Apa sih yang akan Mams lakukan jika ASI mampet atau tidak banyak, meski sudah mengonsumsi makanan-makanan pendukung untuk melancarkan ASI? Apa akan mencari seorang pendonor ASI yang dapat memenuhi kebutuhan si kecil? Atau Mams memiliki ASI yang banyak sehingga ingin memberikan sebagian ASI nya kepada yang membutuhkan?
Berbicara tentang donor ASI, saat ini donor ASI sudah menjadi hal yang lazim dilakukan di kota-kota besar. hal ini tentunya bertujuan untuk mendukung program ASI eksklusif, donor ASI bisa menjadi salah satu caranya jika Mams tidak dapat memberikan ASI kepada si kecil.
Baca Juga : Bukan Jamannya Stres Saat ASI Keluar Sedikit, Ini Cara Penanganannya!
Namun, yang paling penting untuk diketahui adalah Mams harus mencari donor ASI yang asal-usulnya jelas, meski saat ini untuk mendapatkan infonya bisa langsung dari media sosial.
Perlu diketahui, beberapa penyakit dapat ditularkan melalui ASI. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sistem donor ASI perlu ditunjang oleh informasi, konseling dan keterampilan memberikan bantuan praktis. Lalu, apa saja sih syarat yang baik untuk menjadi seorang pendonor ASI? Simak penjelasannya berikut:
Penapisan I
- Sebagai pendonor, Mams memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
- Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
- Produksi ASI Mams sudah memenuhi kebutuhan si kecil dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi ASI yang berlebih
- Dalam 12 bulan terakhir, Mams tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan
- Mams sedang tidak mengonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa memengaruhi si kecil
- Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol
Penapisan II
- Jika Mams ingin mendonorkan ASI atau mencari donor ASI untuk bayi prematur, maka harus menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV
- Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
- Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan
Pasteurisasi Pretoria
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca. Mams bisa menggunakan wadah kaca dari sisa selai 450 ml yang sudah dibersihkan.
- Tutup wadah kaca dan letakan ke dalam panci aluminium 1 liter
- Tuangkan air mendidih 450ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Dapat diletakan pemberat diatas wadah kaca, kemudian tunggu selama 30 menit
- Pindahkan susu, diinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Flash Heating
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca 450 ml
- Wadah kaca ditutup sampai saat dilakukan flash heating
- Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu)
- Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Didihkan air, bila telah timbul gelembung pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas
- Dinginkan ASI, berikan kepada si kecil atau simpan di lemari pendingin
Mams yang ingin melakukan donor ASI disarankan untuk menjaga kebersihan guna menjaga mutu dan keamanan ASI. Sebagai pendonor, sebaiknya lakukan pelatihan seperti cara memerah dengan menggunakan pompa ASI yang dianjurkan serta tahu bagaimana cara menyimpan ASI dengan baik.
Selain itu, sebaiknya ada pencatatan penting yang wajib Mams lakukan sebagai pendonor ASI seperti identitas, lembar persetujuan, kuesioner dan hasil tes skrining penyakit, keterangan resipien, data pelengkap administrasi, dsb.
Baca Juga : 5 Cara Sederhana Melancarkan ASI Secara Alami
So, sudah siap belum nih Mams untuk menjadi seorang Donor ASI? Atau sedang membutuhkan donor ASI untuk si kecil?