Beberapa hari lalu tepatnya pada tanggal 24 Desember 2020, Kementrian Kesehatan memberikan izin edar terhadap alat tes covid buatan Universitas Gajah Mada (UGM). UGM memberikan nama GeNOse pada alat tes covid yang dibuatnya tersebut. Alat tes covid UGM yang satu ini memerlukan hembusan nafas atau dengan menggunakan metode deteksi Volatile Organic Compound (VOC). Kita patut bangga atas hasil penelitian anak bangsa ini. Harganya yang cenderung terjangkau pun menjadi cahaya terang bagi masyarakat. Namun, apakah alat ini lebih efektif daripada alat-alat sebelumnya?
Apa Itu Alat Tes Covid UGM GeNose?
GeNose merupakan alat tes covid buatan Universitas Gajah Mada yang diklaim bisa mengeluarkan hasil uji dalam waktu 80 detik. Dengan demikian, dalam waktu kurang dari 2 menit saja sudah bisa mengetahui apakah seseorang positif atau negatif Covid-19.
“Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi,” tutur Kuwat Triyono selaku salah seorang peneliti GeNose.
Alat tes covid UGM GeNose memiliki persentase akurasi 93-95% dari uji diagnostic 2000 lebih subjek di rumah sakit rujukan Covid-19.
Baca Juga: Wajib! Sebelum Liburan Bandara Berlakukan Aturan Rapid Test Antigen
Harga Alat Tes Covid UGM GeNose
Terkait harga, alat tes covid UGM GeNose juga sangat menarik, yakni Rp 40 juta perunitnya. Satu unit GeNose bisa digunakan untuk 100.000 kali pemeriksaan. Sebelumnya beredar tarif pemeriksaan alat covid UGM dengan GeNose sebesar 15-25ribu. Ternyata, nominal tersebut belum termasuk peralatan lainnya, seperti kantong napas serta alat pengunci. Sedangkan total tarif diperkirakan sebesar Rp 60 ribu untuk setiap tes covid-19 dengan GeNose. Saat ini, pihak peneliti GeNose mengklaim bisa memproduksi sekitar 50.000 unit setiap bulannya.
Cara Kerja Alat Tes Covid GeNose
Dibandingkan dengan swab atau metode usap, pemeriksaan alat tes covid UGM yaitu GeNose lebih nyaman untuk dilakukan karena bahan sampel diambil dari hembusan napas. Cara kerja GeNose adalah menampung hembusan napas dalam tabung khusus. Di dalam tabung tersebut, terdapat sensor yang akan mendeteksi volatile organic compound (VOC). Setelah beberapa saat, munculah hasil uji yang menunjukkan sampel negatif atau positif covid-19.
Pada dasarnya, cara ini tidak langsung mendeteksi adanya virus dalam hembusan napas. GeNose hanya mendeteksi metabolit gas dari orang yang telah terinfeksi virus. Perlu diketahui bahwa banyak gas organik dalam setiap hembusan napas manusia. Namun ada kelainan metabolik pada hembusan napas seseorang yang telah terpapar atau terinfeksi virus. Kelainan inilah yang akan dijadikan data dan diolah dengan bantuan Artificial Intelligence sehingga semakin banyak sampel keakuratannya pun akan semakin baik.
Baca Juga: Ini Dia Rekomendasi Layanan Swab Test di Rumah, Mampaps!
Pantangan Alat Tes Covid GeNose
Sejak 24 Desember 2020 lalu, alat tes covid UGM GeNose sudah mengantongi eizin edar dari Kementerian Kesehatan. Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana memberi tanggapan terkait penemuan GeNose oleh UGM tersebut. Menurutnya, GeNose bisa dibilang murah dan dapat digunakan dalam proses penelusuran, pengujian serta treatment di Yogyakarta. Kuwat selaku salah satu peneliti GeNose mengatakan bahwa ada beberapa pantangan agar alat tes covid GeNose dapat bekerja secara optimal. Pantangan tersebut antara lain:
- Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi alkohol sebelum pengujian Covid-19
- Sebelum pengujian, pasien hanya boleh makan maksimal 1 jam sebelum waktu tes covid-19, namun ada beberapa makanan yang dipantang sebleum pengujian
- Makanan yang dipantang adalah makanan yang memiliki aroma terlalu kuat seperti jengkol, durian, petai, dsb
- Pasien dilarang merokok hingga 1 jam sebelum tes covid-19 dengan GeNose.
Baca Juga: Tes Covid Sambal Cireng Positif? Simak Penjelasannya!
Namun, Kuwat mempertegas bahwa alat tes covid UGM GeNose didesain untuk melakukan screening cepat, yang selama ini dilakukan dengan metode rapid sehingga memungkinkan untuk menggantika tes cepat seperti rapid test. Meskipun demikian, Kuwat mengakui jika GeNose belum memiliki kemampuan yang selevel dengan tes swab atau PCR.