Jika Si Kecil sering mngeluhkan perutnya yang sakit, Mams harus mulai waspada akan adanya penyakit usus buntu. Sebab ini merupakan salah satu gejala penyakit usus buntu pada anak yang wajib dikenali. Kondisi usus buntu yang berbahaya harus cepat diatasi dengan penanganan yang tepat. Yuk kenali lebih dalam mengenai penyakit usus buntu pada anak!
Penyebab Penyakit Usus Buntu pada Anak
Sebelum mengetahui penyebabnya, tahukah Mama apa itu usus buntu? Usus buntu merupakan organ kecil yang menempel pada usus besar di bagian kanan bawah perut. Organ ini dapat terinfeksi serta mengalami peradangan yang sering disebut penyakit usus buntu atau apendisitis. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak usia 5-16 tahun.
Penyakit usus buntu disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
- Adanya sumbatan seperti tinja yang keras, cairan usus,
- Pembengkakan kelenjar getah bening atau infeksi parasit
- Adanya gangguan pada aliran darah di usus buntu
- Cedera pada perut
- Tumor atau inflaminatory bowel disease
Adanya penyumbatan pada usus buntut membuat aliran darah terhalang. Hal ini menyebabkan usus buntu mulai mati, pecah hingga menyebabkan dinding usus berlubang. Lubang-lubang tersebutlah yang meyebabkan feses, lendir atau zat lain bocor dan menyebar ke bagian rongga perut.
Baca Juga: Pijat, Solusi Atasi Masalah Pencernaan pada Si Kecil!
Gejala Penyakit Usus Buntu pada Anak
Setiap kasus penyakit usus buntuk seringkali memiliki gejala yang berbeda. Namun ada beberapa kondisi umum yang bisa ditandai sebagai gejala penyakit usus buntu pada anak, antara lain:
- Nyeri yang tak tertahan pada perut yang menjalar ke sisi kanan
- Nyeri di bagian bawah perut yang meningkat ketika disentuh, batuk, bersin atau bergerak
- Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare dan sembelit
- Demam
- Perut kembung
- Nafsu makan berkurang
- Si Kecil terus merintih kesakitan
Gejala usus buntu pada anak biasanya juga diiringi dengan peningkatan jumlah sel darah putih yang menjadi tanda bahwa terdapat infeksi pada tubuh. Umumnya, usus buntu bisa tejadi dalam waktu 48-72 jam setelah munculnya gejala pertama kalinya. Pecahnya usus buntu dapat menyebabkan peritonitis atau peradangan pada peritoneum dan harus segera ditangani oleh dokter.
Baca Juga: Kapan Harus Waspada saat Anak Mengeluh Sakit Perut
Cara Mengatasi Penyakit Usus Buntu pada Anak
Ketika anak mengalami gejala penyakit usus buntu seperti yang disebutkan diatas, hampir tidak ada penanaganan yang bisa Mampaps lakukan di rumah selain tenang dan membawa Si Kecil ke rumah sakit. Biasanya, dokter akan memulai pemeriksaan dengan melakukan pemeriksaan fisik, foto rontgen, USG, hingga pemeriksaan darah dan urine untuk mendiagnosis adanya penyakit usus buntu. Setelah anak di diagnosis mengalami apendisitis serta telah mengetahui tingkat keparahannya, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut.
Operasi Usus Buntu
Mungkin Mams sering mendengar istilah operasi usus buntu. Namun tahukah Mams prosedur usus buntu? Sebenarnya apa yang dilakukan dokter ketika melakukan operasi usus buntu ya Mams? Nah, operasi usus buntu atau disebut juga dengan apendektomi biasnaya dilakukan dibawah pengaruh bius umum, sehingga anak akan tertidur selama menjalankan operasi. Selanjutnya, operasi usus buntuk akaun dilakukan dengan cara-cara berikut.
- Laparoskopi. Dilakukan dengan membuat tiga sayatan sepanjang 1-2 cm pada perut. Dari sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat khusus yang dilengkapi kamera, cahaya serta alat bedah.
- Operasi terbuka. Operasi ini masih terbilang onvensional karena dokter harus membuat sayatan lebih besar sekitar 4-7 cm untuk mengangkat langsung usus buntu yang terinfeksi. Setelah selesai, dokter akan menjahitnya kembali.
Drainase Nanah
Pada beberapa kasus, usus buntu yang pecah mengaibatkan adanya abses atau kantung nanah di sekitarnya. Jika hal ini terjadi pada Si Kecil, dokter akan mengeluarkan nanahnya terlebih dahulu. Seteah kering, barulah doter mengambil tindakan operasi usus buntu.
Antibiotik dan Antinyeri
Setelah dioperasi, Si Kecil biasanya membutuhkan perawatan selama 2-3 hari di rumah sakit. Selama dirawat di rumah sakit, Si Kecil akan diberikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi. Selain itu, dokter juga memberikan oobat antinyeri untuk meredakan rasa nyeri pasca operasi.
Baca Juga: Mams ketahui Penyakit Hemangioma Pada Anak
Penyakit usus buntu bukanlah gangguan ringan alias membutuhkan penanganan dokter dengan cepat dan tepat. Jika tidak langsung ditangani dokter, usus buntu dapat menyebabkan adanya komplikasi sepeti peritonitis dan sepsis. Saat Mams berencana membawa Si Kecil ke rumah sakit, sbaiknya buatlah janji terlebih dahulu melalui aplikasi atau telepon. Hal ini akan mempercepat proses antre di ruamh sakit. Semoga Si Kecil lekas sembuh, Mams!