Hai mampaps! Mampaps sudah dengar belum bahwa kabarnya PBB menghapuskan ganja dari daftar narkotika dan melegalkannya untuk keperluan medis sejak Rabu (2/12)? Kebijakan ini melalui proses pemungutan suara oleh negara-negara anggota Komisi Obat dan Narkotika PBB, disetujui 27 dari 53 negara anggota. Wah, kira-kira kenapa ya dan adakah manfaat ganja untuk kesehatan sehingga dilegalkan?
Berita ini tentu saja ramai dibicarakan, mengingat selama ini ganja di Indonesia termasuk narkotika golongan 1, yang artinya hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Akhirnya Selasa (8/12) lalu Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan Komisi Obat dan Narkotika PBB tidak pernah melegalkan penggunaan ganja! Karena itu, masyarakat diminta jangan sampai salah paham terkait hasil rekomendasi dari PBB tersebut.
Deputi Hukum dan Kerjasama BNN Puji Sarwono mengatakan, rekomendasi PBB hanya menyetujui bahwa ganja yang sebelumnya masuk dalam Schedule IV atau sangat berbahaya bagi kesehatan dan tidak memiliki manfaat medis, berpindah ke Schedule I alias dapat memiliki manfaat medis namun ada resiko besar penyalahgunaan.
Jadi penasaran ya Mampaps, apa saja manfaat ganja untuk kesehatan. Eits, tapi ketahui juga ya bahaya ganja untuk kesehatan.
Mengenal Ganja
Ganja adalah tanaman yang terdiri dari biji, bunga, daun, dan batang dari spesies Cannabis sativa yang dikeringkan. Ganja merupakan psikotropika yang mengandung tetrahidrokanabinol (THC) dan kanabidiol (CBD). Penggunaan pada umumnya dengan membakar daun gaja kering dan dihisap seperti rokok, atau menggunakan alat khusus yang disebut bong.
Baca Juga: Jangan Sepelekan! Kesehatan Anak Terancam Karena Asap Rokok!
Tahukah Mampaps, sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman dan kepemilikan serta penggunaan ganja pada tahun 1976, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur yang umum disajikan loh.
Manfaat Ganja untuk Kesehatan
Sebenarnya WHO sudah lama mengusulkan soal legalisasi penggunaan ganja. Bagi beberapa negara manfaat ganja untuk kesehatan dirasakan sangat besar. Apa saja itu?
1. Mengatasi Gangguan Jiwa Ringan
Sejumlah peneliti dari Harvard Medical School mengungkapkan ganja memiliki efek yang bisa membantu menenangkan kecemasan dan mengurangi depresi. CBD yang ada di dalam tanaman ganja dapat memengaruhi sistem endokanabinoid di tubuh. Sistem endokanabionoid mengatur gejala fisiologis seperti nafsu makan, suasana hati, tidur dan juga rasa nyeri. Jadi, efek CBD dianggap memberdayakan sistem pengaturan endokanabinoid sehingga tubuh dapat bekerja lebih baik. Tentu saja, dengan catatan dosis penggunaan harus tepat ya Mampaps.
2. Meredakan Nyeri Kronis
Dilansir dari Harvard Health Publishing, kandungan CBD di dalam ganja dapat meringankan nyeri kronis akibat multiple sclerosis, nyeri syaraf, iritasi usus, fibromyalgia, dan endometriosis. Manfaat ganja untuk kesehatan besar juga ya, Mampaps.
3. Mengobati Epilepsi
Salah satu manfaat ganja untuk kesehatan yang paling banyak dipelajari adalah dalam pengobatan penyakit neurologis seperti epilepsi dan multiple sclerosis. Kandungan CBD dalam ganja terbukti secara signifikan mengurangi aktivitas kejang pada anak-anak dengan sindrom Dravet, gangguan epilepsi masa kanak-kanak yang kompleks, dibandingkan dengan plasebo. Meskipun penelitian di bidang ini masih tergolong baru, beberapa penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan dari manfaat gAb
4. Memperlambat Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit yang menyerang otak dan sebagian besar dialami oleh orang berusia lanjut. Gangguan yang dirasakan seperti kepikunan, sulit fokus, dan tidak mampu melakukan aktivitas dengan baik.
Dalam penelitian yang dilakukan Kim Janda dari Scripss Research Institute menyimpulkan bahwa kandungan THC dalam ganja dapat memperlambat proses penyakit alzheimer. Laporan ini dimuat di jurnal Molecular Pharmaceutics.
5. Mengatasi Penyakit Parkinson
Salah satu laporan yang dimuat medPage melaporkan manfaat ganja untuk kesehatan dapat mengatasi tremor dan meningkatkan kemampuan motorik pada pasien parkison.
6. Menghambat Hingga Mematikan Sel Kanker dalam Tubuh
Sebuah penelitian yang dimuat jurnal Molecular Cancer Therapeutics mengungkapkan zat CBD yang ada dalam ganja dapat mematikan gen Id-1, yang digunakan sel kanker untuk menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu CBD juga mengurangi efek samping yang berhubungan dengan pengobatan kanker (kemoterapi), seperti mual, muntah, dan nyeri.
7. Mencegah Glaukoma
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh tekanan dalam bola mata yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Eye Institute di awal 1970-an, manfaat ganja untuk kesehatan dapat menurunkan tekanan dalam bola mata, sehingga dapat memperlambat proses terjadinya penyakit ini sekaligus mencegah kebutaan.
