Anak kecil memang mudah berkeringat karena tidak berhenti bergerak ya, Mams. Tapi bila si Kecil berkeringat meski sudah menggunakan AC dan Mama merasa suhu sudah cukup dingin, Mama perlu memperhatikan dengan seksama. Bahkan tak jarang Mama merasakan tangan si Kecil basah karena keringat padahal tidak sedang melakukan aktivitas tertentu. Bisa jadi ini menandakan kondisi hiperhidrosis loh Mams!
Apakah hiperdrosis itu? Dan apakah bisa berbahaya bagi si Kecil bila tidak segera dilakukan tindakan? Yuk simak lebih lanjut!
Baca juga: Cara Jitu Atasi Biang Keringat pada Bayi dengan Aman
Batas Normal Keringat pada Si Kecil
Bayi yang baru lahir memiliki sistem saraf yang belum sepenuhnya berkembang. Hal ini membuat sistem pada tubuh belum berjalan sempurna, salah satunya adalah sulitnya mengatur suhu seperti orang dewasa. Di masa ini, keringat akan muncul pada bagian yang memiliki banyak kelenjar keringat seperti kepala, tangan dan kaki.
Jika diperhatikan, biasanya bayi akan berkeringat saat ia sedang tidur di malam hari. Sebab, keringat lebih banyak keluar saat bayi yang baru lahir sedang tidur pulas. Namun, adakalanya keringat berlebih harus diwaspadai lho Mams. Ada beberapa penyakit yang ditandai dengan keluarnya keringat berlebih seperti Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS) dan hiperhidrosis.
Sebelumnya mamapapa.id telah membahas mengenai Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS) dan cara mengenalinya. Namun, apa yang dimaksud dengan hiperhidrosis?
Yuk Kenali Hiperhidrosis
Hiperhidrosis adalah kondisi tubuh mengeluarkan keringat berlebih di saat-saat yang tidak semestinya. Perlu dingat bahwa hiperhidrosis bukanlah penyakit yang membahayakan. Siapa saja bisa mengalaminya, bahkan ada yang mengalaminya di usia anak-anak. Meskipun tidak bahaya, hiperhidrosis dapat memicu timbulnya rasa malu, gelisah, tidak percaya diri bahkan stres.
Baca juga: Mengatasi Bayi Kagetan Saat Tidur
Ciri-ciri Hiperhidrosis (Keringat berlebih yang tidak normal)
- Terjadi di saat tubuh tidak memerlukan pendinginan. Wajar jika seseorang mengeluarkan keringat berlebih saat melakukan aktifitas fisik yang berat. Namun jika keringat berlebih keluar di saat Si Kecil sedang santai atau bahkan di saat suhu udara cukup dingin, tentu Mama wajib waspada.
- Kulit menjadi berwarna putih, lembut, atau terkelupas di bagian tertentu. Hal ini terjadi karena kulit mengeluarkan keringat berlebih secara terus menerus.
- Cairan keringat terlihat jelas dan kasat mata. Keringat terlihat menetes, baju basah atau tangan basah seperti habis mencuci tangan.
- Mengalami gangguan ketika melakukan aktivitas rutin, seperti kesulitan saat memegang gagang pintu atau saat hendak menulis dengan pena, hal ini karena tangan basah oleh keringat.
- Infeksi yang cukup sering pada bagian tubuh yang memiliki banyak kelenjar keringat
Penyebab Hiperhidrosis
Ditinjau dari penyebabnya, Hiperhidrosis digolongkan menjadi dua jenis, yakni hiperhidrosis pimer dan hiperhidrosis sekunder.
1. Penyebab hiperhidrosis primer
Hiperhidrosis primer merupakan hiperhidrosis yang tidak disebabkan oleh kondisi medis dalam tubuh pasien. Meskipun belum jelas penyebabnya, bisa dipastikan bahwa hiperhidrosis primer merupakan kondisi bawaan atau genetik dari keluarga. Kondisi jenis ini biasanya terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti tangan, ketiak, kaki, atau dahi. Kondisi ini banyak dialami hampir semua orang, mulai dari usia kanak-kanak dan semakin sering terjadi terutama saat bangun tidur.
