Hai Mams, ketika mama sedang hamil muda banyak anjuran yang disarankan oleh dokter, salah satunya adalah bedrest. Bedrest ini seringkali disarankan untuk Mama yang mempunyai resiko terhadap kandungannya.
Apakah ini berarti kandungan Mama sangat beresiko? Sebenarnya pentingkah bedrest ini? Apakah memang bermanfaat? Yuk Mampaps kita cari tahu cari tahu mengenai bedrest saat hamil muda agar Mama bisa menjalani kehamilan lebih aman.
Baca Juga: 11 Keluhan Saat Hamil Yang Paling Sering Terjadi!
Apa itu Bedrest saat Hamil Muda?
Meski identik dengan istirahat di tempat tidur, istilah bedrest saat kehamilan bisa bermacam-macam jenisnya, tidak hanya berarti berbaring sepanjang hari di tempat tidur. Saat bedrest selama hamil muda dokter bisa menyarankan Mama hanya untuk membatasi aktivitasnya, mulai dari aktivitas seksual, bekerja, menghindari mengangkat benda berat, melakukan pekerjaan rumah tangga sangat sulit dan melelahkan.
Jenis Bedrest saat Hamil Muda
Mams, jenis Bedrest saat hamil yang dianjurkan dokter bisa berupa istirahat di rumah dengan mengurangi aktivitas atau hingga harus dirawat bawah pengawasan dokter di rumah sakit, tergantung pada bagaimana kondisi atau gangguan kehamilan pada Mama.
Terkadang, ketika istirahat total diperlukan, dokter sangat mungkin menyarankan Mama untuk rawat inap di rumah sakit.
Bedrest membantu memompa aliran darah lebih banyak ke plasenta, menyimpan energi Mama sehingga dapat membantu mengurangi komplikasi lebih lanjut.
Kondisi yang disarankan untuk Bedrest saat Hamil Muda?
Ada beberapa kondisi yang sering umum terjadi yang membuat Mams selama hamil muda untuk bedrest antara lain:
1. Placenta Previa
Plasenta previa merupakan keadaan plasenta terletak lebih rendah dari posisi seharusnya, sehingga menghalangi leher rahim. Bedrest dalam hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan tambahan pada plasenta dan leher rahim.
2. Preeklampsia
Preeklampsia ini disebabkan oleh tekanan darah tinggi, protein dalam urin, dan edema. Kasus ini dapat membahayakan Mama dan janin sehingga Mama diperlukan bedrest.
3. Perdarahan selama Kehamilan
Perdarahan atau bercak selama kehamilan muda inilah yang akan membuat dokter untuk menyarankan bedrest sampai bercak berhenti. Terkadang, perdarahan atau bercak dapat menyebabkan kita disarankan istirahat total selama kehamilan untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
4. Oligohydramnion
Kasus ini terjadi ketika posisi air ketuban yang rendah, yang bisa membahayakan Mams dan juga janin dalam kandungan. Oleh karena itu,bedrest saat hamil di rumah atau rumah sakit diperlukan untuk pemantauan terus menerus.
5. Kehamilan Kembar
Meski tidak semua kehamilan kembar memerlukan bedrest, seringkali kehamilan kembar rentan menyebabkan komplikasi. Bedrest akan membantu mengurangi resiko komplikasi ini.
6. Kelahiran Prematur
Beberapa Mama menunjukan tanda-tanda kontraksi sebelum waktunya. Biasanya bila ini terjadi pada usia kehamilan dibawah 37 minggu, dokter akan menyarankan untuk bedrest agar Mama bisa menunda kelahiran sampai usia kehamilan cukup.
Baca Juga: Waspada dan Ketahui Penyebab Keguguran Pada Ibu Hamil
Pentingkah Bedrest saat Hamil Muda?
Penting atau tidaknya bedrest saat hamil muda tergantung kondisi tubuh Mama yang sedang hamil. Bila awal kehamilan Mama mengalami tanda-tanda beresiko, bedrest membantu tubuh Mama membaik dan kembali optimal untuk mendukung pertumbuhan janin selama dalam kandungan.
Selama Mams beristirahat, energi tubuh akan dihemat sehingga meningkatkan aliran darah ke rahim dapat mengalir lancar. Selain itu, bedrest juga dapat mencegah gangguan atau komplikasi pada kehamilan yang dapat memburuk.
Namun apabila di saat kehamilan Mama tidak mengalami masalah dan pemeriksaan dari dokter menunjukkan kehamilan sehat, Mama tidak perlu bedrest total. Cukup batasi kegiatan Mama untuk tidak beraktivitas terlalu berat agar tubuh Mama bisa menyiapkan diri dengan baik akan kehadiran si Kecil.
Posisi yang disarankan saat Bedrest
Posisi terbaik yang disarankan untuk bedrest tergantung pada tahap kehamilan, riwayat medis, dan komplikasi lain yang sedang Mama hadapi.
Dalam kebanyakan kasus, Mama akan disarankan untuk tidur menyamping dengan pinggul atau lutut ditekuk, dan bantal ditempatkan di antara kedua lutut untuk membuat Mama lebih nyaman.
Posisi ini juga dianggap lebih baik dibandingkan tidur telentang karena dapat memperlancar aliran darah ke janin.
Baca Juga: Posisi Tidur yang Aman untuk Ibu Hamil
Apakah Efek Samping Bedrest?
Efek negatif bedrest juga sering dipertanyakan. Studi lain menyebutkan bahwa bedrest justru meningkatkan rasa cemas dan stres untuk sebagian Mama, kondisi ini juga yang berkaitan dengan kelahiran prematur dan berat lahir bayi rendah.
Bedrest dalam waktu lama yang otomatis mengakibatkan berkurangnya intensitas berjalan kaki yang akan berisiko:
- Massa tulang berkurang
- Kenaikan berat badan atau penurunan berat badan
- Masalah kardiovaskular dan musculoskeletal
- Peningkatan risiko depresi, stres, dan kecemasan
- Gumpalan darah di pembuluh vena kaki
Apa yang Harus Mama Lakukan Apabila Dokter Menyuruh Mama untuk Bedrest?
Pertama harus mengetahui bedrest seperti apa yang dokter sarankan untuk kondisi Mama. Bila Mama harus beristirahat total, ini berarti Mama harus mengurangi semua aktivitas dan banyak beristirahat di tempat tidur. Mama bisa menanyakan beberapa hal berikut kepada dokter agar Mama tahu apa yang harus Mama lakukan:
- Berapa lama Mama harus bedrest
- Haruskah Mama bedrest total yang berarti tidak berangkat kerja ke kantor
- Apakah Mama boleh turun dari tempat tidur untuk mandi dan makan
- Bolehkah Mama melakukan travelling
- Olahraga yang aman untuk Mama lakukan
- Pantangan Makan tertentu
- dsb
Jika Mama memang dianjurkan oleh dokter untuk bedrest selama kehamilan muda, alangkah baiknya tetap Mama lakukan. Jangan stress, ikuti instruksi dokter untuk beristirahat dengan maksimal. Selamat beristirahat ya, Mams.
Baca Juga: Olahraga Aman untuk Ibu Hamil