Hai Mampaps! Apakah Mampaps di sini sedang merancanakan program kehamilan? Keberhasilan suatu program kehamilan tidak hanya menjadi tanggung jawab Mams ya, melainkan Papa juga perlu memastikan kesehatan organ reproduksinya. Salah satu indikatornya adalah memiliki kualitas sperma yang baik. Tentu saja, Papa tidak bisa menilai ini sendiri, perlu dilakukan analisis sperma di laboratorium. Tetapi jangan khawatir Paps, ada satu indikator lagi yang dapat membantu Papa menilai sendiri kualitas sperma, yaitu dari warna sperma.
Sebenarnya yang dinilai bukanlah warna sperma saja, melainkan warna dari cairan yang membawa sperma. Cairan ini disebut dengan semen, atau mungkin Paps lebih familiar dengan sebutan air mani, yang dihasilkan oleh organ-organ seksual pria. Fungsi utama semen adalah menghantarkan sperma menuju sel telur pada organ reproduksi wanita. Tahu kah Paps, bahwa warna cairan ini dapat menunjukkan kondisi kesehatan tubuh loh!
Macam-Macam Warna Sperma dan Artinya
Jika Paps selama ini memerhatikan ternyata saat ejakulasi warna sperma tidak melulu berwarna bening atau putih pekat! Melainkan dapat berubah warna yang disebabkan oleh beberapa kondisi. Hal ini dapat membantu Paps mengenali kondisi kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa macam warna sperma dan artinya bagi kesehatan.
Bening Putih atau Abu-Abu
Warna sperma bening, putih, atau abu-abu adalah warna normal semen, menandakan kondisi sperma yang sehat. Paps bisa saja menemukan kadang cairan ini nampak lebih encer atau lebih pekat. Cairan encer terjadi jika jumlah spermanya sedikit, sering ejakulasi, kekurang asupan Zinc, atau cairan yang keluar adalah cairan preaejakulasi. Sedangkan pada semen yang berwarna putih pekat bisa disebabkan oleh karena Paps sudah lama tidak ejakulasi, sehingga cairan sperma menumpuk dan menjadi lebih kental.
Baca Juga: Apakah Sperma Papa Sehat? Kenali Cirinya Sebelum Ke Dokter!
Kekuningan
Warna sperma yang kekuningan bisa saja normal Paps, karena semakin lanjut usia warna semen memang akan menjadi lebih kekuningan. Selain itu, jenis makanan yang Paps konsumsi juga dapat merubah warna semen. Makanan tinggi sulfur seperti bawang putih, bawang bombay, brokoli dan asparagus, serta alkohol juga bisa menyebabkan perubahan warna semen menjadi kekuningan loh paps. Bahkan jika semen tercampur dengan sisa urin yang berada dalam uretra bisa membuat warna sperma Paps tampak kekuningan. Secara semen dan urin keluar dari saluran yang sama, yaitu uretra.
Warna kekuningan pada sperma juga bisa menjadi penanda bahwa terdapat masalah pada kesehatan si Paps, seperti penumpukan bilirubin dalam tubuh. Bilirubin adalah pigmen kuning yang terdapat dalam darah dan tinja, sebagai hasil dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua. Selain itu ada leukositospermia, suatu keadaan terlalu banyak sel darah putih dalam semen. Selain membuat warna sperma nampak berwarna kekuningan, hal ini juga bisa merusak spermanya si Paps. Penyebabnya bisa karena adanya infeksi prostat, penyakit menular seksual, atau penyakit autoimun.
Merah, Merah Muda, Jingga, atau Kecoklatan
Warna merah, merah muda, jingga, dan kecoklatan identik dengan adanya darah yang bercampur dengan cairan sperma. Kondisi ini disebut dengan hematospermia. Warna merah atau merah muda menandakan darah segar, sedangkan jingga atau kecoklatan menandakan darah yang lebih tua, karena darah dapat mengalami perubahan warna setelah terpapar oksigen dalam jangka waktu tertentu.
Perdarahan ini bisa merupakan komplikasi dari infeksi menular seksual, luka saat masturbasi, infeksi pada prostat, testis, atau saluran kencing. Selain itu juga bisa terjadi setelah Paps melakukan prosedur medis tertentu seperti operasi prostat atau pasang kateter urin.
