Bagaimana keadaan Mampaps dan keluarga hari ini? Semoga selalu sehat ya, terlebih bagi Mampaps yang masih melakukan semua kegiatan di rumah saja termasuk bersama Si Kecil. Bosan? Tentu akan melanda pada setiap orang saat ini, karena terbatasnya interaksi di luar rumah untuk liburan. Bahkan, saat keluar rumahpun, tempat liburan juga dibatasi pengunjung dan adanya aturan baru. Nah, hal inilah yang membuat semua orang selama pandemi mengalami gangguan psikososial.
Gangguan Psikososial Keluarga di Tengah Pandemi
sumber gambar: glaciermedia.ca
Psikososial merupakan kondisi yang mencakup aspek psikis dan sosial, yang bisa terjadi pada siapa pun serta dapat mengganggu kesejahteraan fisik dan mentalnya serta mengganggu kemampuan orang tersebut untuk menjalankan fungsinya. Bagi anggota keluarga gangguan psikososial bisa terjadi karena kebosanan, tekanan ekonomi, termasuk mengharuskan untuk belajar di rumah (sekolah daring) di tengah pandemi covid-19 saat ini, mulai dari yang ringan hingga berat loh! Bahkan, perilaku negatif menggunakan fisik dapat terjadi loh Mampaps! Wah pasti tidak ingin gangguan psikososial ini terjadi pada keluarga kita kan?
Baca Juga: Stres di Rumah Saja Picu Perselisihan Rumah Tangga, Awas Mams!
Lalu sebahaya apa sih gangguan psikososial di dalam keluarga saat situasi ini dan bagaimana sih ciri-cirinya? Yuk, simak penjelasan berikut:
Ciri-ciri Gangguan Psikososial
sumber gambar: totalsapiens.com
Perlu diketahui, gangguan psikososial bisa terjadi pada siapapun dan gangguan ini bisa terjadi pada orang yang sebelumnya memiliki riwayat gangguan mental, disabilitas, lanjut usia, wanita hamil, dan pekerja harian atau orang yang mata pencahariannya tidak tetap. Bahkan, saat pandemi ini anak-anak juga bisa mengalami gangguan psikososial karena sekolah daring atau online. Nah, ciri-ciri orang yang mengalami gangguan psikososial di antaranya:
- Mengalami kecemasan yang berlebihan
- Mengalami depresi yang tinggi
- Suka berhalusinasi yang tidak rasional
- Pola makan dan pola tidur menjadi berubah dan biasanya tidak normal
- Suka mengonsumsi obat untuk kesenangan
- Ngelantur dan suka berbicara tidak jelas karena kekacauan alam berpikirnya
- Sering melamun
- Munculnya keinginan untuk mengakhiri hidup.
- Menarik diri atau mengasingkan diri, misalnya tidak mau bergaul dengan orang lain
- Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan
Baca Juga: Hindari Burnout Mom, Jaga Kesehatan Mental di Era Milenial
Bahaya Gangguan Psikosisial
sumber gambar: comprehensivesleepcare.com
Saat pandemi ini jika tidak ada pencegahan yang baik tentu gangguan psikososial menjadi hal yang berbahaya bagi seseorang, terlebih adanya himbauan physical distancing yang menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara rutin dan harus menjaga jarak dengan keluarga, teman, atau kerabat.
Kondisi inilah yang dapat menimbulkan perasaan kesepian, bosan, cemas. Bukan hanya itu, kondisi ini dapat menimbulkan keresahan atau kepanikan seseorang terkait kondisi finansial, pekerjaan, dan kehidupan pada masa depan. Bagi anak-anak, kecemasan bisa terjadi karena ketakutan akan ketinggalan pelajaran, tidak naik kelas dan lainnya.
Jika dilihat, kecemasan (anxiety) dan depresi menjadi salah satu dari bahaya gangguan psikososial yang dialami seseorang selama pandemi ini. Jika dibiarkan kekerasan fisik tentu akan terjadi, baik pada orangtua ataupun anak-anak.
Mencegah Gangguan Psikososial Keluarga di Tengah Pandemi
sumber gambar: lakefrontpsychology.com
Langkah agar gangguan psikososial tidak terjadi dalam lingkungan keluarga selama pandemi ini tentu bisa kita lakukan nih Mampaps dengan cara:
- Menjaga pola hidup tetap sehat selama di rumah saja, dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, tidur yang cukup dan olahraga yang teratur bersama keluarga
- Tetap melakukan kontak sosial dengan orang yang tersayang melalui video call
- Jangan mudah terpengaruh dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya, pastikan Mampaps selalu mendapatkan informasi dari sumber tepercaya
- Jangan sungkan untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi selama pandemi bersama keluarga
- Batasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein
Baca Juga: Manfaat Yoga Untuk Anak, Ternyata Baik Juga Untuk Psikologisnya Loh!
Nah Mampaps, pencegahan yang terakhir dapat dilakukan dengan keluarga adalah tetap beribadah di rumah bersama. Dengan beribadah tentu hati kita semua akan lebih tenang karena mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Namun, jika timbul kecemasan yang meningkat, perasaan sedih dan putus asa, atau muncul pikiran untuk bunuh diri, maka segeralah untuk mencari pertolongan orang yang profesional seperti ke psikolog atau psikiater. Semoga membantu dan salam sehat selalu.