Hai Mampaps, kasus cacar monyet sekarang ini membuat beberapa orang bertanya-tanya. Hebohnya berita mengenai cacar monyet di Indonesia ini dikarenakan viralnya info bahwa di Singapura sudah ada yang terserang penyakit ini.
Nah sebelum panik, mari Mampaps sebaiknya kita mengenal dan membahas mengenai jenis penyakit ini…
Apa itu Cacar Monyet?
Cacar jenis ini sebenarnya merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi. Infeksi penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet di benua afrika, yang kemudian juga menginfeksi manusia. Jenis penyakit ini jarang terjadi di luar benua Afrika.
Disebabkan oleh virus langka, cacar monyet ditandai dengan munculnya ruam pada kulit wajah yang kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Awalnya akan berupa ruam lalu menjadi bintik merah seperti cacar, melepuh berisi cairan bening, melepuh berisi nanah, kemudian akan mengeras.
Baca Juga: Yuk, Kenali Jenis Ruam Paling Sering Terjadi Pada Si Kecil!
Penyebab Cacar Monyet
Cacar monyet adalah infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyebarannya melalui percikan liur penderita, yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka pada kulit. Selain melalui percikan liur, penularan juga dapat melalui benda yang terkontaminasi, misalnya pakaian penderita.
Tetapi Mampaps, penularan dari manusia ke manusia juga bisa terjadi namun resikonya terbatas dan membutuhkan kontak yang lama.
Untuk Mama yang sedang hamil dan terserang cacar ini, dapat menyebabkan bayi dalam kandungan juga memungkinkan tertular cacar monyet melalui plasenta (monkeypox bawaan).
Baca juga : Wajib Harus Tahu! Penyakit yang Jarang di Dengar Tapi Bisa Berbahaya
Tanda dan Gejala Cacar Monyet
Tanda dan gejala cacar monyet sebetulnya sama seperti jenis cacar lainnya dan tidak langsung bermunculan. Berikut tanda dan gejala yang muncul antara lain:
- Setelah tertular infeksi, dalam 7-14 hari pasien akan mulai menunjukkan tanda dan gejala sistemik seperti demam, badan lemah, lesu, nyeri otot, sakit kepala, nyeri menelan atau batuk tidak berdahak.
- Ada pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan pada kedua atau satu sisi tubuh.
- Lesi kulit muncul setelah demam 1-3 hari, berupa ruam (kemerahan) mulai dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh.
- Bentuk ruam berturut-turut, mulai dari: hari 1-2 ruam berbentuk makula atau terdapat eritem di mulut atau lidah; di hari 3-4 muncul ruam papula (bintil-bintil); lalu hari 4-5 muncul bintil berisi cairan bening; kemudian hari ke 6-7 berbentuk pustul (bintil mulai bernanah); hari ke 7 mulai mengering menjadi krusta (cairan atau nanah yang sudah mongering), lalu pada hari ke 7-14 seluruh pustul menjadi keropeng, lalu menghilang.
- Perjalanan penyakit dapat berlangsung selama 2-4 minggu.
Baca juga : Waspada! Infeksi Virus yang Menular pada Anak!
Pengobatan dan Bahayanya
Pengobatannya sampai saat ini belum ada terapi yang spesifik. Belum ada obat antivirus untuk cacar monyet. Namun, dapat diberikan obat-obatan yang berguna untuk mengurangi gejala seperti demam dan nyeri.
Mampaps, cacar ini memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Meskipun jarang, penyakit ini tetap dapat berisiko menimbulkan bahaya menjadi komplikasi. WHO menyebutkan tingkat fatalitas kasus kurang dari 10 persen.
Pada kasus yang parah, virus juga dapat menyebabkan komplikasi bahaya yang serius seperti pneumonia, sepsis, radang otak, dan kehilangan penglihatan karena infeksi mata bahkan sampai kematian. WHO menyebutkan sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda.
Baca Juga: Mengenal Bahaya Penyakit Campak, Si Ruam Berwarna Merah!
Fakta Penting Cacar Monyet!
Walaupun cacar monyet sempat viral di negara Singapura, ada fakta penting yang Mampaps harus tahu, antara lain:
- Cacar ini tidak mudah menular ke manusia, atau dari manusia satu ke manusia lain.
- Cacar ini tidak sama dengan penyakit cacar lainnya seperti cacar air (varisella) dan tidak sama dengan cacar jenis variola yang sudah tereradikasi di dunia.
- Ditularkan melalui berbagai jenis satwa liar dan primata, seperti tikus, tupai, dan monyet yang terinfeksi.
So, Mampaps tetaplah waspada namun tidak perlu panik berlebihan. Penularan antar manusia bisa terjadi, namun tidak mudah dan terbatas. Oleh karena itu, jika Mampaps mempunyai keluhan bisa langsung dikonsultasikan ke dokter.
Baca juga : Hati-Hati! 2 Penyakit Ini Bisa Mengancam Otak Si Kecil!