bisa disembuhkan! Langkah awal yang dapat dilakukan menurut dr. Robbi adalah penderita bisa memulainya terlebih dahulu mengakrabkan diri dengan vagina. Caranya sangat mudah, yaitu:
- Duduklah dengan posisi santai, lalu arahkan cermin ke area kewanitaan, sehingga area itu bisa terlihat dengan mudah
- Lakukan eksplorasi menggunakan jari sambil tetap melihat cermin dan yakinlah, semua akan baik-baik saja dan tidak sakit bila disentuh.
Dengan cara ini, si penderita dapat memulai untuk menyingkirkan pandangan negatif tentang hubungan seksual dan dapat dengan segera melakukan terapi vaginismus, yaitu dilatasi.
Kenapa harus dilatasi? Dikutip kembali dari Instagram dr. Robbi, bahwa dilatasi adalah kunci penyembuhan vaginismus yang dapat dimulai menggunakan jari sendiri. Namun, tidak semua penderita dapat melakukan dilatasi mandiri, pada vaginismus dengan tingkat keparahan sedang dan tinggi memulai dilatasi adalah sesuatu yang mustahil.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah prosedur untuk membuat pasien tersebut mampu dan sukses memulai dilatasi, yaitu prosedur dilatasi berbantu. Dalam penyembuhan ini, dilatasi harus bersifat mudah, segera berhasil, bebas nyeri, bertahap, serta progres yang jelas dan terukur.
Tips Agar Terhindar dari Vaginismus
Yuk, ikuti beberapa tips berikut agar kamu terhindar dari vaginismus:
- Carilah informasi seputar hubungan seksual bersama pasangan, baik dalam cara meningkatkan dan sebagai penghambat dalam berhubungan.
- Perlunya pemahaman dan pengetahuan seputar aktivitas hubungan seksual sebelum menikah, agar terhindar dari traumatik saat melakukan hubungan pertama kali.
- Cobalah untuk melakukan foreplay atau fase pemberian rangsangan agar dalam melakukan hubungan seksual bersama pasangan cukup memproduksi cairan lubrikasi sehingga penis dapat berpenetrasi.
- Saat melakukan penetrasi lakukanlah penetrasi secara perlahan dimulai dari ujung penis yang ditempelkan pada lubang vagina dengan sedikit penekanan sampai otot vagina mulai berelaksasi yang kemudian dilanjutkan dengan penetrasi penis lebih dalam secara perlahan sesuai relaksasi otot vagina.
- Latihlah otot sekitar vagina dengan melakukan senam kegel.
- Selalu jaga kesehatan kelamin
- Pastikan luka sobekan akibat melahirkan telah sembuh dengan baik dan sempurna.
- Ciptakanlah komunikasi yang baik dengan pasangan sebelum melakukan hubungan seksual dan percayalah dengan diri sendiri serta pasangan.
Lalu apakah kamu vaginismus atau tidak? Yuk, kenali penyebabnya dan segera hubungi para ahli untuk penyembuhannya. Semoga bermanfaat.