Bagi calon Mama yang sedang merencanakan atau sedang menjalani kehamilannya, sudah tahu belum jika usia kehamilan Mams dapat memengaruhi kesehatan plasenta? Bagaimana pengaruhnya? Simak yuk penjelasan di bawah!
Pentingnya Menjaga Kesehatan Plasenta
Plasenta atau yang lebih dikenal dengan ari-ari merupakan organ yang terbentuk dan menempel pada dinding rahim Mams sejak awal kehamilan. Plasenta berfungsi sebagai akses pemberian nutrisi dan oksigen dari Mams ke janin dan mengambil sisa metabolisme janin ke Mams. Nah, berartu penting sekali ya, Ma peranan plasenta selama kehamilan.
Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, maka plasenta harus berada dalam kondisi yang baik pula. Antara lain baik letak menempelnya di dalam rahim ataupun pada dinding rahim.
Namun, ada beberapa penyebab dan faktor risiko yang mengakibatkan terganggunya keadaan tersebut. Hal ini tentu saja bisa berakibat buruk untuk Mama dan calon si buah hati. Salah satu faktor risiko tersebut adalah usia Mams saat hamil.
Pengaruh Usia Mama pada Kesehatan Plasenta
Telah banyak literatur yang menyebutkan bahwa usia Mama saat hamil sangat memengaruhi kualitas kehamilan, termasuk pada kesehatan plasenta. Dan tahukah Mams, ternyata usia yang berisiko itu tidak hanya pada usia tua (>40 tahun) loh, namun juga usia <20 tahun. Berikut beberapa kondisi kesehatan plasenta yang membahayakan kehamilan yang diakibatkan oleh usia kehamilan yang kurang ideal.
Plasenta Previa
Plasenta previa atau plasenta letak rendah adalah plasenta yang menempel pada segmen bawah rahim, karena normalnya plasenta menempel di bagian atas, samping, depan, atau belakang dinding rahim ya Mams. Jika sudah begini plasenta dapat menutupi seluruh atau sebagian dari pintu jalan lahir.
Sebenarnya bagaimana sih usia kehamilan dapat memengaruhi letak plasenta? Jadi, semakin meningkatnya usia Mams, terjadi pengerasan pembuluh darah arteri (arteriosklerosis) pada otot rahim. Hal ini menyebabkan aliran darah ke dinding rahim (endometrium) tidak merata, sehingga plasenta tumbuh lebih besar dengan luas permukaan yang lebih lebar. Untuk mendapatkan aliran darah adekuat, maka plasenta tumbuh di daerah yang subur yaitu di sekitar pintu jalan lahir (ostium uteri internum). Kejadian ini makin signifikan bagi Mams yang hamil usia di atas 40 tahun.
Sedangkan untuk Mams usia <20 tahun, produksi hormon progesteron masih kurang dan korpus luteum bereaksi lambat, sehingga memengaruhi proses pematangan dinding rahim khususnya daerah rahim bagian atas Mams.
Nah Mams, jadi segerakan periksakan diri ya jika terjadi perdarahan dari kemaluan, berwarna merah terang tanpa rasa sakit pada paruh kedua kehamilan. Jika dibiarkan kondidi kesehatan plasenta seperti ini dapat menyebabkan kegawatdaruratan pada Mams dan janin.
Baca Juga: Alice Norin Alami Placenta Previa Totalis Accreta, Ketahui Ma!
Solusio Plasenta
Solusio plasenta atau dikenal juga dengan abrusio plasenta adalah kondisi plasenta terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan, baik sebagian maupun seluruh.
Walaupun usia kehamilan tua bukan merupakan penyebab utama dari solusio plasenta, namun usia Mama >40 tahun dapat menjadi fakto risiko terjadinya solusio plasenta. Kenali gejalanya ya Mams, solusio plasenta biasanya ditandai dengan gejala seperti perdarahan dari kemaluan, berwarna merah gelap disertai rasa nyeri perut yang hebat, nyeri punggung, dan kontraksi rahim seperti akan melahirkan. Biasanya solusio plasenta terjadi di atas usia kehamilan 20 minggu.
Perlu Mams ketahui bahwa penyebab solusio plasenta dan kondisi di atas dapat menyebabkan Mams mengalami anemia berat, gagal ginjal, shock, hingga kematian. Selain itu, pasokan oksigen dan nutrisi bagi bayi juga akan terganggu. Hal ini tentunya dapat berisiko kelahiran prematur hingga kematian.
Seram ya Mams? Yaps, karena sepenting itu lah kesehatan plasenta bagi janin.
Tips Menjaga Plasenta Sehat
Setiap Mams pasti mendambakan anak dalam kandungannya tumbuh dan kembang dengan baik. Oleh karena itu, Mams tidak hanya perlu fokus pada pemberian nutrisi yang baik bagi janin, tetapi juga Mams harus memerhatikan kesehatan plasenta, sebagai akses masuknya nutrisi tersebut. Apa saja yang perlu Mams ketahui demi menjaga plasenta tetap sehat?
Stop Merokok
Hasil studi menunjukkan bahwa Mams yang merokok sebelum hamil meningkatkan peluang terjadinya kelainan pada plasenta sebesar 40%.
Jangan Menggunakan Obat-obatan Terlarang
Sepuluh persen Mams yang menggunakan kokain pada trimester akhir berisiko memengaruhi kesehatan plasenta, hingga mengalami kelainan pada plasenta.
Menjaga Tekanan Darah
Tekanan darah yang tinggi juga sangat berisiko menyebabkan kelainan pada plasenta ya Mams. Bahkan tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil yang cukup tinggi.
Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan ke Dokter
Idealnya lakukan pemeriksaan kehamilan Mams satu kali dalam sebulan sampai usia kehamilan 7 bulan, dua kali dalam sebulan usia kehamilan 7-9 bulan, dan satu kali dalam seminggu pada usia kehamilan di atas 9 bulan. Apalagi jika Mams hamil di usia berisiko (<20 tahun atau >40 tahun), jumlah kontrol bisa saja lebih dari ini. Konsultasikan pada dokter ya Mams.
Usia kehamilan memang menjadi salah satu faktor risiko banyak kelainan pada plasenta. Namun, menjaga pola hidup sehat dan gizi seimbang bisa menjaga kesehatan plasenta dalam membantu mencegah kelainan pada plasenta. Jangan lupa untuk rutin memeriksakan kandungan Mams ya, agar bila terjadi masalah bisa segera ditangani.