Menurut Mama, penting nggak sih melakukan pemeriksaan USG saat hamil? Jawabannya tentu sangat penting, karena melalui ultrasonografi (USG) ini Mampaps akan merasakan manfaat seperti berikut:
- Mengetahui kondisi kesehatan si kecil
- Memastikan berapa usia kehamilan
- Mengecek detak jantung si kecil
- Memperkirakan berat badan
- Memantau posisi si kecil
- Mengetahui jenis kelamin
- Memastikan jumlah janin yang dikandung Mama
- Memantau lebih jelas pergerakan si kecil
- Dapat menentukan HPL (Hari Perkiraan Lahir)
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengukur banyaknya air ketuban
- Dapat mendeteksi kelainan pada kehamilan dan kelainan pada si kecil sejak di dalam kandungan
Amankah Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan USG?
Banyak Mampaps yang khawatir mengenai dampak pemeriksaan USG pada janin. Tidak perlu khawatir dengan rumor yang beredar, penggunaan alat ini aman kok Mampaps bagi si kecil dalam kandungan. Hal ini dikarenakan USG menggunakan gelombang suara ultrasound (frekuensi tinggi) melalui dinding rahim (transabdominal). Lalu gema gelombang suara diterjemahkan komputer menjadi gambar pada layar atau disebut dengan sonogram yang menunjukkan gambaran dan pergerakan si kecil dalam kandungan.
Mama Papa Harus Tahu
Pada pemeriksaan USG, gelombang yang digunakan menyebar dan kurang dari 1 % gelombang yang dihantarkan ke tubuh. USG tidak memancarkan panas dan sinar rontgen sehingga sangat aman digunakan.Baca Juga: Ayo Cari Tahu! Pemeriksaan Kehamilan Penting Bagi Mama
Apakah Pemeriksaan USG harus dilakukan setiap bulan?
Bila kehamilan normal atau tidak ada indikasi masalah, USG cukup dilakukan 4x selama kehamilan:
- Pada usia kehamilan 10-12 minggu. USG pada usia kehamilan ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan awal untuk memastikan kehamilan serta perkembangan janin. Biasanya dokter akan mengukur penebalan tengkuk janin untuk mendeteksi apakah ada kelainan down syndrome.
- Pada usia kehamilan 20-22 minggu. Pada usia kehamilan lebih besar, pemeriksaan oleh dokter akan lebih lengkap. Diantaranya melakukan pengecekan panjang tubuh, jenis kelamin, kemungkinan bila ada kelainan, jumlah air ketuban, detak jantung janin hingga letak plasenta. Berdasarkan perkembangan ukuran janin, perkiraan kelahiran bisa lebih akurat.
- Pada Usia kehamilan 30-32. Dengan semakin mendekatnya Mama pada hari kelahiran si kecil, dokter akan melakukan pemeriksaan mengenai kemungkinan masalah saat kelahiran. Pada usia ini akan dipantau posisi janin, posisi plasenta, jumlah air ketuban dan bila ada kelainan pada janin yang dapat menghambat proses kelahiran.
- Menjelang kelahiran. Biasanya dokter kandungan akan meminta Mama untuk pemeriksaan pada minggu-minggu akhir menjelang persalinan. Hal ini untuk memastikan janin tidak terlilit tali pusar, posisi tidak sungsang serta kondisi janin baik.
Baca Juga: Waspada! Kelainan Ini Sering Terjadi Saat Mama Hamil
Jenis USG dan Manfaatnya
Ok, Mampaps! Sekarang saatnya kita membahas mengenai jenis pemeriksaan USG saat kehamilan sesuai dengan kebutuhan dan manfaatnya.
USG standar atau abdominal
sumber gambar: genoma.com
Jenis USG ini adalah yang paling sering digunakan oleh ibu hamil. Cara kerjanya, dokter atau suster akan memegang tongkat berbentuk transducer yang akan digosok di atas perut Mama. Jenis USG ini juga akan menghasilkan bentuk gambar dua dimensi si kecil dari layar. Nah, biasanya jenis USG ini dilakukan untuk mengetahui Mama sudah hamil berapa minggu.
USG transvaginal
sumber gambar: answersafrica.com
Jenis USG ini akan dilakukan pada awal kehamilan, yang dilakukan dengan memasukkan alat USG sampai ke pintu rahim calon ibu melalui vagina. USG transvaginal biasa dilakukan pada kehamilan 10 minggu, karena ukuran rahim masih kecil dan tidak keluar dari rongga panggul.
