Pandemi COVID-19 yang menyerang seluruh dunia, pasti membuat kekhawatiran bagi Mampaps untuk membawa buah hati tersayang keluar rumah, alasan ini juga menyebabkan beberapa atau bahkan banyak orangtua enggan membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan. Hal ini menyebabkan imunisasi saat pandemi tertunda.
Beberapa bulan belakangan berdasarkan data dari WHO dan UNICEF terdapat penurunan data anak-anak yang mendapat imunisasi, setidaknya 80 juta anak usia kurang dari 1 tahun memiliki risiko menderita penyakit difteri, campak dan polio akibat imunisasi saat pandemi tertunda. Terdapat 107 negara mengalami gangguan atau penundaan pelaksanaan layanan imunisasi rutin dan 60 negara menunda pelaksanaan kampanye imunisasi terutama polio. Hal ini tentu berisiko untuk terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Apa itu Penyakit Polio?
Mungkin Mampaps sudah familiar dengan kata-kata Polio, tapi apa sih sebenarnya penyakit polio itu? Polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit yang juga dikenal dengan nama poliomyelitis tersebut biasanya menyerang saluran pencernaan dan juga sistem saraf manusia. Penyakit ini bisa menyebakan kecacatan dan lumpuh permanen.
Baca Juga: Bayi Demam dan Rewel Setelah Imunisasi? Jangan Panik Ya!
Penyebab Penyakit Polio
sumber gambar: lifepack.id
Penyakit polio disebabkan oleh virus polio. Virus tersebut masuk melalui rongga mulut atau hidung, kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah. Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio.Virus polio sangat mudah menyerang orang-orang yang belum mendapatkan vaksin polio, terlebih pada kondisi berikut ini:
- Tinggal di daerah padat penduduk dengan sanitasi buruk atau akses air bersih yang terbatas.
- Sedang hamil.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
- Merawat anggota keluarga yang terinfeksi virus polio.
- Bekerja sebagai petugas kesehatan yang menangani pasien polio.
- Melakukan perjalanan ke daerah yang pernah mengalami wabah polio.
Wah, imunasasi saat pandemi tertunda sangat berisiko bagi kesehatan Si Kecil ya, Mams.
Gejala Penyakit Polio
Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka telah terinfeksi polio, sebab virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meskipun demikian, penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada orang lain.
Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
- Polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis)
- Polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis)
Pengobatan Penyakit Polio
sumber gambar: pexels.com
Sampai saat ini belum ada cara pengobatan untuk Penyakit polio, obat-obatan yang diberikan biasanya hanya untuk mengurangi gejala dan mencegah munculnya komplikasi yang lebih berat. Jadi imunisasi polio merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit polio dari pada mengobatinya. Lalu, bagaimana jika imunisasi tertunda saat pandemi ya, Ma? Tentunya akan kita ulas lebih lengkap.
Baca Juga: Pentingkah Imunisasi MR Bagi Si Kecil?
Pentingnya Imunisasi Polio
Untuk mencegah munculnya penyakit polio Mampaps perlu melakukan imunisasi kepada Si Kecil, Vaksin polio mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit polio dan aman diberikan kepada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ada dua bentuk vaksin polio, yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut (OPV).
Polio dalam bentuk obat tetes mulut (OPV) diberikan kepada bayi sesaat setelah lahir. Selanjutnya, vaksin polio akan diberikan sebanyak empat dosis, baik dalam bentuk suntik (IPV) atau obat tetes mulut (OPV). Berikut adalah jadwal pemberian keempat dosis vaksin polio tersebut:
- Pertama (polio-1) diberikan saat usia 2 bulan.
- Kedua (polio-2) diberikan saat usia 3 bulan.
- Ketiga (polio-3) diberikan saat usia 4 bulan.
- Dosis terakhir diberikan saat usia 18 bulan, sebagai dosis penguat.
Dalam tiga dosis pertama (polio-1 hingga polio-3), seorang bayi setidaknya harus mendapat satu dosis vaksin polio dalam bentuk suntik (IPV).
Jika Imunisasi Saat Pandemi Tertunda
Imunisasi saat pandemi tertunda, mulai dari kekhawatiran Mampaps untuk membawa Si Kecil ke fasilitas kesehatan, ataupun penundaan pelayanan imunisasi oleh petugas kesehatan itu sendiri. Mampaps tidak perlu khawatir berlebihan saat jadwal imunisasi saat pandemi tertunda, jika jadwal imunisasi terlewat saat pandemi, Mampaps dapat melakukan beberapa hal ini:
- Konsultasi dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat via telpon, sms, atau WA untuk jadwal imunisasi susulan.
- Buat janji hari, pukul berapa,sehingga Mampaps tidak perlu menunggu lama saat imunisasi.
- Memastikan sikecil dalam kondisi sehat untuk diimunisasi. Jika sakit seperti demam, batuk, pilek, diare, ada riwayat kontak dengan pasien COVID-19 atau baru bepergian dari daerah transmisi lokal segera hubungi petugas kesehatan untuk menunda dan membuat jadwal ulang sesudah sikecil sehat kembal
- Memastikan Mampaps atau pengantar dalam keadaan sehat (tidak batuk, pilek, demam, dan lain-lain) dan tidak ada riwayat kontak dengan pasien COVID-19.
- Jangan lupa Mampaps Pakai masker dan gunakan handsanitizer, jaga jarak aman 1-2 meter saat di fasilitas kesehatan.
Baca Juga: Ma, Sudahkah Melakukan Imunisasi Anak saat Pandemi?
Jadi Mampaps tidak tidak usah ragu untuk membawa Si Kecil imunisasi saat pandemi karena imunisasi adalah payung dasar untuk Si Kecil agar terhindar dari berbagai penyakit berbahaya.