Pernahkah Mampaps khawatir melihat si kecil belum mulai berjalan saat usianya sudah menginjak 12 bulan? Sebagian besar Mampaps pasti akan khawatir saat mengetahui si kecil belum bisa melangkah sendiri, terlebih saat melihat bayi seusia si kecil sudah mampu berjalan.
Si kecil sudah mampu berjalan menunjukkan kemandiriannya dalam bergerak kemana saja tanpa bantuan orang lain. Proses berjalan pada si kecil sangat dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot dan keseimbangan tubuh.
Kekuatan otot-otot dan keseimbangan tubuh tiap bayi sangatlah berbeda. Hal ini yang menjadi alasan mengapa tahap perkembangan motorik kasar tiap bayi tidak selalu sama.
Perbedaan dapat terlihat jelas pada laju perkembangan tiap anak. Inilah yang menjadi penyebab ada bayi yang mampu berjalan saat usia mencapai 12 bulan, sedangkan bayi lain baru memulai berjalan saat usianya 15 bulan.
Tapi, ada juga bayi sudah mampu melangkah sendiri sejak usia 8 bulan. Hal ini bisa saja terjadi, akan tetapi bukan berarti bayi yang bisa cepat berjalan lebih pandai dibandingkan bayi yang relatif lebih lambat berjalan.
Baca Juga : Mengajarkan Anak Berjalan? Sebaiknya Hindari Baby Walker!
Nah, Mampaps tahu ga sih, ada istilah early walker dan late walker pada si kecil. Early walker merupakan kemampuan si kecil berjalan sebelum usia 1 tahun, sedangkan late walker adalah bayi yang baru mampu berjalan saat usia menginjak 16-17 bulan.
Umumnya, bayi dapat mulai berjalan saat usia 11-15 bulan. Bayi dapat berdiri tanpa bantuan, berjalan dengan merambat ke perabotan di rumah, berjalan 2 atau 3 langkah tanpa bantuan, berjalan 10-20 menit tanpa bantuan.
IDAI (Ikatan Dokter Indonesia) merekomendasikan batasan kemampuan motorik kasar berjalan pada si kecil yaitu hingga usia 18 bulan. Oleh karena itu, Mampaps tidak perlu cemas atau khawatir apabila menemukan keterlambatan perkembangan berjalan pada si kecil selama masih dalam batas usia yang disarankan oleh IDAI.
Baca Juga : Anak Memiliki Tubuh Pendek, Masalahkah?
Mampaps perlu ketahui bahwa penyebab keterlambatan tahap perkembangan motorik kasar (milestone) berjalan pada si kecil tidak hanya disebabkan oleh variasi laju perkembangan saja.
Ada beberapa penyebab yang disebabkan karena kebiasaan buruk mama papa. Ada juga penyebab yang memerlukan tindakan pencegahan dan terapi segera.
Penyebab Karena Kebiasaan Buruk Mama Papa
Beberapa kebiasaan Mampaps sehari-hari ternyata bisa menghambat proses berjalan si kecil, loh. Kebiasaan-kebiasaan ini apabila diteruskan akan membawa dampak buruk bagi si kecil.
Akan tetapi, apabila dapat diubah, maka si kecil akan mampu berjalan secara mandiri. Apa saja sih kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut?
Kurang Stimulasi
Mama Papa yang terlalu protektif atau bahkan terlalu cuek akan menyebabkan stimulasi bagi si kecil berkurang. Apabila terlalu protektif, maka kebebasan si kecil untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar berjalannya akan terbatas.
Misal, takut si kecil menggunakan tungkai dengan alasan tungkai si kecil akan menjadi bengkok. Selain itu, Mampaps yang menggendong si kecil kemana-mana karena takut si kecil kotor atau terjatuh juga merupakan tindakan protektif.
Sikap terlalu cuek juga tidak baik bagi perkembangan motorik si kecil. Apabila Mampaps tidak mendampingi si kecil atau mengajarkan si kecil berjalan, si kecil juga akan kurang terstimulasi.
Si Kecil Kegemukan atau Kurus (Malnutrisi)
Banyak orang beranggapan si kecil lucu apabila si kecil terlihat gemuk. Akan tetapi, kebiasaan pemberian makan berlebihan pada si kecil dan menyebabkan si kecil kegemukan atau bahkan obesitas akan menyebabkan terhambatnya milestone kemampuan berjalan si kecil, Mampaps.
Si kecil memiliki berat badan di bawah garis merah (kurus/sangat kurus) juga akan mengalami penundaan perkembangan kemampuan berjalannya.
Kebiasaan Mampaps dalam pemberian makan yang jarang dengan kurangnya gizi pangan melatarbelakangi malnutrisi pada si kecil sehingga akan mengganggu kemampuan motorik berjalannya.
Penyebab Yang Memerlukan Tindakan Pencegahan Dan Terapi Segera
Terdapat beberapa penyebab yang memerlukan tindakan pencegahan dan terapi segera. Apabila tidak dilakukan tindakan pencegahan atau terapi, maka progresivitas penyakit akan meningkat dan si kecil akan mengalami penundaan kemampuan berjalan yang berkelanjutan.
Penyebab-penyebab tersebut, antara lain:
- Cerebral palsy, merupakan gangguan sistem motorik yang disebabkan kerusakan bagian otak yang mengatur kemampuan gerak otot-otot tubuh.
- Retardasi mental, kemunduran kemampuan kognitif dan intelektual si kecil secara menyeluruh dan bermakna, secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial dan perkembangan si kecil.
- Poliomielitis, penyakit sistem saraf yang disebabkan oleh virus polio, khususnya terjadi pada bayi yang tidak menerima vaksin polio. Tungkai si kecil dapat mengalami kelemahan bahkan kelumpuhan.
