“Kok si kecil tidak setinggi anak seusianya ya?” Mungkin Mampaps pernah bertanya-tanya saat melihat tinggi si kecil. Istilah ini sering juga disebut sebagai “stunting”. Stunting biasanya disebut juga dengan perawakan pendek. Kok bisa anak mengalami stunting? Padahal Mama dan Papa memiliki tinggi badan tergolong normal? Gimana mencegah stunting? Yuk kita simak penjelasan lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan Mama dan Papa.
Mama Papa Harus Tahu
Tinggi badan anak dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu faktor keturunan/genetik serta faktor lingkungan. Menurut penelitian Dubois, et al pada tahun 2012, pengaruh faktor keturunan di awal masa kehidupan si kecil sangat rendah. Sebaliknya, pada masa ini, faktor lingkungan berperan sangat besar pada pertumbuhan si kecil. Yang termasuk pada faktor lingkungan ini salah satunya terkait terpenuhinya kebutuhan gizi anak.
Stunting biasanya terjadi akibat si kecil kurang mendapatkan kebutuhan gizi yang seharusnya ia terima. Mampaps merupakan pihak yang sangat berperan dalam menentukan status gizi si kecil sehingga sangat penting bagi Mampaps untuk mengetahui seputar perawakan pendek ini.
Baca Juga: Apa Itu Stunting? Ini Dia Penyebabnya Pada Si Kecil!
PADA ARTIKEL INI DIBAHAS: |
Stunting dan Faktor Penyebabnya
Stunting atau perawakan pendek merupakan gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan oleh masalah nutrisi. biasanya juga stunting merupakan salah satu bentuk gangguan pertumbuhan pada masih bayi dan anak-anak.
Penyebabnya terutama disebabkan kekurangan gizi dan gangguan kesehatan jangka panjang sebelum lahir, dan/atau setelah lahir selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Pada masa ini, faktor genetik hanya berperan 20-30% dalam kejadian stunting. Dampak kekurangan gizi ini bersifat kronis sehingga perbaikan gizi sedini mungkin sangat diperlukan.
Ciri-ciri Stunting
Menurut Kemenkes RI, si kecil mengalami stunting atau perawakan bisa diketahui bila si kecil sudah diukur panjang atau tinggi badannya. Ukuran ini lalu dibandingkan dengan standar dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.
Berikut Batasan minimal TB dan BB untuk anak 12-60 bulan.
Batas minimal TB (cm) untuk Tidak Stunting dan Minimal BB (kg) untuk Tidak Gizi Kurang (Underweight) Anak Umur 12 – 60 Bulan | |||||
Anak Laki-laki | Anak Perempuan | ||||
Umur | TB (cm) | BB (kg) | Umur | TB (cm) | BB (kg) |
12 bln | 71.0 | 7.7 | 12 bln | 68.9 | 7.0 |
24 bln | 81.0 | 9.7 | 24 bln | 80.0 | 8.1 |
36 bln | 88.7 | 11.3 | 36 bln | 87.4 | 10.8 |
48 bln | 94.9 | 12.7 | 48 bln | 94.1 | 12.3 |
60 bln | 100.7 | 14.1 | 60 bln | 99.9 | 13.7 |
Mampaps, selain terlihat bertubuh pendek, stunting bisa dikenali dengan adanya ciri lain seperti:
- Tanda pubertas melambat
- Pertumbuhan melambat
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
- Pertumbuhan gigi terlambat
- Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
- Ketika usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
Baca Juga: Anak Memiliki Tubuh Pendek, Masalahkah?
Sekilas 1000 Hari Pertama Kehidupan
Periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) meliputi 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi yang dilahirkan. 1000 HPK ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. Periode ini ada yang menyebutnya sebagai “periode emas” atau “periode kritis”.
Dampak buruk dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut. Dalam jangka pendek menyebabkan terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Dalam jangka panjang akan berakibat menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
Mencegah Stunting
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mulai dari Ibu Hamil, saat bayi lahir sampai usia 2 tahun, karena penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK
Saat Kehamilan:
- Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis.
- Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
- Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
- Menanggulangi cacingan pada ibu hamil.
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.
Pada saat bayi lahir:
- Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
- Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun:
- Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
- Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, imunisasi dasar lengkap.
