Mampaps pernah mengeluhkan ketika si kecil habis menkonsumsi makanan tertentu tubuh si kecil keluar bentol-bentol merah? Atau ketika udara dingin atau panas bentol-bentol merah pun muncul?
Mampaps hal inilah kadang kita sebut dengan biduran atau kaligata. Dalam bahasa medisnya kita sebut dengan urtikaria. Sekitar 20% setiap individu pasti akan mengalami biduran atau kaligata ini.
Baca Juga : Mengenal Bahaya Penyakit Campak, Si Ruam Berwarna Merah!
Biduran pada anak memiliki bentuk seperti bentol-bentol di tubuh, berbatas tegas, memudar bila ditekan, dan disertai dengan gatal. Bentuknya seperti digigit nyamuk atau terkena ulat bulu.
Kenali dan Ketahui Cara Mengatasinya!
Pada si kecil, hal ini terjadi akibat paparan terhadap suatu allergen. Sumber utama allergen yang mencetuskannya dengan perantara igE adalah makanan dan obat.
allergen merupakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi pada orang-orang tertentu. IgE adalah faktor yang berperan dalam mekanisme alergi
Makanan yang bisa menimbulkan seperti kerang dan makanan laut lainnya, susu, telur, kacang-kacangan, coklat, keju, tomat, produk olahan kedelai dan stroberi. Obat-obatan seperti antibiotik, aspirin dan kodein.
Namun tidak hanya itu, biduran pada anak ini dapat juga disebabkan oleh infeksi, faktor fisik (suhu panas, dingin, tekanan), penyakit autoimun (seperti penyakit lupus eritematosus atau masalah pada kelenjar tiroid). Infeksi yang dapat menyebabkan kaligata dapat berupa infeksi oleh bakteri, virus, parasit atau cacing.
Biduran pada anak tersebut merupakan reaksi dari alergi, yang berarti sistem kekebalan tubuh seseorang itu merespon zat yang dianggapnya beracun.
Bagaimana Tanda dan Gejala?
Biduran pada anak dapat timbul dalam waktu 1-2 jam setelah terpapar dengan faktor pencetus. Penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan lama berlangsungnya yaitu bersifat akut (kurang dari 6 minggu) dan kronik (6 minggu atau lebih).
Mampaps tanda dan gejala yang timbul seperti :
- Adanya bentol kemerahan pada kulit yang umumnya mudah dikenali. Bentol-bentol di tubuh, berbatas tegas, memudar bila ditekan, dan terasa gatal.
- Adanya riwayat penyakit serupa sebelumnya, untuk membedakan akut dan kronik dan mengidentifikasi faktor pencetus yang mungkin sama dengan pencetus sebelumnya.
- Faktor pencetus, ditanyakan faktor yang ada di lingkungan seperti allergen berupa debu, tungau debu rumah, hewan peliharaan, tumbuhan, sengatan binatang, faktor makanan, obat-obatan, dan juga faktor fisik (seperti: dingin, panas, dsb)
- Riwayat sakit sebelumnya : demam, keganasan, infeksi cacing
- Riwayat pengobatan untuk episode yang sedang berlangsung
- Riwayat atopi dan riwayat sakit lain pada keluarga
Apa yang dilakukan di rumah?
Mampaps tak perlu khawatir, jika biduran ini muncul kurang dari 24 jam, atau berlangsung akut dalam banyak kasus, biduran pada anak akut akan hilang sendiri dalam beberapa jam atau hari tanpa pengobatan.
Tidak ada larangan Mampaps untuk memandikan si kecil. Si kecil tetap bisa mandi dengan air biasa. Untuk mengurangi rasa gatal, si kecil dapat diberikan bedak seperti bedak salisil.
Namun, biduran pada anak juga dapat terus berlangsung dalam berminggu-minggu, atau sering kambuh. Kasus biduran yang kronis inilah seringkali sukar untuk diobati.
Oleh karena itulah Mampaps jika penyakit ini tidak kunjung hilang atau malah bertambah berat sampai adanya tanda distress nafas, Mampaps dapat langsung berkonsultasi ke dokter.
Bagaimana tatalaksana?
Menghindari pencetus merupakan tatalaksana mutlak untuk mencegah terjadinya biduran pada anak. Yang mungkin perlu dilakukan adalah Mampaps dapat memfoto biduran ini pada saat terjadi serangan atau pembengkakan.
Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan sesuai indikasi atau petunjuk dari tanda dan gejala untuk membantu menentukan jenis / mencari penyebabnya.
Pemeriksaan rutin seperti darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap untuk mencari penyebab dasar. Uji kulit terhadap allergen bila diduga pencetus adalah reaksi terhadap makanan atau obat.
Pengobatan utama adalah antihistamin karena mediator utama pada biduran adalah histamin. Untuk itu, Mampaps perlu membawa si kecil berobat ke dokter karena obat-obatan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan dan dosis.
Antihistamin adalah jenis pengobatan yang berguna untuk mengatasi reaksi alergi yang terjadi. Mediator merupakan perantara. Sedangkan histamin merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh sehingga terjadinya reaksi alergi.
Mampaps harus memberikan obat-obatan tersebut berdasarkan instruksi dokter. Pada si kecil yang memang sudah berulang kali mengalami biduran ini, biasanya dokter sudah membekali Mampaps obat-obatan di rumah sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi biduran pada anak.
Baca Juga : Bahaya! Kenali Tanda DBD dan Cara Pencegahannya
So, Mampaps untuk mencegah biduran ini perlu mengenali penyebabnya terlebih dahulu. Cara untuk mencegah biduran adalah menghindar pencetusnya tersebut.