2. Penyebab hiperhidrosis sekunder
Berbeda dengan hiperhidrosis primer, hiperhidrosis sekunder disebabkan oleh adanya kondisi medis pada tubuh pasien. Kondisi ini bisa dipicu secara emosional, misalnya karena ketakutan, stres, panik. Atau juga disebabkan karena adanya penyakit tertentu yang diderita seperti jantung, menopause, parkinson dan karena pengaruh obat-obatan. Penderita hiperhidrosis sekunder biasanya mengalami kondisi ini pada saat memasuki usia dewasa.
Baca juga: Yuk, Kenali Jenis Ruam Paling Sering Terjadi Pada Si Kecil!
Pengobatan Hiperhidrosis
Pengobatan biasanya dilakukan tergantung pada penyebabnya. Bila disebabkan karena penyakit, pengobatan terhadap penyakit akan didahulukan. Namun bila tidak diketahui penyebabnya secara pasti, dokter akan melakukan beberapa opsi tindakan pengobatan.
Tindakan pengobatan yang dilakukan tenaga medis meliputi:
1. Mengonsumsi obat-obatan
Obat yang dapat diberikan pada pasien ini adalah antiperspirant atau antidepresan. Antirespirant mengandung alumunum klorida serta dapat menyumbat kelenjar keringat sehingga dapat menghentikan produksi keringat. Meskipun demikian, obat tersebut dapat memicu adanya iritasi di mata dan kulit. Antiperspirant terkadang diberikan dalam bentuk krim yang mengandung glikoporolate untuk mengurangi hiperhidrosis yang ada pada kepala dan wajah.
2. Terapi microwave
Terapi ini memiliki sistem kerja dengan aliran energi gelombang mikro yang digunakan untuk menghancurkan kelenjar keringat. Sama halnya dengan suntik botox, terapi microwave juga memiliki efek samping. Biasanya penderita yang melakukan terapi ini akan merasa tidak nyaman serta muncul adanya perubahan sensasi pada kulit.
3. Operasi
Kita tahu bahwa keingat keluar melalui kelenjar keringat. Adanya operasi bertujuan untuk mengangkat kelenjar keringat. Biasanya operasi akan dilakukan jika keringat berleb terjadi pada bagian ketiak. Bagaimana jika terjadi di bagian tangan? Ada treatment yang disebut simpatektomi. Yaitu pembakaran dan penjepitan saraf tulang belakang yang merupakan alat kendali produksi cairan keringat pada tangan.
4. Suntik botulinum toksin (botox)
Suntik botox ternyata dapat menghambat sementara saraf penghasil keringat lho Mams. Treatment ini harus diawali dengan adanya bius lokal atau hanya pada bagian yang akan diberikan perlakuan. Efek suntik botox biasanya bertahan hingga 12 bulan dan sebaiknya suntik ulang untuk tetap merasakan manfaatnya. Sayangnya, terapi ini memiliki efek samping yakni berupa kelemahan otot.
5. Lontophoresis (alat penyumbat kelenjar keringat)
Biasanya, tindakan ini dilakukan jika terjadi hiperhidrosis di salah satu bagian tangan dan kaki, atau keduanya. Sistem kerja dari alat ini adalah dengan cara menyumbat sementara kelenjar keringat sementara melalui aliran listrik. Beberapa penderita hiperhidrosis perlu 6-10 kali terapi untuk dapat menyumbat kelenjar keringatnya. Pada awalnya, treatment ini dilakukan 2-3 kali seminggu, dengan durasi 20 sampai 40 menit per sesi.
Hiperhidrosis Pada Si Kecil
Sama halnya seperti orang dewasa, kondisi ini juga dapat terjadi pada bayi. Ditandain dengan Si Kecil berkeringat meskipun berada di dalam ruangan yang dingin. Atau bajunya cepat basah karena keringat berlebih, termasuk juga keringat yang muncul di bagian tangan, kepala dan kaki Si Kecil.
Bahayakah hiperhidrosis bagi Si Kecil? Tenang Mams, hiperhidrosis pada bayi tidaklah berbahaya. Jika terjadi pada Si Kecil, jangan panik dan segera mengganti pakaian Si Kecil dengan bahan yang nyaman dan tidak terlalu tebal.
Nah itulah informasi seputar hiperhidrosis yang wajib Mampaps ketahui. Meskipun tidak berbahaya, Mampaps bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencari tahu lebih dalam tentang kondisi keringat berlebihan pada si kecil.
Baca Juga: Bayi Bisa Kena Dehidrasi Meski Rutin Minum ASI Lho Mams!