Hai Mampaps, ketika si kecil mulai masuk TK pastikan juga Mampaps membekali si kecil dengan persiapan mentalnya. Si kecil akan bertemu dengan banyak orang baru, `rumah` baru, dan rutinitas yang sangat berbeda ketika tidak sekolah. Mampaps akan menghadapi anak bermasalah saat masuk sekolah, seperti:
Menangis Berlebihan
Menangis merupakan hal yang wajar pada si kecil yang baru masuk sekolah. Biasanya memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri.
Menangis dikatakan bermasalah jika si kecil terlihat selalu menangis yang berlebihan setiap menghadapi permasalahan yang dihadapinya atau dikenal dengan istilah excessive crying. Perilaku menangis yang berlebihan tentu saja akan mengganggu jalannya program kegiatan belajar di TK serta perkembangan emosi dan sosial si kecil.
Bahayanya Mampaps, jika si kecil menangis terus-menerus akan dijauhi oleh teman sebayanya, juga akan memperlambat si kecil mengikuti kegiatan sekolah.
Cara mengatasinya:
- Mampaps bisa mengamati pola menangis si kecil. Apakah terjadi pada saat-saat tertentu atau karena penyebab lainnya. Misalnya, ketika si kecil bermain dengan teman-temannya, atau jika si kecil bersama staff pengajar sekolah. Hal ini untuk mengetahui penyebab si kecil menangis.
- Beri perhatian minimal pada tangisan. Setelah si kecil selesai menangis beritahu si kecil dengan baik. Misalnya, dengan menggunakan kata-kata, “Mama suka jika kamu mengatakan sesuatu daripada menangis, karena Mama akan mengerti tentang apa yang kamu rasakan.”
- Beri pujian positif pada si kecil ketika dia tidak menangis. Misalnya, “terima kasih kamu sudah berbicara, sehingga Mama bisa tahu perasaanmu.”
- Bila si kecil menangis terus-menerus Mampaps bisa mengajak si kecil ke tempat yang aman dan jauh dari teman-temannya. Setelah tangisannya reda kemudian ajak berbicara. Tujuannya agar si kecil tidak menjadi bahan ejekan yang lain.
- Memotivasi si kecil untuk ikut bermain atau beraktivitas bersama teman-temannya yang bersifat kerja sama.
Baca Juga: Masalah Anak Ketika Pertama Kali Masuk Sekolah
Bergantung
Mampaps pada tahap ini si kecil diharapkan sudah dapat berkembang secara mandiri. Dikatakan bergantung pada usia ini, yaitu perilaku yang sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam melakukan sesuatu.
Bisa bergantung secara fisik maupun mental. Misalnya, si kecil selalu meminta bantuan untuk memenuhi kebutuhan fisiknya atau dalam pengambilan keputusan-keputusan terhadap suatu hal. Dengan kata lain kondisi ini anak terbiasa dimanja.
Si kecil yang tidak mandiri umumnya terlihat kurang percaya diri dalam melakukan kegiatan dan pengambilan keputusan. Bahayanya Mampaps, si kecil terhambat perkembangan emosi dan sosialnya.
Cara mengatasinya:
- Jangan memperkuat ketergantungan si kecil dengan terlalu banyak memeluk atau memegangnya.
- Jangan menarik atau mendorongnya, karena dapat menyebabkan rasa takut pada si kecil. Pertama-tama Mampaps dapat ikut membimbing si kecil dalam bermain kelompok dengan teman sebayanya, perlahan-lahan Mampaps dapat menyingkir jika si kecil sudah terlihat dapat bermain sendiri dengan gembira.
- Mampaps mendukung program kegiatan yang dapat meningkatkan perilaku bertanggung jawab dengan mengajarkan si kecil keterampilan mandiri pada tugas-tugas tertentu. Misalnya, mengembalikan alat-alat permainan, membersihkan tangan sehabis makan, mengembalikan buku, dan membantu teman apabila teman membutuhkan.
- Untuk si kecil yang masih enggan dan ragu dalam melakukan sesuatu, Mampaps dapat berikan motivasi pada si kecil untuk menentukan pilihan kegiatan yang akan dilakukannya, dengan cara memberikan gambaran yang positif tentang kegiatan tersebut.
Penakut
Masalah ini juga sering akan Mampaps hadapi. Ketakutan si kecil yang paling mendasar adalah bahwa si kecil akan kehilangan orang tuanya dan merasa menjadi sendirian, lemah, dan tidak ada yang melindunginya.
Hal ini berbeda dengan kecemasan yang dialami si kecil. Si kecil takut karena adanya stimulus dan dapat menjadi masalah dalam perkembangan jika muncul berulang dan mengganggu kegiatannya sehari-hari.
Bahayanya Mampaps, si kecil akan selalu tergantung, tidak dapat mengembangkan kemandiriannya. Si kecil merasa tidak aman dan nyaman jika berada di lingkungan yang baru. Membuat si kecil cenderung cepat gugup, serta tidak dapat mengambil keputusan.
Cara mengatasinya:
- Mampaps dapat mengidentifikasi ketakutannya. Jangan membebani si kecil dengan kecemasan. Tunjukkan pada si kecil bahwa takut adalah sesuatu yang dapat dihadapi bersama dengan berani.
- Selalu ajarkan si kecil kemandirian. Mampaps mencoba mengikuti pilihan si kecil dan tidak memaksa kehendaknya, agar si kecil dapat merasa mandiri dengan pilihannya tersebut.
- Memelihara kenyamanan dan keamanan si kecil.
Inilah Mampaps beberapa masalah perilaku yang akan Mampaps hadapi pada si kecil. Teruslah memberikan si kecil dukungan, ajarkan si kecil sikap yang benar sehingga si kecil dapat tumbuh dan berkembang tanpa ada masalah. Jangan lupa, ketenangan Mampaps saat menghadapi perilaku si kecil juga sangat penting.
Untuk Mampaps dirumah yang pernah mengalami nya, Mampaps bisa sharing dan membagikan infonya yah…
Baca Juga: Perkembangan Anak Yang Khas Saat Masuk TK