Kita mungkin sering mendengar perihal kista, ya, Mams, terutama kista ovarium. Kista sebenarnya bisa terjadi pada ginjal, hati dan beberapa organ tubuh lainnya. Tapi pada wanita, kista ovarium yang paling sering ditemukan. Meski begitu, banyak yang tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya penyebab kista ovarium serta gejala dan bahaya yang ditimbulkannya.
Mungkin Mama mengetahui ada yang mengidap kista dan beranggapan bahwa kista ini merupakan tumor ganas. Hal inilah yang membuat Mama khawatir dan cemas, khususnya apabila Mams sedang hamil.
Mama Papa Harus Tahu
Di Indonesia tercatat 2 juta kasus terkait kista Ovarium setiap tahunnya.
Kista ovarium sangat umum terjadi pada Mama. Setiap Mama bisa mengalami penyakit ini selama masih mengalami menstruasi. Namun kebanyakan Mama tidak mengetahui sedang menderita penyakit ini. Karena umumnya kista ini dapat menghilang dengan sendirinya tanpa menimbulkan gejala. Biasanya kista ovarium yang telah membesar yang akan menimbulkan gejala.
Baca Juga: Ayo Cari Tahu! Pemeriksaan Kehamilan Penting Bagi Mama
Apa Sih Kista Ovarium Itu?
Kista ovarium merupakan kantung berisi cairan atau semi cairan (seperti balon) yang muncul di indung telur (ovarium) Mama. Kantung ini dapat membesar dan juga bisa menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, Mams.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kista ovarium, kita bahas terlebih dahulu mengenai ovarium ya Mams. Ovarium merupakan indung telur yang dimiliki oleh semua wanita. Pada tubuh, terdapat dua ovarium, masing-masing di kanan dan kiri.
Di dalam ovarium, terdapat beberapa ovum yang menghasilkan hormon estrogen yang berperan dalam menstruasi. Setiap bulan, apabila telur kecil tidak dibuahi, maka telur kecil tersebut akan meluruh. Apabila telur kecil dibuahi, maka akan terjadi kehamilan, Mams.
Gejala Kista Ovarium Apa Saja?
Gejala yang timbul dari kista ovarium tergantung dari ukurannya, Mams. Apabila kista ovarium membesar, maka akan menimbulkan gejala yang signifikan bagi Mama.
Akan tetapi, sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala. Biasanya baru diketahui apabila Mama melakukan pemeriksaan panggul rutin atau ultrasonografi.
Apabila gejala timbul, maka Mama dapat merasakan beberapa gejala yang mengindikasikan suatu kista, seperti:
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah
- Apabila kista pecah atau terpelintir, maka Mama akan merasakan nyeri yang lebih berat dari biasanya, terasa tajam dan tiba-tiba pada salah satu bagian panggul. Jantung berdebar-debar dan memiliki tekanan darah rendah. Nyeri bertambah dengan olahraga ataupun berhubungan intim.
- Tidak nyaman saat berhubungan intim
- Susah buang air besar (konstipasi)
- Bisa sering buang angin dan buang air kecil
- Menstruasi tidak teratur
- Biasanya pada saat remaja, menstruasi datang lebih cepat dibandingkan teman seusianya
- Perut terasa kembung dan penuh
- Rasa panas pada dada
- Demam
- Pada saat dilakukan pemeriksaan panggul, akan didapatkan nyeri pada leher rahim
Kista yang besar dapat diraba pada saat pemeriksaan perut, Mams. Kista akan teraba lunak. Jadi, jika kista masih kecil, Mama tidak akan bisa meraba adanya benjolan di perut.
Kista yang membesar juga dapat membuat Mama sesak nafas karena kista akan menekan diafragma sehingga Mams merasa tidak nyaman.
Penyebab Kista Ovarium Apa Sih?
Penyebab kista ovarium sangat banyak. Biasanya disebabkan oleh gangguan hormon dan periode menstruasi. Selain itu, infeksi bakteri maupun virus akan menyebabkan penyumbatan pada indung telur, sehingga terbentuklah kista.
Genetik juga dapat memicu terjadinya kista ini, Mams. Apabila terdapat keluarga kandung yang mengalami kista, persentase keluarga lain mengalami kista akan semakin besar.
Kebiasaan-kebiasaan yang sering Mama tidak acuhkan seperti kurangnya berolahraga, merokok dan meminum alkohol, memakan makanan yang tinggi lemak dan rendah serat, dan stress juga akan meningkatkan risiko terjadinya kista.
Serta faktor lain yang berperan dalam pembentukan kista ovarium, seperti terapi kesuburan, terapi tamoxifen, kehamilan, tidak memiliki anak, ras kulit putih, dan usia lanjut.
Baca Juga: Kenapa Ya Mama Sulit Hamil Lagi?
Pembagian Kista Ovarium
Kista ovarium dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tingkat bahayanya, yaitu kista fungsional, kista jinak, serta kista ganas.
- Kista fungsional biasanya muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi, tidak menimbulkan sakit , akan hilang dengan sendirinya dan tidak berbahaya. Kista ini terbagi atas kista folikel dan kista korpus luteum.
