Si Kecil mengalami kesulitan membaca, menulis atau mengeja? Atau ia merasa kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat? Bisa jadi Ia mengalami gangguan disleksia pada anak.
Perlu Mampaps ketahui bahwa disleksia pada anak memang kerap terjadi, sehingga penderita akan merasa sulit untuk memahami pelajaran yang disampaikan secara visual maupun melalui suara. Disleksia pada anak, disfungsi otak mereka hanya tidak mampu menerjemahkan gambar yang dilihatnya dengan mata atau suara yang mereka dengar oleh telinga.
Lalu apa sih, gejala, penyebab dan cara pencegahan disleksia pada anak? Yuk, simak poin-poin berikut ini:
Apa Penyebab Disleksia pada Anak
sumber gambar: www.todaysparent.com
Sayangnya, penyebab terjadinya disleksia pada anak belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini dapat dikaitkan dengan kelainan gen yang memengaruhi kinerja otak untuk membaca dan berbahasa. Nah, dikutip dari laman alodokter.com faktor yang diduga memicu kelainan ini di antaranya:
- Infeksi atau paparan nikotin, alkohol, dan NAPZA pada masa kehamilan.
- Lahir prematur atau terlahir dengan berat badan rendah.
Selain itu, riwayat gangguan belajar dalam keluarga juga menjadikan penyebab anak menderita disleksia. Meski demikian, kemampuan membaca Si Kecil dengan disleksia akan membaik seiring bertambahnya usia mereka.
Kenali Gejala atau Tanda Disleksia pada Anak
sumber gambar: learningworksforkids.com
Khawatir Si Kecil mengalami disleksia? Mampaps bisa kenali gejala atau tanda-tandanya nih, apa saja itu? Yuk, kenali gejala atau tanda disleksia pada anak berikut:
Pelupa dan Sering Kehilangan Barang
Perhatikan apakah Si Kecil sering lupa menaruh dan kehilangan barang miliknya seperti perlengkapan belajar? Nah, biasanya disleksia pada anak akan sangat-sangat pelupa melebihi teman-temannya di setiap saat. So, Mampaps harus selalu perhatikan ya.
Memiliki Respon yang Lamban
Disleksia pada anak bisa juga tampak dari respon yang diberikan saat melakukan tugas atau instruksi. Biasanya hal ini dapat dikenali pada kegiatan belajar sekolah, nah tidak ada salahnya Mampaps bertanya pada wali kelasnya akan hal ini ya.
Mengalami Gangguan Berbahasa
Gangguan berbahasa pada Si Kecil bisa dikategorikan Ia mengalami disleksia, di mana ia sulit untuk mengutarakan apa yang ia inginkan. Bukan hanya itu, Ia juga sulit untuk membedakan suatu huruf seperti “taman” untuk “tanam.” Bahkan ia akan sulit untuk mengungkapkan sesuatu dengan istilah dan tidak dapat dengan lancar bercerita secara runut. Selain itu, disleksia pada anak bisa terlihat dari cara mereka memahami konsep seperti “lebih banyak dari,” “lebih sedikit dari,” “persamaan,” “perbedaan,” “sebelum,” “sesudah” serta menggunakan istilah “atas” untuk “bawah,” “maju” untuk “mundur.”
Merasa Sulit Mengurut Abjad
Butuh waktu dan keterampilan yang ekstra bagi anak penderita disleksia untuk mengurut abjad dengan baik dan tepat. Karena ini menjadi kegiatan yang sulit bagi anak disleksia usia prasekolah. Nah, sedari dini Mampaps bisa tahu nih apakah Si Kecil merasa sulit saat Mampaps mengejakan huruf abjad kepadanya.
Sulit untuk Berkoordinasi
Salah satu deteksi dini dan dapat diketahui dengan cepat adalah bagaimana cara ia melakukan koordinasi. Jika ia mengalami kesulitan untuk melakukan koordinasi gerakan motorik seperti sering terjatuh, sering menabrak benda, atau sering tersandung bisa jadi Si Kecil mengalami disleksia. Meski terlihat spele atau tak tampak, namun Mampaps harus tetap waspada ya.
Sulit untuk Melakukan Aktivitas
Hal lain yang dapat mengetahui bahwa Si Kecil mengalami gangguan disleksia adalah ia sulit melakukan aktivitas yang cukup mudah, seperti mewarnai, menggunting, mengancing baju, memakai kaos kaki, dan sebagainya.
Cara Mencegah Terjadinya Disleksia
sumber gambar: parentmap.com
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati, nah hal yang harus Mampaps lakukan agar Si Kecil tidak mengalami gangguan disleksia adalah:
- Mengajarkannya Si Kecil membaca dari kecil bisa menjadi solusi yang baik, jadi tidak ada salahnya untuk selalu meluangkan waktu membacakan buku cerita pada si kecil sejak usia 6 bulan ya Mampaps.
- Bagi si kecil usia preschool maka ajarkan ia secara detail untuk mengenal huruf dan kata secara lantang, lalu ajak ia untuk mengucapkannya secara berulang.
Penanganan pada Anak Penderita Disleksia
sumber gambar: www.todayonline.com
Jangan khawatir Mampaps, bagi Si Kecil yang mengalami disleksia tentu ada penanganan yang baik agar ia tetap percaya diri dan belajar dengan baik. Lalu, penanganan seperti apa yang harus Mampaps lakukan? Yuk, cek poin berikut:
- Lakukan kerjasama dengan pihak sekolah. Tidak ada salahnya Mampaps untuk membicarakan kondisi Si Kecil dengan guru atau kepala sekolahnya untuk mendapatkan cara yang tepat dalam membantunya mengikuti pelajaran di sekolah.
- Budayakan selalu mengajak Si Kecil untuk membaca di rumah, karena dengan melakukannya berulang kali dan dengan cara yang menyenangkan maka hal ini bisa meningkatkan kemampuannya untuk memahami cerita yang Mampaps bacakan. Berikan pula ruang untuk Si Kecil membaca sendiri tanpa bantuan.
- Terus berikan support agar Si Kecil dapat membaca buku, kemudian mendiskusikan isinya bersama-sama.
- Yang paling utama adalah, jangan pernah menyalahkan Si Kecil jika ia melakukan kesalahan agar kepercayaan dirinya bisa dibangun.
Disleksia pada anak tentu bisa Mampaps cegah dan atasi dengan baik bukan? Tentunya dengan membangun budaya baca sejak mereka masih kecil.