Saat ini marak terjadi orang tua yang menerapkan diet vegan pada anak mereka, bahkan sejak lahir. Padahal, merenapkan pola diet vegan pada anak sangat berbahaya untuk tumbuh kembangnya. Seperti halnya kasus malnutrisi pada bayi 14 bulan di Italia yang kekurangan kalsium akibat diberikan diet vegan oleh orang tuanya. Diet vegan merupakan diet vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk hasil hewan, bahkan susu dan telur. Karena kondisinya yang mengkhawatirkan, pihak medis terpaksa harus mengambil tindakan operas darurat. Bayi tersebut mengalami masalah pada jantungnya yang semakin parah akibat kadar kalsium yang rendah. Dengan adanya kasus tersebut, kedua orang tua bayi kehilangan hak asuh atas bayi mereka.
Mengenal Diet Vegetarian pada Anak
Diet vegetarian merupakan diet yang menghindari makanan yang berasal dari hewan. Banyak orang tua yang menganggap diet vegetarian lebih sehat sehingga diterapkan kepada Si Kecil.
Jenis Diet Vegetarian
Diet vegetarian memiliki beberapa jenis, yaitu:
- Vegan. Yakni diet vegetarian yang tidak mengonsumsi makanan hewani termasuk produk olahannya. Bukan cuma daging, diet vegan juga tidak mengonsumsi susu, sosis, dan sebagainya. Bahkan, vegan juga tidak mengonsumsi gula yang proses pembakarannya menggunakan arang yang berasal dari tulang hewan. Kelompok ini juga disebut dengan veganisme.
- Lacto vegetarian. Diet jenis ini tidak mengonsumsi makanan hewani (termasuk telur)namun masih mengonsumsi susu serta produk olahannya seperti keju.
- Ovo vegetarian. Berbeda dengan lacto vegetarian yang tidak mengonsumsi telur, ovo vegetarian masih mengonsumsi telur, namun tidak mengonsumsi susu terta produk olahannya.
- Lacto-ovo vegetarian. Seperti namanya, diet lacto-ovo vegetarian tidak mengonsumsi daging, unggas, dan ikan. Namun masih mengonsumsi telur, susu serta produk olahannya.
- Pollotarian. Diet Pollatarian diambil dari bahasa Spanyol (pollo yang artinya ayam). Pollotarian masih mengonsumsi unggas seperti bebek, ayam, dan kalkun. Meskipun demiian, pollarian tetap menghindari telur sekalipun itu merupakan telur ayam. Sebagian orang mengganggap polloarian bukanlah vegetarian sebab masih mengonsumsi unggas.
- Pescatarian/Pesca vegetarian. Diet yang satu ini seperti vegetarian pada umumnya, yakni tidak mengonsumsi dagung serta unggas. Namun pescatarian masih mengonsumsi ikan. Terkadang diet ini memasukkan produk olahan susu dan telur ke dalam menunya.
Baca Juga: Menu Makanan Diet Bila Mengidap PCOS
Bahaya Diet Vegetarian pada Anak
Defiiensi Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan salah satu dari delapan jenis vitamin B yang sangat diperlukan oleh tubuh Si Kecil. Diet vegetarian pada anak berisiko kurangnya asupan vitamin B12, sebab jenis vitamin ini hanya tedapat pada makanan hewani dan tidak ditemukan pada pangan nabati.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian menu daging, ikan, unggas, telur, serta prosuk turunan susu kepada anak perlu dilakukan sesering mungkin. Si Kecil sangat membutuhkan asupan vitamin B12 yang akan menunjang perkembangan sistem syarafnya. Hal inilah yang membuat diet vegetarian pada anak belum cukup aman untuk dilakukan pada anak yang berusia dibawah 1 tahun.
Gejala defisiensi vitamin B12 antara lain kesemutan pada lengan dan kaki, lemas, anemia, serta gangguan keseimbangan.
Kekurangan Seng/Zinc
Zinc merupakan zat gizi miko yang diperlukan untuk tumbuh kembang. Zat gizi ini juga diperlukan oleh seseorang yang lanjut usia untuk menjaga kesehatan mental maupun komunikasi sel saraf. Zinc terkandung di beberapa jenis sayur dan buah, namun penyerapannya akan lebih baik jika berasal dari makanan hewani seperti hati sapi, daging sapi, dan kerang.
Gejala kekuranan Zinc yaitu rambut tontok, kurangnya nafsu makan dan beberapa gejala lainnya.
Kekurangan Zat besi
Zat besi sangat berperan penting dalam kesehatan mental. Mineral yang satu ini sebenarnya juga terdapat di dalam makanan nabati, namun penyerapan zat besi dalam pangan hewani akan jauh lebih baik.
Gejala yang muncul saat kekurangan zat besi adalah penurunan daya ingat, lemas, kelelahan, rentan infeksi, serta lambatnya perkembangan kognitif. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah maupun prematur.
Baca Juga: Juwita Bahar Koma karena Diet, Ini Akibat Kekurangan Karbohidrat pada Tubuh
Kekurangan Asam Lemak Omega-3
Asam lemak omega-3 biasanya terdapat pada jenis ikan laut seperti salmon dan tuna. Oleh sebab itu diet vegetarian pada anak berisiko mengalami kekurangan asam lemak omega-3. Asam lemak ini memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kesehatan mata, menurunkan isiko penyakit jantung, mengurangi gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Gejala kekurangan asam lemak omega-3 antara lain gejala depresi, cemas berlebihan, penurunan daya ingat, serta kelelahan.
Kekurangan Kalsium
Kalsium merupakan zat gizi yang sangat penting untuk menyusun kepadatan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium akan mengakibatkan kerapuhan pada tulang dan gigi. Gejala kekurangan kalsium antara lain adanya masalah pada gigi, osteoporosis, kepadatan tulang, dan beberapa kondisi lainnya.
Jika Mampaps menilai diet vegetarian anak begitu penting untuk diterapkan, lakukanlah secara bertahap. Misalnya dengan diet lacto-ovo vegetarian yang masih mengkonsumsi telur dan susu serta produk olahannya. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter demi pemenuhan zat gizi Si Kecil.