8. Mengurangi Jerawat
Berdasarkan penelitian ilmiah, minyak CBD dapat membantu mengobati jerawat karena sifat anti-inflamasi dan kemampuannya untuk mengurangi produksi sebum. Namun, penelitian pada manusia yang mengeksplorasi efek CBD pada jerawat perlu diteliti lebih lanjut.
Sebenarnya masih banyak lagi manfaat ganja untuk kesehatan. Namun Mampaps, sebagian besar penelitian-penelitian tersebut baru sebatas kepada hewan, sehingga pengaplikasiannya terhadap manusia masih sangat meragukan.
Bahaya Ganja untuk Kesehatan
Sebagai negara yang mengilegalkan penggunaan ganja, Mampaps pasti lebih akrab dengan efek negatif dari ganja meskipun manfaat dari ganja untuk kesehatan sangatlah besar bukan? Berikut beberapa efek negatif ganja bagi tubuh.
1. Menyebabkan Gangguan Jiwa Jerat
Terlepas dari manfaat ganja untuk kesehatangangguan jiwa. Ternyata, penggunaan ganja yang berlebihan malah bisa mengganggu kesehatan mental. Ganja membuat seseorang mengalami halusinasi, delusi, meningkatkan rasa cemas, dan serangan panik. Penggunaan ganja dalam jangka panjang juga membuat seseorang sulit tidur, mengalami perubahan suasana hati, dan berkurangnya nafsu makan.
2. Terganggunya Fungsi otak
Penggunaan ganja dalam jangka panjang terbukti mengubah struktur tertentu pada otak, sehingga menurunkan kemampuan dalam berfikir dan menyimpan memori.
3. Risiko Kanker Paru-paru
Ganja mengandung konsentrasi zat karsinogenik polycylic aromatic hydrocarbon dua kali lipat lebih besar bila dibandingkan rokok tembakau. Ganja cenderung dihisap tanpa menggunakan filter, biasanya dihisap dengan hisapan dalam dan menahan nafas lebih lama, sehingga berpotensi menyebabkan penumpukan zat karsinogenik pada saluran nafas.
4. Memengaruhi Kesehatan Rongga Mulut
Hal ini disebabkan oleh sifat iritatif ganja. Ganja dapat menyebabkan laju aliran air liur menurun, sehingga mengakibatkan berkurangnya fungsi imun dari air liur dalam menjaga kesehatan rongga mulut. Bisa jadi tempat kembang biak bakteri dan jamur dong ya.
Selain itu paparan asap pembakaran yang panas pada rongga mulut yang berlangsung lama dapat menyebabkan terbentuknya zat karsinogen (zat kanker) pada rongga mulut.
5. Gangguan Sistem Pembuluh Darah
Efek ganja terhadap sistem pembuluh darah bersifat langsung. Pengguna akan langsung merasakan detak jantung yang meningkat, tekanan darah menurun, dan mata merah akibat pembuluuh darah melebar. Wah, besarnya manfaat untuk kesehatan juga memiliki risiko berbahaya ya jika disalahgunakan.
6. Mengganggu Fungsi Sistem Reproduksi
Berdasarkan penelitian, penggunaan ganja dalam dosis yang besar bisa mengurangi jumlah sperma pada pria serta membuat siklus menstruasi tidak teratur pada wanita.
Oh ya Mams, mengisap ganja selama kehamilan juga memengaruhi perkembangan otak janin, meningkatkan risiko bayi lahir prematur, serta leukemia. Dan konsumsi ganja ketika Mams menyusui bisa membuat THC masuk ke dalam ASI dan menghambat pertumbuhan bayi.
Baca Juga: Waspada Ma, Bahaya Asap Vape Bagi Ibu Hamil!
Menghilangkan Ketergantungan Ganja
Semakin tinggi kadar tetrahidrokanabinol (THC) semakin mudah mengalami ketergantungan terhadap ganja ya, Mampaps! Efek ganja dapat bertahan di dalam tubuh manusia lebih lama dibandingkan dengan zat narkotika lainnya. Hal ini disebabkan ganja termasuk golongan lipofilik, artinya memiliki sifat larut dalam lemak dan bertahan di dalam lapisan lemak tubuh.
Kepada detikHealth dr Tribowo Tuahta Ginting, SpKJ menjelaskan bahwa ada dua cara untuk mengatasi seseorang yang kecanduan obat-obatan terlarang termasuk ganja, yaitu dengan psikofarmaka dan psikoterapi. Psikofarmaka berarti diberikan obat yang bisa membantu mengatasi kecanduan. Sedangkan psikoterapi adalah memberikan kegiatan yang memperkuat motivasi, memperkuat mekanisme pertahanan diri, dan mencari alternatif kegiatan atau pikiran agar dapat terhindar dari penggunaan zat berulang.
Meskipun PBB sudah melonggarkan aturan mengenai penggunaan ganja karena manfaat ganja untuk kesehatan begitu banyak. Namun, di Indonesia masih meyakini efek negatif penggunaan ganja masih lebih besar daripada efek positifnya. Mungkin saja untuk kepentingan medis pada awalnya, namun kebutuhan rekreasional juga pada akhirnya. Selama masih ada pilihan terapi yang lain, nampaknya kita belum perlu beralih ke tanaman ini.