Hai Mams! Bagaimana keadaan Mama setelah lahiran terakhir kali? Apakah sudah tidak ada keluhan? Sudah siapkah untuk kehamilan berikutnya, Mams? Eits, jangan terburu-buru ya Ma. Ada baiknya berikan waktu yang ideal bagi fisik dan mental mama juga mental bayi sebelum kehamilan selanjutnya. Pasalnya, jarak kehamilan terlalu dekat malah berisiko terhadap kesehatan mama juga calon bayi dalam kandungan.
Jarak kehamilan merupakan rentang waktu antara persalinan dengan kehamilan berikutnya. Lantas berapa lama sih jarak yang ideal untuk kehamilan berikutnya? World Health Organization (WHO) menyarankan rentang waktu setelah melahirkan melalui persalinan pervaginal atau normal setidaknya 24 bulan atau 2 tahun sebelum mencoba kehamilan berikutnya. Terlebih jika riwayat melahirkan mama sebelumnya adalah melalui persalinan SC.
Dengan begitu, Mama dapat memberikan ASI eksklusif pada anak yang lahir sebelumnya dan menjamin kecukupan gizinya dengan pemberian ASI. Selain itu, Mama juga dapat mempersiapkan tubuh kembali untuk terjadinya kehamilan, dengan status gizi yang baik, tidak kekurangan zat gizi apapun yang dapat memengaruhi kehamilan.
Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat
Sebagai contoh, sebuah penelitian lama dalam Journal of American Medical Association (JAMA), dari tahun 2004 sampai 2014 dari 150.000 kehamilan di Kanada jarak kehamilan terlalu dekat, yaitu kurang dari setahun dapat menimbulkan banyak risiko loh, Mams. Risiko tersebut bisa berdampak pada ibu, janin dalam kandungan, bahkan bayi yang lahir sebelumnya. Berikut beberapa risiko yang bisa terjadi jika jarak kehamilan terlalu dekat.
Baca Juga: Abortus Imminens Ancaman Keguguran Kehamilan Muda
1. Perdarahan
Risiko perdarahan dapat terjadi baik saat kehamilan maupun saat persalinan. Setelah melahirkan, dinding rahim mengalami proses penyembuhan luka. Salah satunya adalah luka bekas menempelnya plasenta dari kehamilan sebelumnya. Jadi saat jarak kehamilan terlalu dekat, proses penyembuhan luka bisa jadi belum sempurna. Oleh karena itulah plasenta (ari-ari) akan mencari tempat lain untuk menempel yaitu pada segmen bawah rahim. Kondisi plasenta seperti ini disebut dengan plasenta previa.
Plasenta previa dapat menutupi seluruh atau sebagian dari pintu jalan lahir. Hal ini akan berisiko mengakibatkan perdarahan, keguguran, hingga kematian pasca persalinan, Selain itu, rahim mama yang jarak kehamilannya terlalu dekat belum siap untuk menampung dan menjadi tempat tumbuh kembang janin yang baru.
2. Berat Badan Lahir Rendah dan Kelahiran Prematur
Penelitian yang dilaporkan dalam Journal of The American Medical Association mengatakan bahwa perempuan yang sudah hamil kembali setelah 6 bulan kelahiran meningkatkan 40% risiko melahirkan anak prematur dan meningkatkan 61% risiko anak lahir dengan berat badan yang rendah.
3. Mengurangi Masa Pemberian ASI
Hamil kembali tidak lantas menyebabkan Mams dilarang untuk menyusui. Namun, saat menyusui tubuh akan melepaskan hormon oksitosin yang juga bisa memicu kontraksi. Jadi jika Mams sedang hamil dan masih menyusui, kemungkinan mengalami kontraksi akan lebih sering dan lebih kuat. Jadi, sebaiknya Mams tanyakan pada dokter kandungannya Mams dulu ya jika Mams masih menyusui dan dinyatakan hamil, apakah masih memungkinkan untuk menyusui.
Cara Menghindari Bahaya Kesehatan dari Kehamilan Terlalu Dekat
Organisasi kesehatan dunia WHO memang memiliki rekomendasi jarak kehamilan yang ideal bagi ibu. Tujuannya baik, yaitu demi kesehatan mental dan fisik bagi si-ibu dan bayi. Namun ada kalanya, kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat terjadi tanpa disadari. Mams mungkin baru menyadari kehamilan saat janin mulai berkembang, yang katanya ‘kebobolan’. Jika demikian, maka kunci kesehatan mama dan janin terletak pada pemeriksaan rutin dan pola hidup sehat.
Baca Juga: Mams, Tahukah Pil KB Darurat Cegah Kehamilan dengan Cepat?
1. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan kehamilan biasa. Hanya saja, dokter kandungan akan lebih menaruh perhatian pada hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko dari jarak kehamilan yang terlalu dekat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Serta berkaca pada riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, jika ada indikasi kesehatan yang serius Mams akan diminta menjalanin pemeriksaan tertentu.
2. Pola Hidup Sehat
Saat punya bayi sangat wajar jika mama jadi kurang tidur dan tidak punya waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas seperti olahraga. Namun, sekalipun mama masih punya bayi yang di usianya masih sangat menyita waktu mams, saat dinyatakan hamil kembali maka Mama harus dapat menyempatkan diri untuk istirahat yang cukup, tidur yang cukup, olahraga ringan, serta makan makanan bergizi. Tantangan sekali bukan, Mams. Kalau sudah begitu, semangat ya Mams!
Baca Juga: Ketahui Ma Tanda Bahaya Kehamilan Sesuai Usia Kandungan!
Oh ya, jarak antar kehamilan yang dekat tidak lantas jadi penentu cara melahirkan. Mams tetap dapat melahirkan secara normal jika dokter menyarankan demikian. Walaupun begitu, merencanakan jarak kehamilan tetap merupakan hal yang penting ya Mams!