Hai Mampaps, mungkin sebagian Mama dan Papa pernah melihat kulit si kecil bentol-bentol? Yups, biasanya kondisi ini disebut dengan biduran atau kaligata. Dalam bahasa medisnya biasa disebut urtikaria.
Biduran memang dapat diderita semua kelompok umur, yang paling rentan terkena biduran adalah bayi, karena sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah dan juga kondisi kulit mereka sangat sensitif.
Baca Juga: ‘Noda’ pada Kulit Bayi Baru Lahir. Apakah Berbahaya?
Seperti Apa Ciri Biduran?
Ruam dan bentol merupakan masalah kulit yang sering dialami si kecil. Ketika kulit si kecil mengalami bentol-bentol kemerahan mampaps bisa mengenalinya apakah ini merupakan tanda dan ciri si kecil mengalami biduran.
Ciri biduran pada bayi, antara lain:
- Adanya bentol kemerahan pada kulit yang umumnya mudah dikenali. Bentol-bentol di tubuh, berbatas tegas, memudar bila ditekan, dan terasa gatal.
- Ukuran bentol berbeda-beda pada saat muncul. Umumnya biduran akan hilang dengan sendirinya atau diredakan dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun pada beberapa kasus, biduran tidak kunjung hilang setelah beberapa minggu dan berulang. Kondisi ini dapat digolongkan sebagai biduran kronis.
Mampaps bisa mencurigai si kecil mengalami biduran apabila:
- Adanya riwayat penyakit serupa sebelumnya, untuk membedakan akut dan kronik dan mengidentifikasi faktor pencetus yang mungkin sama dengan pencetus sebelumnya.
- Faktor pencetus ini berupa allergen seperti debu, tungau debu rumah, hewan peliharaan, tumbuhan, sengatan binatang, faktor makanan, obat-obatan, dan juga faktor fisik (seperti: dingin, panas, dsb)
- Memiliki riwayat sakit sebelumnya : demam, infeksi cacing
- Riwayat atopi (alergi) dan riwayat sakit lain pada keluarga
Baca Juga: Yuk, Kenali Jenis Ruam Paling Sering Terjadi Pada Si Kecil!
Penyebab Biduran pada Bayi
Biduran pada umumnya disebabkan oleh reaksi alergi terhadap suatu benda atau zat yang mengakibatkan sistem imun mengeluarkan zat histamin. Zat histamin inilah yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala biduran.
Pada si kecil, hal ini terjadi akibat paparan terhadap suatu allergen. Sumber utama allergen yang mencetuskannya dengan perantara igE adalah makanan dan obat. Makanan yang bisa menimbulkan seperti kerang dan makanan laut lainnya, susu, telur, kacang-kacangan, coklat, keju, tomat, dan produk olahan kedelai.
Selain itu, biduran pada bayi dapat juga disebabkan oleh infeksi, faktor fisik (suhu panas, dingin, tekanan), penyakit autoimun (seperti penyakit lupus eritematosus atau masalah pada kelenjar tiroid), dan sebagian lainnya tidak diketahui penyebabnya.
Baca Juga: Waspada! Ini Alergi Makanan yang Sering Terjadi Pada Bayi
Cara Mengatasi Biduran pada Bayi
Mampaps tak perlu khawatir, dalam banyak kasus biduran akan hilang sendiri dalam beberapa jam atau hari tanpa pengobatan. Tidak ada larangan Mampaps untuk memandikan si kecil. Si kecil tetap bisa mandi dengan air biasa. Untuk mengurangi rasa gatal, Mampaps bisa memberikan si kecil bedak seperti bedak salisil.
Pengobatan utama pada biduran adalah antihistamin karena mediator utama pada biduran ini adalah histamin. Untuk itu, Mampaps perlu membawa si kecil berobat ke dokter jika memang biduran tak kunjung berkurang karena obat-obatan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan dan dosis berat badan si kecil.
Cara Pencegahan Biduran pada Bayi
Biduran dapat dicegah dengan menghindari pemicunya, seperti suhu panas, stres, obat-obatan, atau makanan tertentu. Selain itu, perhatikan kebersihan lingkungan bayi, seperti tempat tidur, tempat bermain, pakaian, sabun mandi, sabun detergen dan mainan yang sering digunakan untuk si kecil.
So Mampaps jika memang si kecil mengalami biduran tak perlu khawatir karena biduran dapat sembuh sendiri. Namun, jika keluhan padanya tidak berkurang dan mengganggu si kecil, Mampaps bisa membawa si kecil ke dokter untuk dikonsultasikan.
Baca Juga: Mengenal Bahaya Penyakit Campak, Si Ruam Berwarna Merah!