- Hidrosefalus, dimana terjadi penimbunan cairan dalam rongga otak. Gangguan perkembangan motorik akan terjadi pada bayi yang menderita hidrosefalus.
Penyebab-penyebab di atas akan dapat diketahui sejak dini oleh Mampaps atau dokter yang merawatnya. Dimana biasanya bayi dengan keterlambatan berjalan akan disertai keterlambatan lain seperti keterlambatan merangkak, duduk, berlari, atau melompat.
Oleh karena itu, pencegahan berupa pemeriksaan kehamilan secara teratur, vaksinasi, dan konsumsi makanan bergizi selama hamil sangat diperlukan. Fisioterapi sangat dibutuhkan oleh si kecil untuk mengembangkan kemampuan berjalannya.
Baca Juga : Waspada Badan Anak Kurang Tinggi! Cegah Segera!
Tips Stimulasi Berjalan Si Kecil
So Mampaps, jika si kecil kurang stimulasi, mama papa dapat melakukan beberapa tips stimulasi berikut ini. Stimulasi yang dilakukan secara teratur akan memberikan perubahan yang berarti pada kemampuan berjalan si kecil.
Beri Kebebasan Pada Si Kecil
Mama papa harus memberi kesempatan pada si kecil untuk berusaha melangkah sendiri tanpa bantuan. Tidak mengapa apabila si kecil bermain di lantai dan sesekali terjatuh.
Selama si kecil mengembangkan kemampuan berjalannya, pastikan Mampaps selalu hadir memantau dan menemani si kecil.
Menuntun Si Kecil
Salah satu stimulasi yang sering dilakukan para mama papa yaitu menuntun si kecil. Kegiatan ini dapat mama papa lakukan saat si kecil memasuki usia 9 bulan.
Menuntun si kecil dapat dilakukan oleh mama papa bergantian memegang kedua tangan si kecil sambil berjalan di belakangnya atau masing-masing memegang satu tangan si kecil, di kanan dan kiri.
Mama papa dapat perlahan-lahan melepaskan pegangan tangan si kecil sehingga tanpa disadari si kecil mampu berjalan sendiri dan menyeimbangkan tubuhnya. Beri pujian, pelukan, bahkan ciuman untuk si kecil saat si kecil bisa berjalan sendiri tanpa dituntun.
Beri Alat Bermain Pada Si Kecil
Alat bermain merupakan salah satu stimulan yang baik. Mama Papa dapat meletakkan mainan di atas meja, kemudian minta si kecil untuk mengambil mainan tersebut.
Sehingga si kecil dapat melangkah sendiri menuju mainan tersebut. Seiring waktu, jarak mainan dapat diletakkan lebih jauh dari sebelumnya.
Menggunakan Alat Bantu Berjalan
Banyak alat bantu berjalan yang dijual di pasaran dapat membantu si kecil mengembangkan kemampuan berjalannya. Mama Papa pasti tidak asing lagi dengan mainan dorong-dorongan atau alat dari bahan kain yang diikat ke pinggang anak dengan tali melingkar sebagai pegangan Mampaps.
Hindari penggunaan baby walker ya Mampaps. Baby walker akan membuat si kecil tidak mampu belajar berjalan sendiri dan memberi kesan seolah-olah si kecil sudah mahir berjalan. Selain itu, pola gerakan menjadi tidak biasa dan kontrol otot terlambat karena penggunaan baby walker.
Ciptakan Suasana Belajar Berjalan Yang Nyaman Bagi Si Kecil
Si kecil akan semakin senang diajak belajar berjalan apabila suasana di sekitar mendukung. Suasana yang nyaman akan membuat si kecil gembira dan akan lebih aktif untuk berjalan. Pemaksaan harus dihindari karena hal ini akan membuat si kecil tidak mau belajar berjalan.
Mama Papa dapat mengajak si kecil berjalan-jalan di kompleks rumah atau membawa si kecil berlatih berjalan di atas rumput. Selain membuat si kecil nyaman, otot dan saraf kaki juga menjadi lebih kuat untuk menapak.
Hindari Barang-Barang Dan Keadaan Ini
Banyak barang-barang yang harus dihindari saat si kecil berlatih berjalan. Meja bersudut tajam, benda-benda kecil yang mudah masuk ke dalam mulut, mainan runcing, tali, karpet, lantai yang licin merupakan sebagian contoh barang-barang dan keadaan yang harus dihindari.
Hindari juga pemakaian alas kaki karena akan memperlambat si kecil untuk melangkah. Penggunaan sepatu, sandal, atau kaus kaki sebisa mungkin tidak dilakukan.
Hindari juga kebiasaan menggendong si kecil karena otot-otot kakinya akan kurang terlatih untuk berjalan. Mampaps boleh menggendong si kecil apabila si kecil sudah lelah.
Ajak Si Kecil Berenang
Berenang memberikan manfaat yang baik bagi si kecil karena dapat memperkuat otot-otot tubuh dan membantu pertumbuhan saraf motoriknya. Apabila si kecil sering diajak berenang, maka kemampuan berjalannya akan lebih cepat berkembang. Mama Papa dapat membawa si kecil ke tempat renang khusus bayi.
Nah, Mampaps sudah tahu dong ya kalau si kecil belum bisa berjalan saat usia 12 bulan masih dalam batas normal.
Baca Juga : Tips Melatih Bayi Berjalan, Yuk Praktekkan!
So, apabila si kecil menunjukkan gejala keterlambatan motorik saat usia di atas 18 bulan, Mama Papa bisa periksakan si kecil ke dokter spesialis anak divisi tumbuh kembang untuk mendeteksi ada atau tidak kelainan organik yang mendasari keterlambatan motorik berjalan si kecil. Semoga membantu ya Mampaps.