Sebagai pengguna media sosial, pasti Mams pernah melihat kiriman akun yang dibanjiri komentar serta salah satu komentar tersebut berisi hujatan. Ternyata, netizen tidak pandang bulu dalam menempatkan komentar jahatnya lho! Tidak jarang foto anak kecil menjadi sasaran komentar jahat tersebut, terutama anak selebriti atau orang yang terkenal. Tahukah Mams bahwa tindakan tersebut merupaan baby shaming? Belakangan ini, penyanyi Tegar Septian mengalami baby shaming terhadap foto anaknya di akun instagram miliknya. Di dalam komentar tersebut, netizen membully serta menyamakan anak Tegar Septian dengan binatang. Wah kok tega ya Mams.
Baby shaming masih banyak terjadi di kehidupan, terlebih di media sosial. Pasalnya, seseorang seakan merasa bebas berkomentar terkait foto bayi yang terdapat di media sosial padahal tidak mengenal orang yang dikomentarinya tersebut. Bahkan, sebagian oknum tega menghujat serta melakukan baby shaming pada anak yang sedang lucu-lucunya tersebut.
Kronologi Anak Tegar Septian Dihujat Netizen
Tepatnya pada tanggal 3 Desember lalu, Tegar Septian dan istrinya, Sarah Sheilka mengungkapkan kesedihannya terkait komentar salah satu netizen terhadap anak pertamanya. Sebelumnya diketahui bahwa anak pertama dari pelantun “Aku yang dulu bukanlah yang sekarang” ini lahir pada bulan Oktober 2020 yang diberi nama Abidzar Oktaviano Putra Septian.
Seorang Ibu Melakukan Aksi Baby Shaming terhadap Anak Tegar
Mengaku shock atas kejadian yang menimpa anak Tegar dan dirinya tersebut, Sarah pun menanggapi perilaku netizen yang menyamakan anaknya dengan binatang. “Masih ada saja netizen bicara yang tidak senonoh dan tidak pantas kepada, terutama Abidzar. Nah jadi kemarin kemarin tuh sempat booming Abidzar dibilang anak babi. Seorang perempuan sudah punya anak juga kok bisa dia berbicara seperti itu,” ujar Sarah di YouTube Sarah Sheilka Channel.
Sebagai ibu, tentu Sarah pun sedih membaca kalimat bullyan netizen tersebut, terlebih lagi warganet tersebut merupakan seorang wanita yang sudah memiliki anak. “Aku pakai foto Abidzar di screen HP aku terus ngelihat ya ampun anak selucu ini kok dibilang babi. Tegar nenangin aku. Aku sakit hati sejujurnya setelah itu ya ampun sedih saja”, ujar Sarah. Tegar pun heran dan tidak menyangka ada seseorang yang tega berkomentar jahat terhadap orang lain. Namun mereka lebih memilih untuk memaafkan orang yang sudah membully Abidzar dengan syarat adanya video klarifikasi dari netizen tersebut.
Tak lupa Tegar pun mengingatkan kepada pengguna media sosial untuk lebih bijak dalam berkomentar. Ia juga tidak segan-segan akan membawa ke jalur hukum jika hal ini terjadi lagi kepada keluarganya di lain waktu.
Baca Juga: Yuk Mams Hadapi Perilaku Nyinyir Mom Shaming Berikut!
Pelaku Dilaporkan ke Polisi oleh Salah Satu Netizen
Meskipun pihak keluarga sudah memaafkan dan memilih jalur kekeluargaan mengenai baby shaming terhadap anak Tegar tersebut, namun siapa sangka kejadian tersebut berujung ke jalur hukum atas laporan dari salah satu penggemar. Pelaku baby shaming mengirimkan DM ke akun instagram Sarah dan mengatakan bahwa dirinya telah dilaporkan ke polisi oleh salah satu netizen. Meskipun demikian, Tegar dan sang istri tidak memiliki kuasa untuk mengendalikan penggemar termasuk keputusannya untuk melaporkan pelaku baby shaming yang menimpa anaknya.
Apa itu Baby Shaming?
Berkaca dari baby shaming yang terjadi pada anak Tegar, kita perlu mengetahui mengenai kebiasaan yang kurang baik ini agar bisa menghindarinya. Baby shaming merupakan body shaming yang ditujukan kepada anak usia bayi, yakni masih masuk ke dalam jenis bullying terkait fisik dari bayi tersebut. Kebanyakan pelaku baby shaming mengatakan bahwa tindakannya tersebut merupakan candaan atau iseng semata, tanpa sadar bahwa ia telah menyakiti hati wanita lainnya yang tidak lain adalah ibu dari anak yang dibully-nya.
Baca Juga: Ajarkan Anak untuk Bisa Melawan Bullying di Sekolah
Tips Bagi Mama yang Alami Baby Shaming
Jika Mams mengalami baby shaming seperti yang terjadi pada anak Tegar Septian, lakukan hal-hal berikut ini.
Jangan Salahkan Diri Sendiri
Ketika Si Kecil mengalami baby shaming, banyak Mams yang justru menyalahkan diri sendiri. Merasa sebagai orang yang bertanggung jawab atas semua hal yang menimpa anaknya, wajar saja bila banyak yang akhirnya terjebak dalam situasi ini. Stop, Mams! Jangan terbawa suasana. Yakinkan pada diri bahwa cibiran tersebut hanyalah angin lalu yang tak perlu dipikirkan.
Jangan Merespon
Kebanyakan orang yang berani melakukan aksi baby shaming adalah orang yang senang berdebat dan merasa puas ketika cibirannya ditanggapi. Meskipun biasanya sifat alami manusia adalah membela dan melawan, namun menanggapi justru akan memperkeruh hati dan pikiran.
Fokus terhadap Perkembangan Si Kecil
Hal ini jangan sampai terlewat hanya karena Mams terlalu memikirkan komentar orang, terutama jika Si Kecil diberikan kondisi fisik yang spesial. Fokus memberikan hal yang terbaik kepada anak adalah cara membalas baby shaming yang elegan!
Mengurangi Intensitas Mengunggah Anak ke Media Sosial
Mengunggah sesuatu ke media sosial merupakan tanda bahwa pemilik akun sudah siap dengan komentar netizen. Sebab kolom komentar terbuka untuk siapapun yang akan menanggapi unggahan tersebut. Namun jika sudah terjadi tindakan baby shaming membuktikan bahwa pemilik akun tidak benar-benar baik-baik saja ketika orang memberikan komentar jahatnya. Agar kasus baby shaming seperti yang terjadi pada anak Tegar ini tidak terjadi pada semua anak-anak, maka biarkan tumbuh kembang anak menjadi privasi keluarga saja, ya Mams.
Mengurangi Aktivitas Bermain Media Sosial
Demi terciptanya self-healing, mengurangi aktivitas bermain media sosial bisa menjadi salah satu pilihannya. Tidak hanya terkait baby shaming, melihat pertumbuhan anak-anak seusia Si Kecil lebih baik daripada anak kita juga akan terasa menyakitkan hingga bisa menimbulkan rasa iri. Jika belum bisa benar-benar berdamai dengan keadaan, sebaiknya Mams perlu mengurangi intensitas bermain media sosial.
Nah itulah terkait baby shaming yang dialami anak Tegar. Semoga membuat kita menjadi lebih bijak lagi dalam berkomentar. Sebab di setiap kalimatnya, ada seorang ibu yang berjuang mati-matian agar bayinya bisa terlahir dengan selamat.