Mampaps pernah mendengar demam dengue dan Demam Berdarah Dengue (DBD)? Apakah dua hal ini sama? Keduanya disebabkan oleh nyamuk aedes namun salah satu gejala Demam Berdarah yang sudah parah, biasanya ditandai dengan pendarahan. Karena inilah sering ditemukannya bintik kecil pada kulit.
Demam Berdarah Dengue merupakan komplikasi dari demam dengue, bisa dikatakan demam berdarah dengue lebih parah dibandingkan demam dengue.
Bahaya! Kenali Gejala Demam berdarah dan Cara Pencegahannya!
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia sebagai negara nomor 1 di Asia Tenggara terkait kasus penyakit demam dengue. Sedangkan di dunia, Indonesia adalah nomor 2 setelah Brazil.
Hal ini tidak mengherankan karena Indonesia termasuk dalam negara tropis, yang menjadi tempat habitat nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah.
Sayangnya, yang paling rentan terkena DBD adalah si kecil. Oleh karena itu Mampaps harus waspada jika menemukan tanda dan gejala demam berdarah pada si kecil, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Apa Penyebabnya ?
Demam berdarah dengue ini disebabkan oleh virus, genus flavivirus yang penyebarannya melalui peranta nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Masa inkubasi DBD bervariasi antara 3-15 hari. Pada umumnya adalah 4 hari. Masa inkubasi terjadi setelah mendapat gigitan nyamuk yang membawa virus penyakit DBD hingga muncul tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa mengidap DBD.
Apa Tanda dan Gejala Demam berdarah?
Mampaps terkadang tanda dan gejala DBD pada si kecil tidak selalu muncul, dan gejala tersebut bisa saja muncul pada hari ke-4 sampai hari seterusnya.
Ketika si kecil dibawa berobat ke dokter, dokter akan melakukan pemeriksaan baik secara langsung ataupun pemeriksaan laboratorium.
Hal yang tak kalah pentingnya dokter akan menanyakan juga kegiatan si kecil baru-baru ini termasuk apakah si kecil habis berkunjung ke suatu daerah yang sedang wabah DBD.
Mampaps perlu tahu, apa saja tanda dan gejalanya :
- Suhu tubuh meningkat yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus
- Tanda perdarahan
- uji bendung positif (rumple leede positif) biasanya merupakan tanda perdarahan yang paling banyak muncul pada fase demam awal.
- Muncul bintik-bintik merah dan ruam pada sekujur tubuh si kecil
- mudah lebam dan berdarah
- mimisan, perdarahan gusi, muntah darah, BAB berdarah, BAK berdarah
- Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri disekitar bola mata, dan nyeri perut.
- Ketika diperiksa dinyatakan adanya pembesaran organ hati dan limpa.
- Kelainan hasil laboratorium (seperti : perembesan plasma, jumlah trombosit menurun, bersamaan dengan peningkatan kadar hematokrit)
- Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah, ataupun sekitar rumah.
Mampaps jika si kecil telah mengalami DBD beberapa hari dirumah, kenalilah fase kritis. Fase ini biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga hari ke-5.
Pada saat ini biasanya suhu tubuh si kecil akan menurun yang merupakan tanda penyembuhan untuk infeksi ringan. Namun pada DBD berat merupakan tanda syok awal.
Oleh karena itu, Mampaps harus mengetahui apasaja tanda bahaya atau warning sign yang dapat terjadi pada si kecil, dan ini harus mendapatkan tatalaksana yang tepat dan cepat.
Tanda bahaya atau warning sign sebagai berikut :
- Si kecil tampak letargi atau gelisah
- Nyeri perut dan menolak asupan per oral
- Muntah terus-menerus
- Perdarahan spontan
- Pembesaran hati
- Terdapat akumulasi cairan
- Oliguria (produksi urin menurun)
- Akral kaki tangan si kecil dingin
Mampaps dengan kita mengenal tanda bahaya atau warning sign yang terjadi pada si kecil berarti mampaps mencegah agar si kecil tidak mengalami DSS (Dengue Shock Syndrome).
Syok ini ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan tampak gelisah.
Mampaps jika syok ini tidak segera teratasi akan terjadi komplikasi berupa asidosis metabolik dan perdarahan hebat hal ini yang bisa membuat si kecil memburuk yang bisa mengakibatkan meninggal dunia.
Bagaimana pencegahan ?
Sebelum si kecil terkena DBD lebih baik Mampaps mencegah agar si kecil terhindar dari DBD yang bisa mematikan ini. Karena penularan DBD adalah melalui nyamuk, pencegahan yang paling utama dilakukan oleh Mampaps tentunya menghindarkan si kecil dari nyamuk dan mencegah datang dan berkembang biaknya nyamuk. Cara pencegahan yang paling tepat adalah dimulai dari lingkungan sekitar rumah.
Selain itu juga, Mampaps ada baiknya mengetahui waktu yang biasa nyamuk menggigit. Nyamuk-nyamuk ini paling sering menggigit mangsanya pada pagi hari, serta sore hari menjelang malam. Karena itu, waspadailah gigitan nyamuk pada waktu-waktu tersebut.
Karena virus dengue dibawa dan disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti maka lebih baik mencegah nyamuk ini untuk berkembang biak dan meminimalkan si kecil terkena gigitan nyamuk tersebut. Pencegahannya biasanya dikenal dengan program 4M Plus, yaitu :
- Menutup tempat penampungan air
- Menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali
- Mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai
- Memantau jentik nyamuk minimal seminggu sekali
- Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
- Kenakan pakaian yang menutupi tubuh si kecil bila terdapat banyak nyamuk
- Pakaikan anak pakaian yang berwarna terang karena pada dasarnya nyamuk lebih tertarik pada warna-warna gelap
- Gunakan lotion anti nyamuk untuk anak. Ingat, selalu baca petunjuk dalam kemasan obat nyamuk tersebut sebelum memakaikannya ke anak
- Mama bisa memasang kelambu di tempat tidur anak
- Mama juga bisa menanam tanaman pengusir nyamuk
Bagaimana pengobatannya ?
Mampaps bawahlah segera si kecil ke dokter jika mengalami beberapa gejala DBD di atas. Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium (darah rutin) untuk memastikan diagnosis.
Sebenarnya tidak ada penanganan khusus untuk DBD, namun dokter dapat membantu mengurangi tingkat keparahan gejala dan meningkatkan sistem imunitas untuk melawan virus tersebut, yaitu:
- Anak harus istirahat
- Cukup minum, selain air putih dapat diberikan susu, jus buah, cairan elektrolit, air tajin. Cukup minum ditandai dengan frekuensi BAK tiap 4 – 6 jam
- Parasetamol 10mg/kgbb/x diberi bila suhu >38ºc dengan interval 4 – 6 jam. Berikan juga kompres hangat.
- Berikan makanan yang kaya nutrisi
- Pantau sampai melewati fase kritis
Mampaps seperti pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itulah dibutuhkan kerjasama Mams dan Paps untuk lebih waspada agar si kecil terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan tidak mengalami DBD yang tidak kita harapkan.