Mama dan Papa mungkin pernah melihat seorang ibu memukul anaknya karena sang anak tidak patuh pada perintahnya atau karena sang anak melakukan kesalahan. Atau mungkin Mama dan Papa sendiri tanpa disadari pernah memukul anak karena kesal akan perilakunya.
Mungkin alasan mengapa Mama dan Papa memukul anak ialah untuk memperingatkan dan mendisiplinkannya agar ia tidak berbuat nakal dan menuruti perintah. Namun ada dampak negatif loh dibalik hukuman ini bagi psikologis anak.
Baca Juga : Mendidik Anak Disiplin Sejak Kecil? Ini 7 Cara yang Harus Dilakukan!
Di Amerika sendiri, sekitar 70 % orangtua memukul anaknya sebagai cara untuk mendisiplinkan anak. Ternyata hal ini bukanlah cara yang baik dan benar. Juni 2002, The Associated Press meluncurkan hasil penelitian dari Columbia University.
Para peneliti menemukan, memukul anak-anak akan berakibat negatif pada tingkah laku sang anak, termasuk agresif, sikap anti-sosial, dan bermasalah dengan mentalnya.
10 alasan mengapa Mama dan Papa dilarang memukul anak
Nah, berikut 10 alasan mengapa Mama dan Papa dilarang memukul anak :
- Memukul hanya akan menghentikannya tidak berperilaku buruk untuk sementara. Alasan mengapa anak bersikap buruk karena ia tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi masalahnya.
- Memukul tidak akan mengajarkannya untuk bertingkah laku baik, tapi hanya akan mengajarkannya untuk tidak tertangkap oleh orang tuanya saat ia melakukan kesalahan. Hal ini akan menjadikan anak bisa melakukan hal memanipulasi.
- Sang anak akan lebih mengingat hukuman yang diberikan padanya, bukan mengingat kesalahan apa yang telah ia lakukan. Ia akan menjadi seorang yang penakut, dan bukan menjadi seseorang yang ingin berbuat benar.
- Hal ini akan mengajarkan sang anak untuk menyelesaikan segala masalah dengan cara memukul. Seharusnya anak-anak diajarkan untuk menerima, dan menyelesaikan suatu masalah tanpa kekerasan.
- Memukul hanya akan mengajarkan anak untuk berprilaku eksternal control atau menyelesaikan masalah dengan hukuman fisik. Hal ini tidak akan mengajarkan anak-anak untuk mengontrol dirinya (internal control) dalam menghadapi sesuatu.
- Dapat memberikan pesan campur-aduk untuk anak-anak.
- Memukul anak akan menghentikan perkembangan moralnya. Memang memukulnya akan membuatnya berhenti melakukan kesalahan, tetapi ia berhenti melakukan kesalahannya ini karena takut akan menerima hukuman lagi. Bukan karena ia ingin melakukan hal yang benar.
- Akan menghilangkan rasa empati sang anak. Empati merupakan perasaan peka terhadap orang lain, dan perasaan ialah dasar untuk perkembangan moral. Penelitian menunjukkan, empati seorang anak akan menghilang saat orangtuanya mendidik dan mengontrol anaknya dengan amarah, dan bukan dengan kasih sayang.
- Si kecil hanya akan membuka jalannya untuk mengenal dunia kekerasan. Memukul merupakan tindakan agresif, Mama dan Papa hanya akan memperlihatkan pada sang anak bahwa Mama dan Papa sebagai orangtua, telah bersikap di luar batas.
- Memukul si kecil tidak akan mengajarkan sikap yang baik padanya, tetapi mengajarkan bagaimana caranya berteriak, memukul, memanipulasi dan mengontrol seseorang dengan menumbuhkan rasa takut pada seseorang. Hal ini juga berarti, Mama dan Papa telah gagal mengajarkan disiplin pada anak.
Satu hal yang harus Mama dan Papa ingat, tujuan menumbuhkan disiplin ialah untuk mengajarkannya bertanggungjawab atas semua pilihannya. Masih banyak cara lain yang dapat Mama dan Papa gunakan untuk mengajarkan disiplin pada anak.
Dengan berkata lembut, sopan, mendukungnya dengan rasa kasih sayang, cinta dan penuh hormat, merupakan cara efektif untuk menumbuhkan sikap terpuji pada sang anak. Mengajarkan disiplin menggunakan kasih sayang memang lebih baik daripada mengajarkannya disiplin berdasarkan rasa takut.
Baca Juga : Melatih Anak Disiplin? Mulailah Dari Menjaga Kebersihan!
So, apakah Mama dan Papa setuju dengan bahaya memukul anak? Dan bagaimana cara Mama dan Papa mendisiplinkan anak? Boleh loh sharing tipsnya di sini.