Hai Mampaps! ASI adalah makanan yang paling baik untuk si kecil yang masih bayi. Begitu banyak manfaatnya untuk si kecil. Tapi pernahkah Mampaps tahu bahwa pada kondisi tertentu, ASI bisa berbahaya bagi si kecil? Istilah ini sering disebut sebagai keracunan ASI. Kok bisa? Yuk kita bahas seputar keracunan ASI ini.
Baca Juga: Ciri ASI Perah Basi, Jangan Berikan Apabila ASIP berubah Seperti ini!
Mengenal Istilah “Keracunan ASI”
ASI merupakan makanan alamiah yang merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan oleh setiap mams pada si kecil yang baru dilahirkannya.
Namun demikian, ada beberapa kondisi tertentu yang seringkali membuat ASI justru menurun kualitas dan kuantitasnya serta dapat membuat bayi justru menjadi sakit. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah ‘keracunan ASI’.
Ada 3 hal yang dapat menyebabkan keracunan ASI:
1. ASI Basi
Keracunan ASI ini terjadi pada Mama yang memberikan ASI melalui ASI Perah (ASIP) kepada si kecil. Cara pompa yang tidak benar serta penyimpanan yang salah membuat ASI basi.
Tentu saja ASI yang rusak dapat menyebabkan si kecil sakit, seperti terkena diare dan muntah. Oleh karena itu, perhatikan bila ASIP terlihat berubah warna yang tidak wajar, berbau aneh atau berubah teksturnya.
2. Makanan ‘racun’ serta zat kimia ‘berbahaya’ yang digunakan Mama
Apa yang dikonsumsi Mama terminum juga oleh si kecil melalui ASI saat proses menyusui. Bila Mama makan makanan tidak sehat, tentu ini juga akan berdampak terhadap si kecil.
Sama halnya dengan kandungan zat kimia pada produk yang Mama gunakan. Zat kimia tersebut bisa terserap kulit dan membahayakan si kecil.
3. Ketidakcocokan Rhesus Mama dan Bayi
Penggolongan darah berdasarkan rhesus dilihat dari antigen yang terkandung pada darah. Bila Mama memiliki rhesus berbeda dengan si kecil, tubuh Mama akan memproduksi antibodi berlebihan secara otomatis karena mengenali si kecil sebagai benda asing. Akibatnya, pemberian ASI dapat meningkatkan kadar bilirubin pada si kecil. Tingginya kadar bilirubin pada bayi dapat menyebabkan bayi kuning.
Baca Juga: Ciri ASI Perah Basi, Jangan Berikan Apabila ASIP berubah Seperti ini!
Penyebab ASI Menjadi “Racun” untuk Bayi
Seringkali Mama tidak menyadari bahwa kebiasaan Mama, makanan Mama serta produk yang Mama gunakan ternyata bisa memberikan efek negatif pada si kecil. Yuk Mams kita bahas, apa saja yang harus Mama lebih perhatikan agar ASI Mama tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya.
1. Kebiasaan Merokok
Mama yang merokok baik itu saat hamil atau menyusui, tidak hanya memberikan efek negatif bagi kesehatan tubuh Mama, tetapi juga memberi pengaruh bagi kualitas dan kuantitas ASI.
Menurut para ahli, sebagian kecil nikotin yang terdapat pada rokok dapat masuk ke dalam ASI. Hal ini pun dikhawatirkan bisa membuat kualitas ASI menjadi menurun.
Mampaps harus tahu, paparan asap rokok juga merupakan salah satu faktor risiko dari kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Oleh sebab itu, sebaiknya hentikan total kebiasaan merokok saat menyusui dan jauhi asap rokok.
2. Kebiasaan Minum Alkohol
Kebiasaan minum alkohol saat menyusui yang kemudian sampai membuat Mama merasa pusing, ini berarti alkohol sudah berada dalam aliran darah dan ASI Mama. Pada kondisi ini Mama sebaiknya tidak menyusui si Kecil.
