Saat Mama mempunyai anak, dilema terbesar tentunya memilih untuk berhenti kerja atau meneruskan karir, ya, Mams. Pilihan menjadi Stay At Home Mom (SAHM) atau Working Mom (WM), jadi masalah terbesar buat Mama modern. Mama dihadapkan pada dua pilihan: waktu untuk anak dan pencapaian karir Mama.
Alasan Berhenti Bekerja
Beberapa Mama memutuskan berhenti kerja karena keinginan mengurus anak di rumah. Alasan lain karena tidak adanya pengasuh yang dipercaya.
Beberapa Mama mendapat bantuan untuk menjaga anak dari orang tua dan memutuskan tetap melanjutkan karirnya. Selain karena kesukaan Mama terhadap pekerjaan juga karena alasan keuangan.
Nah, hal inilah yang kemudian menjadi perdebatan. Sebagian tak setuju jika seorang mama yang memiliki peran dominan mengurus anak ini tetap bekerja. Sebagian Mama memutuskan tetap bekerja karena menyadari kebutuhan ekonomi yang tak mampu tercover oleh penghasilan suami.
Saat Mama berhenti bekerja, mantapkan diri untuk alasan yang jelas. Jangan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga karena tidak puas dengan pekerjaan sekarang atau beranggapan Mama bisa lebih santai saat tidak lagi bekerja ya. Pastikan Mama mantap dan siap untuk mengurus anak, karena hal ini punya tantangan tersendiri loh, Mams.
Plus Minus Stay at Home Mom dan Working Mom
Lebih baik kita cek dulu yuk plus minusnya Mama yang tinggal di rumah dan seorang Mama yang bekerja. Agar Mama sudah benar-benar mempertimbangkan sebelum mama mengambil keputusan berhenti bekerja.
STAY AT HOME MOM
Mama Akan Selalu Ada Untuk Si Kecil
Plus : Menjadi Mama yang tinggal di rumah dan bersama anak-anak, akan membuat Mama selalu tahu apa yang terjadi pada anak-anak. Selain itu juga Mama akan selalu ada untuk mereka. Mama tahu perkembangan anak dan bisa menjaga si kecil setiap waktu.
Minus : Seharian selalu berada di rumah pun akan membuat seseorang merasa bosan dan jenuh. Terlebih bagi Mama yang sebelumnya berkarir. Ada kalanya kebosanan dan kejenuhan datang, oleh karena itu harus ada trik dan siasat jitu yang membuat Mama lebih betah berada di rumah bersama anak-anak.
Menjadi Seorang Mama Di Rumah Pun Sebuah Pekerjaan
Plus : Saat di rumah mama adalah bos nya. Jadi tak ada lagi atasan yang akan menegur jika tak sengaja Mama tertidur sambil menidurkan si kecil. Atau tak ada lagi supervisor yang menegur saat terjadi kesalahan dalam bekerja.
Minus : Mama harus siap untuk mendapatkan dateline mendadak dari anak-anak serta tasklist yang tidak kunjung habis. Saat bekerja di kantor Mama merasakan kesenangan saat tugas selesai. Sedangkan di rumah, banyak Mama yang merasa stres karena sampai akhir hari, hampir tak ada tugas yang benar-benar selesai.
Penting sekali Mama untuk memiliki disiplin diri. Mama harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin. Mencuri waktu istirahat, mencoba mengusir jenuh, dll.
Waktu Bersosialisasi
Plus: Mama memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk menemani kegiatan si kecil di sekolah atau bertemu kerabat.
Minus: Berkomunikasi dengan anak pasti berbeda dengan bersosialisasi dengan rekan kerja ya, Mams. Saat dengan rekan kerja, Mama bisa curhat dan meminta masukan. Sedangkan dengan anak, Mama dituntut harus selalu mendengar dan tidak mudah untuk meminta anak memahami masalah Mama.
Namun semua itu tetap bisa diatasi, jika mama adalah seorang yang aktif, maka mama bisa bergabung dengan komunitas di sekolah si kecil atau tetap berkomunikasi dengan rekan kerja lama.
Kepuasan Besar Saat Membesarkan Anak Sendiri
Plus : Mama bisa sepenuhnya mendidik anak sesuai keinginan Mama. Tentunya berbeda ya, Mams, anak yang diasuh Mama dengan anak yang diasuh pengasuh. Kasih sayang dan keinginan memberikan yang terbaik pasti Mama ajarkan untuk si kecil.
