Hai Mampaps, waktu BAB bayi pasti paling ditunggu-tunggu Mama ya? Rasanya khawatir bila si kecil belum BAB selama beberapa waktu. Lega rasanya saat si kecil bisa BAB lancar. Namun banyak juga yang menghadapi bayi sembelit atau konstipasi. Ini pasti membuat Mama sangat khawatir karena takut si kecil sakit apalagi bila semakin lama bayi tidak BAB, tentu pup nya akan semakin keras.
Kenapa ya bayi bisa sembelit? Yuk simak beberapa penyebab bayi sembelit sehingga Mama bisa mencegah serta memperlancar BAB si kecil.
Bayi Sembelit / Konstipasi
Sembelit atau sering disebut juga konstipasi adalah berkurangnya frekuensi buang air besar dengan tinja yang lebih keras dibanding biasanya. Namun sebelum mengatakan si kecil mengalami sembelit, Mama perlu mengetahui frekuensi buang air besar pada bayi yang normal berdasarkan usianya.
Ketika si kecil berusia di atas 6 bulan, frekuensi 2 hari sekali masih dianggap fisiologis (normal), selama konsistensi tinja tetap lunak. Sedangkan pada bayi 0-6 bulan, frekuensi BAB 8-10 kali/hari sampa 2-3 kali/minggu masih dapat dikatakan normal.
Sedangkan terkait konsistensi tinja, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Komposisi kalsium dan fosfor, perbandingan protein whey dan casein, kandungan karbohidrat, dan lemak dalam makanan dapat mempengaruhi konsistensi tinja si kecil.
Baca Juga: Seperti Apa Sih Pup Bayi Baru Lahir? Yuk, Kenali Perbedaannya!
BAB Pada Bayi Yang Meminum Sufor VS ASI
Pada si kecil yang mengkonsumsi susu formula, buang air besar yang keras 2 – 4 hari sekali sudah dianggap sembelit. Lain halnya pada si kecil yang mengkonsumsi ASI, walaupun buang air besarnya 2–5 hari sekali (asal konsistensi tinjanya lembek), tidak dianggap sembelit.
Si kecil yang mendapatkan ASI secara eksklusif cenderung lebih jarang mengalami sembelit, karena ASI bisa dicerna dengan mudah dan sempurna. Mampaps juga jangan khawatir bila si kecil jarang buang air besar. Kemungkinan ASI telah tercerna sempurna sehingga tidak ada ampas yang perlu dibuang.
Baca Juga: Waspada! Kenali 5 Jenis Penyakit Bayi Baru Lahir Ini!
Penyebab Sembelit
Pada umumnya sembelit yang timbul pada si kecil kurang dari 2 tahun disebabkan kurangnya pemberian minum, kurangnya buah dan sayuran, atau takaran susu yang berlebihan.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang Mampaps harus tahu penyebab sembelit pada si kecil, antara lain:
- Dehidrasi
Si kecil mendapat asupan cairan melalui makanan dan minuman yang dia konsumsi, termasuk ASI. Namun, dalam kondisi tertentu seperti saat giginya tumbuh, sariawan, atau demam, dehidrasi pada si kecil bisa saja terjadi karena si kecil malas untuk minum susu. Dehidrasi atau kurangnya cairan dapat menyebabkan kotoran menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
- Susu Formula
Si kecil yang mendapatkan susu formula akan lebih rentan untuk mengalami sembelit jika dibandingkan dengan si kecil yang mengonsumsi ASI. Hal ini berkaitan dengan kandungan protein yang terdapat pada susu formula.
- Makanan Padat
Masa peralihan dari makanan cair ke padat memang rentan menimbulkan sembelit. Si kecil yang beralih mengonsumsi makanan padat sering kali membuat pencernaan si kecil menjadi “kaget” sehingga menyebabkan susah buang air besar. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sebelumnya si kecil terbiasa diberi makanan cair.
- Alergi Makanan
Terkadang sembelit disebabkan alergi makanan. Jika Mampaps mencurigai si kecil alergi terhadap beberapa jenis makanan, Mampaps bisa konsultasikan dengan dokter.
- Kondisi Medis Tertentu
Mampaps, meskipun jarang terjadi ada beberapa penyakit bisa menyebabkan si kecil mengalami susah buang air besar. Beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan sembelit adalah penyakit hipotiroid, alergi terhadap makanan, dan gangguan sistem pencernaan dari lahir.
