Selama 29 tahun, Aprilia Manganang menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan dan kini dia telah ditetapkan sebagai seorang laki-laki setelah diajak oleh KSAD Jenderal Andika Perkasa untuk melakukan pemeriksaan medis di RSPAD Gatot Subroto sejak 3 Februari 2021 lalu.
Siapa sangka, mantan atlet voli putri ini mengalami kelainan dalam sistem produksinya, hal ini dijelaskan oleh KSAD Jenderal Andika Perkasa sendiri. Ia menyatakan bahwa Aprilia lebih memiliki organ laki-laki. Kelainan ini dalam terminologi kesehatan disebut juga dengan hipospadia.
Dalam pengumumannya tersebut, KSAD Jenderal Andika Perkasa mengatakan bahwa, hasil pemeriksaan (di RSPAD Gatot Subroto) itu, dilihat dari urologi ternyata Sersan Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin laki dan bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita.
Disebutkan juga oleh KSAD Jenderal Andika Perkasa, bahwa kasus hipospadia yang dialami oleh Aprilia Manganang termasuk kasus serius sehingga harus dilakukan corrective surgery atau operasi sebanyak dua kali. Dikabarkan, hingga saat ini Aprilia Manganang telah menjalani operasi satu kali. Tentunya banyak dukungan yang mengalir pada Aprilia Manganang dari kelainan yang ia alami.
KSAD Jenderal Andika Perkasa menekankan dan memastikan bahwa Aprilia Manganang bukanlah seorang transgender dan interseks. Karena kelainan ini ia alami sejak lahir. Wah, kenapa bisa ya Mampaps? Yuk, kita cari tahu secara mendalam.
Fakta Mengenai Aprilia Manganang
sumber gambar: dari berbagai sumber
Dilahirkan sebagai seorang perempuan pada 27 April 1992, di keluarga yang sangat sederhana. Sang ayah bekerja serabutan, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga. Bahkan Aprilia Manganang sempat menjual pisang goreng untuk membantu perekonomian keluarganya. Masa kecil Aprilia dilewati dengan cukup keras.
Ia mulai menggeluti dunia voli sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), namun voli bukan satu-satunya olahraga yang ia tekuni bahkan olahraga basket juga menjadi cabang olahraga yang ia sukai. Bahkan setelah masuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Aprilia Manganang lebih menekuni olahraga Basket ketimbang voli.
Pada akhirnya Aprilia Manganang memilih untuk menekuni olahraga voli berkat motivasi dan dukungan sang kakak dan besarlah namanya menjadi seorang atlet voli yang sangat berprestasi. Banyak prestasi yang ia toreh selama menjadi atlet voli putri, di antaranya:
- Meraih Juara 2 Pertamina Proliga 2014 bersama Tim Manokwari Valeria, lalu berturut-turut meraih Juara 1 Pertamina Proliga 2015, 2016.
- Mendapatkan medali perak pada SEA Games 2017
- Mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia bersama Timnas Indonesia pada SEA Games 2013 dan 2017.
Mewakili Indonesia pada SEA Games, membuat banyak mata tertuju pada perempuan asal Tahuna Sulawesi yang kini telah dipastikan ia adalah seorang laki-laki dengan kehebatannya saat bermain voli mengalahkan para lawan.
Aprilia Manganang memutuskan untuk pensiun menjadi atlit pada 2020 lalu, yang sebelumnya pada 2016 ia direkrut menjadi prajurit TNI pada 2016 lewat program khusus bagi sosok berprestasi. Aprilia terdaftar menjadi seorang anggota Tentara Nasional Indonesia, dan masuk menjadi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Saat ini, Aprilia Manganang menyandang pangkat Sersan Dua atau Serda.
Aprilia Manganang Menjadi Objek Bully
Sebelum memastikan bahwa Aprilia Manganang seorang laki-laki, KSAD Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan bahwa Aprilia Manganang tak hanya mengalami masalah secara medis namun juha mengalami masalah sosial seperti menjadi objek bullying oleh teman-temannya.
Baca Juga: Waspada! Si Kecil Menjadi Pelaku atau Korban Bullying
Dalam konferensi pers, KSAD Jenderal Andika Perkasa mengatakan “Excited-nya, ini pengakuan Manganang sering menjadi objek bully-an, tadi yang saya bilang, mungkin dari dia kecil sampai SMA, SMA pun mungkin sampai sekarang pun ada yang nggak punya rem, apa yang dilihat langsung ditanyakan sehingga itu yang membuat Sersan Manganang cenderung menjauh. Tidak seperti kita yang normal bergaul segala macam tapi dia lebih membatasi.”
Dengan keterbukaan inilah KSAD Jenderal Andika Perkasa ingin mencoba untuk mengakhiri masalah yang dialami Aprilia Manganang dengan membantu secara medis. Di mana KSAD Jenderal Andika Perkasa meminta bantuan para dokter ahli RSPAD Gatod Subroto untuk menggunakan mekanisme scientific dengan menggunakan peralatan medis yang ada.
Mengenal Hipospadia
Mampaps pasti betanya-tanya nih, apa sih hipospadia? Dikutip dari alodokter.com hipospadia merupakan suatu kelainan yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) bayi laki-laki menjadi tidak normal. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Jika pada kondisi normal, uretra terletak tepat di ujung penis. Akan tetapi, pada bayi dengan hipospadia, uretra berada di bagian bawah penis.
Gejala seseorang yang mengalami hipospadia berbeda-beda, seperti:
- Kondisi lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis
- Memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis
- Kondisi lubang kencing berada di area skrotum (buah zakar), namun kondisi ini jarang terjadi.
Jika seorang anak mengalami hipospadia biasanya ia akan mengalami beberapa hal seperti, percikan urine yang tidak normal, kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis, bahkan ada yang memiliki bentuk penis melengkung ke bawah. Nah, jika tidak ditangani dengan baik selain mengalami kesulitan dalam buang air kecil penderita hipospadia juga bisa kesulitan berhubungan seksual saat dewasa.
Baca Juga: Ketahui Usia Berapa Sebaiknya Anak Disunat
Penyebab Terjadinya Hipospadia
Dikutip dari alodokter.com, bayi yang mengalami hipospadia disebabkan karena perkembangan saluran lubang kencing (uretra) dan kulup penis saat di dalam kandungan terganggu. Kondisi ini belum bisa dipastikan apa penyebabnya, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipospadia pada anak yaitu:
- Mengandung pada saat berusia 35 tahun ke atas
- Menderita obesitas dan diabetes saat hamil
- Menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan
- Terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil
- Memiliki keluarga yang pernah mengalami hipospadia
So, mari kita berikan dukungan Aprilia Manganang atau bahkan penderita yang mengalami hipospadia tanpa harus mem-bully mereka. Karena pada dasarnya ini bukanlah kesalahan yang mereka lakukan secara disengaja.