Minus: Saat Mama mengasuh anak sendiri, keinginan untuk memberikan yang terbaik menjadi tekanan tersendiri untuk Mama. Mama cenderung ‘keras’ terhadap diri sendiri untuk menjadi Mama yang sempurna. Juga terkadang membuat Mama menaruh harapan terlalu tinggi terhadap si kecil. Ini tentunya bisa membuat Mama stres dan anak tertekan.
Jadi, untuk mengakalinya, buatlah waktu untuk berkumpul bersama orang tua lain dan membawa serta anak-anak untuk bermain bersama. Ingat selalu masa anak-anak adalah waktunya anak melakukan kesalahan dan bersenang-senang ya, Mams. Mama harus bisa mentoleransi ketidaksempurnaan dan lebih fokus pada bonding time bersama anak.
Baca Juga: Kesulitan Mengasuh Si Kecil? Ini Kisah Mama yang Bekerja Dalam Melawan Stres!
WORKING MOM
Produktivitas dan Passion Jadi Alasan Utama
Plus: Tak bisa dipungkiri memang meski pun telah menikah dan memiliki seorang anak, banyak Mama yang masih memiliki passion berkarir dalam hidupnya. Kepuasan untuk mencapai suatu tujuan menjadi satu alasan seorang mama untuk tetap melanjutkan karir.
Minus: Mau tak mau, ada waktu yang berkurang untuk berinteraksi dengan anak. Bayangkan saja, mama pulang kerja saat sore atau malam hari dan si kecil sudah mengantuk alias sudah waktunya tidur. Mungkin mama tak bisa mengajaknya banyak bermain, atau bahkan hanya bisa melihatnya sudah tertidur tanpa bisa berkangen-kangenan, sedangkan esok pagi mama berangkat saat si kecil belum terbangun.
Membagi waktu dengan baik adalah hal yang wajib dilakukan. Jika mama memilih tetap berkarir saat si kecil sudah lahir, pilihlah jenis pekerjaan yang lebih bersahabat dengan para ibu. Misalnya pekerjaan yang waktu kerjanya tidak terlalu malam, tidak terlalu stressful atau pekerjaan yang bisa dilakukan beberapa hari dalam satu minggu. Agar mama tetap memiliki waktu untuk melihat tumbuh kembang si kecil.
Menjadi Lebih Konsisten dan Disiplin
Plus: Sebagai working mama, tentu saja dituntut untuk menjadi lebih konsisten dan disiplin dengan waktu. Misal, karena ingin tetap memiliki waktu yang berkualitas, sepulang kerja mama akan langsung pulang ke rumah, karena tak bisa membendung rasa rindu untuk berjumpa dengan si kecil.
Minus: Keterbatasan waktu biasanya membuat seorang working mama merasa frustasi juga. Akan ada rasa seolah waktu sehari berjalan sangat cepat, dan kesibukan di kantor seringkali membawa mood yang buruk untuk si kecil yang berada di rumah.
Saat mama memutuskan untuk tetap berkarir saat si kecil sudah lahir, maka konsekuensinya adalah mama harus bisa membagi waktu dengan baik. Karena tentu saja mama tak ingin membuat si kecil merasa terabaikan hanya karena mama tak bisa berada di sampingnya saat momen-momen baik terjadi dalam hidupnya.
Kebutuhan Finansial Terjamin
Plus: Sepasang suami istri yang bekerja, dianggap lebih mampu memenuhi kebutuhan finansial keluarganya. Karena nafkah dari suami bisa digunakan untuk kebutuhan pokok, sedangkan penghasilan istri bisa menjadi tabungan untuk keluarga dan anak-anak.
Minus: Dalam hidup, uang itu bukan segalanya. Meski secara finansial terjamin, namun bagaimana jika harus menambah anggaran untuk membayar baby sitter atau pengasuh karena si kecil ditinggal bekerja oleh mama? Tentu saja hal ini sama saja bohong bukan? Terlebih lagi menukar quality time dan tumbuh kembang si kecil demi finansial bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan. Karena moment tumbuh kembang si kecil tak akan terulang kedua kali.
Baca Juga: Uang Bulanan Rumah Tangga Cepat Habis?
So, bagaimana Mams?
Menjadi working mom atau stay at home mom semua kembali ke keputusan masing-masing dan disesuaikan dengan kondisi dan juga bagaimana kemampuan masing-masing. Karena kita percaya bahwa semua mama hebat dan semua mama tentu saja punya keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk anak mereka.
Dan yang paling penting, pilihlah keputusan yang membuat Mama bahagia. Saat Mama bahagia, sesulit apapun masalah yang Mama hadapi, pasti akan dapat diatasi.
Baca Juga: Trik & Tips Memilih Baby Sitter untuk Mama yang Bekerja!