- Sedangkan kista jinak tidak berhubungan dengan siklus menstruasi dan berpotensi untuk berkembang menjadi kanker ovarium. Beberapa diantaranya adalah kista dermoid, kista cystadenoma, dan kista endometrioma. Kista jinak perlu dipantau secara teratur karena beberapa bisa hilang dengan sendirinya atau perlu diangkat melalui operasi
- Kista ganas merupakan kista yang berbahaya karena mengandung sel-sel kanker yang bisa menyebabkan kanker ovarium. Kista ganas biasanya berkembang dari kista jinak yang tidak mendapatkan perawatan dan tidak diobati.
Baca Juga: Apakah Mama Cukup Sehat untuk Menjalani Kehamilan?
Bagaimana Mengetahui Adanya Kista Ovarium?
Selain timbulnya gejala-gejala kista, Mama juga bisa tahu adanya kista ovarium dari pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan oleh dokter.
Akan tetapi, diagnosis pasti harus melalui pemeriksaan jaringan atau sering disebut dengan histopatologi. Selain itu, pemeriksaan lain yang akan dilakukan seperti tes kehamilan, tes darah, tes urin, dan pemeriksaan biomarker serum (antigen cancer 125, hCG, alfa fetoprotein, dan inhibin).
Baca Juga: Yuk Konsumsi Buah Ini Saat Mama Hamil dan Cek Manfaatnya!
Pengobatan Kista Ovarium
Sebagian besar Mama yang mengalami kista ovarium pasti ingin cepat sembuh dan kista ovarium hilang secepatnya. Pengobatan kista bisa dilakukan berdasarkan hal berikut:
- Ada atau tidaknya gejala yang muncul. Biasanya bila tidak ada gejala yang muncul, kista akan hilang dengan sendirinya
- Ukuran dari kista, bila ukuran besar umumnya kista mengandung sel abnormal dan memerlukan tindakan operasi.
- Masa Menopause. Wanita yang telah mengalami menopause memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker, sehingga bila tidak segera menghilang, akan disarankan operasi pengangkatan.
Untuk kista fungsional, umumnya menghilang setelah 1 atau 2 periode menstruasi. Namun bila menetap, biasanya Mama akan mendapatkan obat kontrasepsi oral (pil KB) untuk menekan terjadinya kista ovarium fungsional. Apabila tetap muncul, dokter biasanya mengeluarkan dengan laparoskopi.
Apa saja sih pilihan terapi operasi yang dipakai untuk mengobati kista ovarium? Nah, Mams, terdapat laparotomi dan laparoskopi. Selain itu, bilateral ooforektomi/ pengangkatan indung telur juga menjadi pilihan terapi operasi untuk Mama yang sudah tidak menstruasi lagi.
- Laparoskopi biasanya dilakukan apabila kista ovarium masih kecil dengan sayatan kecil pada perut dan dengan memasukkan laparoskop berupa mikroskop, Mams.
- Sedangkan laparotomi dilakukan apabila kista sudah sangat membesar.
- Histerektomi atau pengangkatan rahim menjadi pilihan terapi bagi Mama yang sudah mengalami menopause karena kejadian kanker ganas banyak terjadi pada Mams yang sudah mengalami menopause.
Biasanya Mama harus waspada apabila kista ovarium membesar, terpuntir, atau malah pecah. Di saat inilah, Mams harus segera ke dokter agar dilakukan tindakan operasi segera.
Baca Juga: Waspada! Kelainan Ini Sering Terjadi Saat Mama Hamil
Hubungan Kehamilan Dengan Kista Ovarium
Pasti banyak yang bertanya apakah saat hamil bisa mengalami kista ovarium? Sangat bisa loh Mama. Kenapa bisa ya? Nah, saat Mama hamil, akan terjadi peningkatan hormon hCG. Peningkatan hormon ini akan meningkatkan risiko timbulnya kista pada indung telur, Mams.
Biasanya kista akan terdeteksi saat Mama memeriksakan diri ke dokter dalam rangka melakukan pemeriksaan ultrasonografi. Apabila kista ovarium kecil, biasanya terapi yang dilakukan hanya pemantauan Mams. Karena kista dapat mengecil dan bahkan menghilang dengan sendirinya.
Apabila kista ovarium terpuntir dan pecah, maka biasanya akan dilakukan tindakan operasi setelah Mama melahirkan. Kista ovarium tidak akan membahayakan si kecil yang berada dalam kandungan atau menghalangi proses persalnan.
Namun jika kista ovarium berisiko bagi si kecil yang berada dalam kandungan atau bahkan menghalangi proses persalinan, dokter akan menyarankan tindakan operasi kista saat usia kehamilan sudah melewati usia 5 bulan, Mams.
So, itu dia penjelasan mengenai kista ovarium yang Mama wajib ketahui karena kejadian kista ovarium sangat sering terjadi. Yang terpenting adalah pencegahan terjadinya kista ovarium dengan cara mengatur pola hidup yang baik dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan rendah lemak tinggi serat. Semoga informasi ini membantu dan berguna bagi Mama ya.
Baca Juga: Hati-Hati! Ini 9 Pantangan Makanan Ibu Hamil yang Tidak Disangka