Bukan Cuma itu, USG Transvaginal biasanya akan disarankan dokter pada Mama dengan kondisi tertentu, seperti untuk Mama yang memiliki berat badan yang berlebih dan kondisi rahim yang mengarah ke belakang (retrofleksi). Nah, untuk memastikan Mama sedang hamil maka penggunaan USG transvaginal ini lebih baik dibandingkan dengan USG abdominal.
USG echocardiography janin
sumber gambar: cdn.hellosehat.com
USG jenis ini, biasanya dikhususkan untuk kehamilan si kecil yang memiliki cacat jantung. Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dokter biasanya mencurigai adanya PJB (penyakit jantung bawaan) jika mendeteksi adanya gejala gagal jantung, kebiruan, atau pun mendengar kelainan bunyi atau bising jantung. Nah, dengan USG kehamilan jenis Echocardiography dapat memberikan secara detail bagaimana detak jantung bayi.
USG Doppler Imaging
sumber gambar: www.huggies.com.au
Jenis USG ini dikhususkan untuk Mama yang hamil dan mengalami tekanan darah tinggi. Alat dari USG doppler Imaging ini, akan membantu mengukur apakah darah dapat mengalir dengan baik pada janin. Dengan tindakan ini, tentu dokter akan memberikan saran terbaik untuk Mama demi kesehatan si kecil saat tekanan darah tinggi.
USG 2 Dimensi (2D)
sumber gambar: cdn.popmama.com
USG 2D ini merupakan USG yang paling umum digunakan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Meski hasil yang diberikan pada USG 2D tidak terlalu jelas atau buram, dengan melihat hasilnya Mampaps akan sangat bahagia bukan? Melalui pemeriksaan USG 2D dapat diperoleh informasi yang baik mengenai kondisi kehamilan Mama, diantaranya ukuran janin, air ketuban serta kelainan fisik. Bukan hanya itu, USG jenis ini juga bisa menentukan jenis kelamin si kecil dalam kandungan loh!
USG 2D biasanya dapat dijumpai di praktek bidan, puskesmas, poliklinik, dan lainnya dengan biaya yang terjangkau.
USG 3 Dimensi (3D)
sumber gambar: http://unicare.pl
Berbeda dengan USG 3D, hasil fotonya dapat dimengerti orang awam tanpa harus ada penjelasan dari ahli medis. USG jenis ini juga akan memberikan penjelasan mengenai kondisi si kecil dalam kandungan, mulai dari perkembangan kesehatan bahkan kelainan pada si kecil saat lahir seperti bibir sumbing dari dalam kandungan.
Biasanya meski tidak ditemukan indikasi kelainan tertentu, Mampaps melakukan pemeriksaan ini karena ingin melihat lebih jelas wajah si kecil dalam kandungan. USG 3D ini bisa menjadi foto pertama si kecil di dalam kandungan loh!
Karena diperlukannya alat yang lebih canggih dah keahlian dokter untuk membaca hasil USG 3D, tidak semua fasilitas kesehatan memiliki layanan ini. Harganya juga relatif lebih mahal dibandingkan USG 2D.
Jika ingin mendapatkan hasil yang baik saat mengunakan USG 3D, maka disarankan untuk melakukan USG pada usia kandungan 26 dan 30 minggu. Diatas usia kandungan 30 minggu, biasanya kepala bayi sudah mulai memasuki panggul sehingga lebih sulit untuk melihat wajahnya.
USG 4 Dimensi (4D)
sumber gambar: sollys.ru
USG 4D memberikan gambaran image yang hampir sama dengan USG 3D namun bergerak. Mampaps yang ingin mengabadikan momen terbaik si kecil di dalam kandungan, bisa nih menggunakan USG 4D yang dapat merekam setiap gerakan janin saat di USG dan di simpan di CD (compact disc). Pada USG 4D ini, Mampaps akan diajak untuk menonton kegiatan si kecil selama di kandungan loh!
Selain itu, USG jenis ini juga dapat mendeteksi kelainan genetik secara dini termasuk melakukan pengukuran terhadap sejumlah faktor ‘penanda’ kondisi janin pada usia 11-14 minggu. Namun, sayang USG jenis ini biayanya relatif tinggi dan hanya dapat ditemui di beberapa rumah sakit saja.
Sama halnya dengan USG 3D, usia kandungan sebelum 30 minggu adalah waktu yang baik untuk melakukan USG jenis ini ya Mampaps.