Tanda dan Gejala
Mampaps perlu melihat tanda dan gejala si kecil sembelit atau susah BAB, seperti:
- Buang air besar kurang dari dua kali dalam seminggu
- Bentuk kotoran lebih keras dari biasa walaupun frekuensinya tidak berubah
- Si kecil terlihat kesakitan saat buang air besar
- Si kecil susah BAB juga biasanya lebih rewel dan menangis sambil mengangkat kakinya
- Namun pada si kecil usia 0-5 bulan dan mengonsumsi ASI, buang air besar seminggu sekali masih dianggap normal
Selain tanda dan gejala diatas, ada tanda bahaya yang harus Mampaps ketahui. Tanda-tanda bahaya pada si kecil yang sulit BAB seperti:
- Perut teraba tegang sekali
- Nyeri bila disentuh
- Rewel yang berlebihan
- Merintih
- Muntah-muntah hebat
- Tidak ada buang angin
- Demam tinggi, dan sebagainya.
Kondisi yang Harus Diwaspadai
Kondisi yang harus diwaspadai dan harus segera di konsultasikan ke dokter adalah kondisi sembelit yang timbul sejak lahir. Adanya gejala perut kembung serta pertumbuhan si kecil yang tidak baik harus dicurigai sebagai suatu kelainan yang disebut penyakit Hirsprung.
Kelainan ini merupakan bawaan lahir yang terjadi saat pembentukan persarafan usus saat janin dalam kandungan dengan kemungkinan laki-laki lebih besar dari perempuan dengan perbandingan 4 : 1.
Gejala yang khas untuk penyakit Hirsprung ini adalah adanya kesulitan buang air besar sejak lahir, dan bila anusnya di colok maka tinja akan menyemprot keluar.
Bila menghadapi gejala seperti ini Mampaps harus membawa si kecil ke dokter untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Cara Mengatasi Sembelit
Cara mengatasi sembelit pada si kecil dibedakan menurut usianya agar manfaat penanganan dapat maksimal.
Si kecil berusia < 6 bulan:
- Berikan ASI lebih sering akan membantu mengurangi sembelit
- Apabil si kecil minum susu formula, diskusikan dulu dengan dokter untuk mengubah komposisi susu formula atau mempertimbangkan penggantian susu formula.
- Dapat diberikan obat pelunak tinja poloxamer drop sebanyak 0,3 ml dan dapat ditambahkan ke dalam susu si kecil untuk diberikan tiga kali sehari. Sebaiknya penggunaan obat minum atas konsultasi dengan dokter.
- Rangsang bagian dubur si kecil, biasanya dengan mengolesi vaseline
- Lakukan gerakan senam agar membantu merangsang sistem pencernaan bayi. Baringkan si kecil dengan posisi terlentang, gerakan kakinya seperti posisi mengayuh. Lakukan bergantian ke depan dan belakang agar merangsang gerakan usus besar.
- Pijat perut bayi dengan lembut dengan menggunakan tiga jari atau telapak tangan mama. Lakukan dari arah pusar ke arah bawah dengan gerakan memutar sekitar perut bayi. Mama bisa menggunakan minyak telon agar perut bayi terasa nyaman.
Si kecil berusia 6 bulan – 2 tahun:
- Berikan air putih. Selain membantu tubuh untuk terhindar dari dehidrasi, air putih dapat mengurangi masalah bayi susah BAB.
- Menambahkan serat sayuran atau buah setidaknya tiga kali sehari. Selain buah-buahan, roti gandum juga bisa diberikan kepadanya.
- Buah-buahan berserat tinggi seperti prune, peach, pir, aprikot dan buncis sangat bermanfaat untuk mencegah BAB keras.
- Hindari makanan seperti nasi, roti dan pisang. Pisang, meski untuk orang dewasa sering dianggap melancarkan pencernaan, justru membuat bayi dengan metabolisme rendah akan sulit BAB.
- Membiasakan duduk di toilet secara reguler. Hal ini dilakukan sekitar 3-5 menit setelah makan. Melalui cara ini juga si kecil bisa belajar merespons keinginannya sendiri untuk buang air besar dengan selalu duduk di toilet.
- Batasi pemberian susu sapi jika si kecil berusia lebih dari 18 bulan dan hindari memberinya minuman manis sebelum waktu makan utama.
So Mampaps kenali tanda dan bahaya nya, jika si kecil berlanjut mengalami sembelit sebaiknya Mampaps konsultasikan ke dokter.