Dari zaman dahulu tanpa kita sadari sebenarnya kita lebih cenderung membedakan anak laki-laki dengan anak perempuan. Walaupun sekarang tidak seperti zaman dahulu tetapi masih ada stereotip tentang anak laki-laki dan perempuan.
Contohnya saja, warna biru untuk anak laki-laki sementara anak perempuan dengan warna pink. Stereotipe seperti ini banyak sekali ditemukan pada cerita anak, film dan segala jenis produk untuk anak.
Dalam dunia parenting ada yang namanya gender-neutral parenting yaitu pola pengasuhan anak yang tidak mementingkan jenis kelamin. Disebutkan ada suatu keluarga di Toronto yang tidak memberi penjelasan kepada anak tentang jenis kelaminnya sampai dia usia 3 tahun, ini termasuk ekstrem ya Mams.
Ada lagi cara yang lebih halus yaitu dengan memberikan warna netral kepada anak-anaknya, dibebaskan memilih apa yang disukainya dan sebagainya. Mama juga bisa mengadopsi pola asuh seperti ini tentunya yang sesuai dengan lingkungan dan budaya Indonesia.
Baca juga: 7 Cara Mengenalkan Pendidikan Seks Pada Anak Sejak Dini!
Pola asuh ini bukan berarti menghilangkan jenis kelaminnya karena anak juga perlu mengidentifikasi dirinya agar tidak kehilangan identitas nantinya. Ada beberapa hal yang bisa Mama lakukan untuk mengenalkan kesetaraan gender pada anak seperti berikut ini:
Hilangkan konsep blue for boys and pink for girls
Mama bisa membiarkan anak untuk memilih warna kesukaan mereka tanpa intimidasi dari Mama. Apa yang mereka sukai atau mereka inginkan harus bisa dengan bebas mereka lakukan. Misalkan saja anak bisa menggambar apa saja dengan warna apa yang ia inginkan.
Dalam sebuah buku anak The Day the Crayons Quit diceritakan bahwa krayon pink ingin agar karakter anak laki-laki bisa menggambar dinosaurus, kuda atau bahkan monster dengan krayon pink.
Baca Juga : Selebgram Cilik Ini Bisa Jadi Referensi Mama Dandani Si Kecil!
Bebaskan dalam memilih mainan
Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa usia anak 2-6 tahun mulai belajar stereotip gender dari mainan. Karena mainan ini seringkali dianggap dengan gender tertentu.
Hindari anggapan mainan anak laki-laki dan mainan anak perempuan. Karena sebenarnya semua mainan selama mempunyai manfaat bagi perkembangan anak bisa ia pilih yang disukai.
Bermain itu sangat penting bagi perkembangan anak-anak dan akan mempengaruhi sisi fisik dan psikologisnya.
Perhatikan bacaan dan tontonan anak
Tanpa disadari ada banyak cerita dongeng yang membedakan gender. Misalkan pada cerita Disney klasik. Di cerita ini biasanya perempuan diasumsikan menjadi pihak yang tidak berdaya dan laki-laki menjadi yang kuat.
Untungnya sekarang ada tontonan yang tidak membedakan seperti itu. Seperti animasi Tayo, karakter mobil perempuan pun mempunyai kehebatannya sendiri.
Begitu juga dengan serial Thomas and Friends. Sekarang bermunculan karakter lokomotif perempuan yang hebat.
Kesetaraan Gender Saat Bermain Bersama
Ajaklah anak Mama untuk bermain dalam kelompok bermain yang berisi anak laki-laki dan anak perempuan. Ini akan sangat bermanfaat jika ia dewasa nantinya.
Dia akan menjadi lebih percaya diri jika suatu saat dia bersekolah atau bekerja dan diharuskan bergaul dengan gender yang berbeda darinya.
Kesetaraan Gender Saat Dirumah
Biasakan anak untuk bisa membantu semua pekerjaan rumah tanpa membedakan ini tugas perempuan atau laki-laki. Mama juga harus bekerjasama dengan Papa dalam hal ini.
Ajarkan anak bahwa Papa pun bisa memasak atau Mama memperbaiki rantai sepeda sehingga mereka bisa memahami bahwa tidak ada batasan dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
Baca juga: Mengenalkan Pendidikan Seksual Pada Anak? Ini Dia 3 Alasan Penting!
So, anak tidak pernah memiliki pemikiran bahwa salah satu gender itu lebih baik daripada yang lain. Jadi sebagai orang tua sebaiknya lebih memperhatikan apa yang sebenarnya dia inginkan secara individu terlepas dari gender mereka.