Hitam
Nah, jika darah yang tercampur dengan semen itu telah mengendap cukup lama di dalam tubuh, maka sperma akan nampak berwarna hitam. Seram juga ya Paps. Tapi kondisi ini tidak datang tiba-tiba. Perubahan warna sperma yang cukup ekstrim ini dikaitkan dengan kondisi cedera pada sumsum tulang belakang ataupun tingginya kadar logam dalam darah, seperti timbal, mangan, dan nikel. Logam berat bisa berasal dari makanan, air, atau lingkungan yang terkontaminasi.
Mengenali perubahan pada warna sperma bisa membuat Papa aware jika terdapat suatu masalah pada kesehatannya. Jika masalah kesehatan tersebut tidak diatasi, malah nantinya dapat menyebabkan sperma rusak, dan pada akhirnya menurunkan kesuburan si Paps.
Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bagi Pasien Covid-19 Berbahaya!
Kriteria Sperma Sehat
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai kondisi sperma melalui warna semen. Lalu bagaimana menilai kualitas spermanya sendiri? Ada beberapa kriteria yang dapat menentukan kualitas sperma, di antaranya:
Jumlah Sperma (Volume)
Tiap 1 ml semen yang dikeluarkan seorang pria mengandung sekitar 15 juta sperma, dan semen yang dikeluarkan saat Paps ejakulasi normalnya sekitar 2 ml. Jumlah sperma yang terlalu sedikit kemungkinan dapat sulit untuk menyebabkan hamil.
Kemampuan Bergerak Sperma (Mortilitas)
Minimal 40 persen dari sperma dalam semen harus mampu bergerak dan sekitar 25 persen dari jumlah sperma harus memiliki gerakan maju yang cepat. Karenanya, untuk mencapai sel telur, sperma harus bergerak lincah dan berenang melalui beberapa bagian dari organ reproduksinya Mams.
Bentuk Sperma (Morfologi)
Minimal 30 persen dari jumlah total sperma harus berbentuk normal. Sperma normal memiliki ciri kepala yang berbentuk oval dan ekor yang panjang untuk mendukung gerakan ke depan.
Baca Juga: Papa Perlu Tahu Manfaat Seledri untuk Kesehatan Seksual Pria
Cara Meningkatkan Kualitas Sperma yang Efektif
Dalam memerhatikan warna sperma, ada beberapa cara yang dapat Papa lakukan mandiri demi meningkatkan kualitas sperma, seperti:
Makan-makanan sehat dan menjaga berat badan ideal
Makanan yang dapat meningkatkan kualitas sperma, contohnya makanan yang mengandung protein, sayur-sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian. Papa juga bisa menambah suplemen multivitamin sebagai nutrisi tambahan. Oh ya Paps, usahakan jangan sampai berat badannya berlebih ya, karena penambahan berat badan dikaitkan dengan penurunan jumlah dan gerakan sperma.
Olahraga secara teratur
Untuk menghasilkan kualitas sperma yang baik, diperlukan hormon testosteron yang cukup. Papa dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh dengan cara olahraga secara teratur, tetapi jangan sampai berlebihan ya Paps. Tiga kali seminggu, kurang lebih 20 menit tiap olahraga adalah waktu yang ideal.
Hindari hal-hal yang membuat stres
Saat stres tubuh akan menghasilkan hormon yang disebut hormon kortisol. Hormon ini dapat menekan produksi hormon testosteron. Oleh karena itulah, saat melakukan program hamil dokter sangat menekankan bahwa Mampaps harus menghindari hal-hal yang membuat stres, dan menciptakan suasana yang tenang dan membuat happy.
Stop merokok dan batasi asupan kafein dan alkohol
Merokok serta konsumsi kopi dan alkohol yang berlebihan dapat memicu penurunan jumlah sperma dan mengurangi kemampuan gerak sperma. Jika Mampaps sedang bersungguh-sungguh dalam menjalani program kehamilan, ada baiknya stop secara keseluruhan baik merokok, konsumsi kopi dan alkohol.
Janganlah menunggu sampai segala upaya program hamil gagal, barulah Papa mau memeriksakan diri ke dokter. Ingat, tanggung jawab kesuburan bukan hanya tanggung jawab Mams ya. Sembari melakukan upaya mandiri meningkatkan kesehatan sperma, memperhatikan warna sperma dapat membantu Papa mengenali jika ada masalah pada organ reproduksinya. Jangan ragu untuk konsultasikan diri kepada dokter spesialis andrologi jika ditemukan perubahan warna sperma yang dianggap mengkhawatirkan.