Saat si kecil sakit, tentunya Mampaps khawatir sekali ya. Seringkali Mampaps yang terlalu khawatir meminta dokter memberikan obat terbaik agar si kecil cepat sembuh. Namun ada juga Mampaps yang ketakutan dengan efek antibiotik saat dokter memberikannya.
Sebenarnya bagaimana aturan pemberian antibiotik untuk si kecil, terutama untuk bayi? Yuk Mams kita cari tahu lebih lanjut, agar Mampaps bisa lebih bijak menyikapi dan mengetahui efek antibiotik saat dokter memberikan obat untuk si kecil.
Baca Juga: Wajib Lakukan 7 Hal Ini Saat Membawa Anak Sakit ke dokter!
Kapan Antibiotik Harus diberikan?
Antibiotik adalah obat yang mampu membunuh bakteri penyebab infeksi. Antibiotik dapat bekerja langsung membunuh bakteri atau mencegahnya memperbanyak diri. Bersama dengan sistem daya tahan tubuh, antibiotik mengatasi infeksi bakteri.
Tapi Mampaps, jika penggunaan antibiotik ini tidak dalam pengawasan dokter, atau penggunaannya tidak tepat, maka bisa saja antibiotik ini menjadi resisten didalam tubuh si kecil.
Resistensi obat adalah keadaan di mana kuman tidak dapat lagi dibunuh dengan antibiotik.
Penggunaan antibiotik memang hanya disarankan untuk mengobati penyakit karena infeksi bakteri, seperti infeksi telinga, radang tenggorokan akibat infeksi bakteri Streptococus, infeksi saluran kemih, tifus, TBC, radang otak (meningitis), radang paru (pneumonia), dan sebagainya.
Baca Juga: Aturan Penggunaan Antibiotik Bagi Anak yang Harus Mampaps Ketahui
Efek Antibiotik dari Ringan hingga Efek Terberat / Jangka Panjang
Antibiotik memang dapat membunuh bakteri yang menyerang si kecil. Namun, antibiotik ini juga mempunyai efek samping baik bersifat ringan sampai terberat.
Efek samping ringan seperti terjadi reaksi alergi karena obat. Gangguan tersebut mulai dari yang ringan seperti ruam dan gatal. Sedangkan efek antibiotik yang berat seperti pembengkakan bibir atau kelopak mata, sesak, hingga dapat mengancam jiwa (reaksi anafilaksis).
Bila Dokter Meresepkan Antibiotik, Apa yang Orang Tua Harus Lakukan?
Mampaps, dokter akan meresepkan antibiotik apabila dari pemeriksaan ditemukan tanda dan gejala infeksi bakteri, yang dapat berupa demam disertai nyeri tenggorok, nyeri telinga, sesak napas, nyeri saat buang air kecil, maupun keluhan lain.
Bila dokter menyarankan antibiotik, Mampaps bisa menanyakan apakah benar-benar perlu. Pastikan penyakit si kecil disebabkan oleh bakteri yang bisa diatasi bila antibiotik diberikan.
Berilah antibiotik sesuai dengan yang telah diresepkan dan dianjurkan dokter. Apabila antibiotik tersebut masih bersisa, maka Mampaps bisa membuangnya. Tidak perlu disimpan, dan jangan pernah memberikan kepada siapa pun meskipun tanda dan gejalanya hampir sama selain atas persetujuan dokter atau DSA.
Kapan Bayi Perlu Antibiotik?
Mampaps harus tahu, tidak semua penyakit perlu penanganan antibiotik. Justru pemberian antibiotik yang tidak pada tempatnya akan merusak sistem kekebalan tubuh si kecil. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa pemberian antibiotik di usia dini akan memicu terjadinya alergi di masa datang.
Menurut salah satu DSA, pemberian antibiotik perlu dilakukan bila terjadi indikasi batuk dan pilek yang berkelanjutan selama lebih dari 10-14 hari, atau bahkan sepanjang hari. Bila bayi hanya batuk di pagi hari dan malam hari, ada kemungkinan si kecil hanya mengidap alergi saja.
Oleh karena itu, bedakanlah gejala penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Penyakit akibat infeksi virus biasanya disertai ciri demam yang mendadak naik ataupun turun. Sebaliknya pada infeksi akibat bakteri, panas tubuh Si Bayi tidak turun-turun hingga beberapa hari.
Baca Juga: Yuk, Tanya Seputar Kesehatan Si Kecil pada Dokter Apin
Mengapa Antibiotik harus Dihabiskan?
Ini yang keliru dikalangan Mampaps, antibiotik bukan dihabiskan. Namun, harus sesuai indikasi dan anjuran yang disampaikan oleh dokter. Pemberian antibiotik tersebut sebaiknya dievaluasi setiap 3 hari sekali. Tergantung pada gejala dan tanda-tanda yang muncul, biasanya akan berlangsung 2-3 hari atau bahkan penggunaan 5-14 hari.
Untuk bayi dan balita, dosis yang tepat harus disesuaikan dengan berat badan dan kesempurnaan fungsi organnya.
So Mampaps penting sekali dalam penggunaan antibiotik Mampaps dituntut untuk bijak dalam penggunaannya. Setiap obat yang Mampaps terima untuk si kecil, ada baiknya Mampaps menanyakan fungsi dan manfaatnya terutama penggunaan obat antibiotik untuk menghindari kejadian resistensi obat pada si kecil.
Baca Juga: Bumbu Di Dapur, Obat Alternatif Atasi Batuk Pada Anak!