- Bila diberikan MPASI homemade, pastikan kandungan gizi yang diperlukan si kecil sudah tercukupi.
Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan
Baca Juga: Cegah Stunting, Lakukan 15 Hal Ini Mams!
KEBUTUHAN GIZI SETIAP HARINYA
Pencegahan stunting memang harus dimulai dari saat Mama hamil, Mampaps harus memperhatikan makanan bergizi baik selama kehamilan. Kemudian dilanjutkan hingga tahap menyusui atau pemberian ASI pada si kecil.
Di dalam tumpeng gizi seimbang ada 4 pilar yaitu makan bervariasi, aktivitas fisik, menjaga kebersihan dan lingkungan, mempertahankan berat badan ideal.
1. Gizi saat Hamil
Kebutuhan gizi harian saat Mama hamil pasti berbeda dengan sebelum kehamilan. Lupakan diet saat hamil ya, Mams, karena kesehatan janin yang dikandung Mama pastinya harus menjadi prioritas utama. Berikut asupan makanan harian yang disarankan saat Mama hamil:
- Makanan pokok 4 ( sekitar 300 gram nasi / 4 gelas) + 2 porsi selingan
- Sayur 4 porsi (sekitar 300 gram)
- Buah 3 porsi (sekitar 200 gram)
- Lauk (termasuk susu): 3 hewani 3 nabati (75 gram daging/3 potong daging ukuran sedang dan 75 gram tempe/3 potong kecil))
- Air putih 8 gelas
Contoh menu:
- Sarapan pagi dengan nasi, telur, tumis tahu
- Makan bubur kacang atau sereal di sela makan pagi dan makan siang
- Makan siang dengan ikan goreng atau ayam dan sayuran bening serta goreng tempe
- Sore hari bisa diselingi dengan minum susu hamil
- Makan malam nasi dengan daging empal, kuah sayur serta buah
2. Gizi saat Menyusui
Terpenuhinya kebutuhan gizi sangat menyusui sangat penting karena akan mempengaruhi kualitas dan produksi ASI yang dihasilkan. Konsumsi air dalam jumlah banyak sangat diperlukan agar bisa memproduksi ASI dengan maksimal. Apabila Mama mengalami masalah kegemukan, bisa mengurangi sumber karbohidrat. Dan apabila Mama terlalu kurus, bisa menambah porsi makan.
Berikut asupan makanan minimal yang disarankan saat menyusui agar kebutuhan gizi Mama terpenuhi:
- Makanan pokok 4 + 2 porsi
- Sayur 4 porsi
- Buah 4 porsi
- Lauk (termasuk susu) 3 setengah hewani, 3 nabati
- Air putih 10 gelas.
Contoh Menu:
- Minum susu saat bangun tidur
- Sarapan nasi dengan daging suwir, tempe, tahu dan tumis jagung
- Selingi dengan selada buah atau sayuran
- Makan siang nasi dengan sup daging, tumis brokoli dan buah-buahan
- Sore hari bisa makan puding buah dan susu
- Makan malam nasi dengan pepes ayam, sayur sop serta buah
- Malam hari minum susu sebelum tidur
3. Si Kecil berusia 0-6 Bulan
Pada masa ini Mama disarankan untuk memberikan ASI secara eksklusif, tujuannya agar periode emas si kecil tumbuh sukses.
4. Si Kecil berusia 7-24 Bulan
Pada masa ini si kecil sudah mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) tanpa meninggalkan ASI. MPASI dianjurkan yang memiliki nilai gizi yang tinggi untuk si kecil.
Makanan bergizi mengandung 4 bintang terdiri dari makanan pokok, sayur dan buah, kacang-kacangan, hewani dan lain-lain. Agar tetap sehat, camilan bisa diberikan berupa buah dan bahan lokal buatan sendiri.
MPASI ini diberikan secara bertahap sesuai dengan usianya, misalkan pada usia 7-9 bulan dianjurkan makan 3x dengan volume sedikit dan 1x snack, 9-12 bulan makan 3x dan 2x snack, 12-24 bulan makan 3x dan 2x snack dengan jumlah lebih banyak.
So Mampaps, untuk mencegah stunting, mulailah memperhatikan gizi dari Mama hamil sampai si kecil usia 2 tahun. Si kecil tumbuh dan berkembang dengan baik Mampaps pun akan senang.