Mampaps harus tahu alkohol dengan cepat dapat diserap ke dalam aliran darah dan dapat dengan cepat pula masuk ke dalam ASI.
Baca Juga: Jangan Sepelekan! Kesehatan Anak Terancam Karena Asap Rokok!
3. Minum Obat-Obatan
Mampaps ada beberapa jenis obat yang tidak dianjurkan untuk ibu yang sedang menyusui, hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. Oleh sebab itulah, sebelum Mampaps mengonsumsi obat-obatan, konsultasikan dulu ke dokter.
Baca Juga: Ini Dia Obat-Obatan Yang Boleh Dikonsumsi Saat Mama Hamil!
4. Bahan Kosmetik
Selama menyusui, Mama ingin selalu tampil cantik bukan? Tapi Mama harus tahu zat atau kandungan apa yang sebaiknya dihindari selama Mama masih menyusui. Contoh zat yang harus dihindari selama menyusui adalah butylated dan paraben.
Butylated yang juga dikenal sebagai BHA atau BHT, sangat berbahaya karena dapat menyebabkan gangguan endokrin, iritasi saluran pernapasan dan kanker. Sedangkan paraben merupakan pengawet yang sering ada di shampo, losion dan produk pembersih. Paraben sering dikaitkan dengan gangguan kanker dan endokrin. Komponen dapat diserap melalui kulit, sistem pencernaan dan darah.
5. Kandungan Merkuri
Merkuri organik dapat ditemukan pada ikan dan makanan laut. Ikan yang diketahui mengandung misalnya tuna, yellowtail, king mackerel, marlin dan swordfish. Konsumsi berlebihan jenis ikan ini membuat ibu menyusui memiliki jumlah merkuri yang lebih tinggi dalam aliran darah dan juga ASI-nya.
Baca Juga: Hati-Hati! Ini Makanan Ibu Menyusui yang Wajib Dihindari
Tanda dan Gejala Bayi “Keracunan ASI”
1. Selalu Mengantuk
Waspadai bila si kecil tampak mengantuk dan lesu sepanjang waktu. Ini bisa menjadi tanda bahwa ia tidak toleran terhadap ASI atau kualitas ASI kurang baik.
2. Suhu Tubuh Meningkat
Demam bisa menjadi salah satu tanda reaksi tak biasa akibat kualitas ASI yang kurang baik. Ini adalah cara tubuh untuk menyingkirkan komponen penyebab keracunan ASI.
Mama perlu mewaspadai jika demam yang dialami bayi dibarengi dengan tanda lain seperti muntah dan buang air besar yang terlalu banyak.
3. Berat Badan tidak Bertambah
Pertambahan berat badan bisa menjadi indikator penting kualitas maupun gejala utama keracunan ASI. Idealnya bertambah berat antara ½ kg hingga 1 kg setiap bulan selama enam bulan pertama.
Namun bila kurang dari perhitungan dan standar yang ditetapkan, bisa jadi alasannya karena kualitas ASI.
Baca Juga: Berat Badan Bayi Mendadak Turun? Ketahui Penyebabnya!
Mengatasi Keracunan ASI pada Bayi
1. Hentikan Sesaat Proses Menyusui
Jika reaksi keracunan ASI muncul saat si kecil sedang menyusu, coba Mama bisa menghentikan dulu aktivitas menyusui dan amati reaksi yang muncul.
2. Posisikan Tegak
Jika si kecil menunjukan tanda muntah terus-menerus akibat keracunan ASI, Mama bisa memposisikan tubuh si kecil dengan tegak. Hal ini bertujuan agar si kecil bersendawa.
3. Segera Periksa
Jangan ditunda lagi jika si kecil menunjukkan hal yang tidak biasa. Terutama jika si kecil mengalami mual muntah yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Mampaps masih banyak sekali tanda dan gejala yang dapat terjadi pada si kecil jika mengalami “keracunan asi”. Oleh karena itu, sebaiknya selama Mama masih meng-ASI-hi, selalu jaga pola makan dan kesehatan. Jika melihat adanya perubahan pada si kecil, jangan segan untuk konsultasikan pada dokter.