Adanya pandemi membuat sekolah harus menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau dikenal juga dengan sistem daring. Tentunya hal ini akan membuat para orang tua kalangkabut dalam menghadapinya. Kondisi yang demikian seringkali membuat Mams emosi, bahkan sebagian Mams memilih untuk menahan emosinya tersebut. Hal ini baik untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti trauma yang dirasakan oleh anak. Namun hal tersebut ternyata tidak baik jika dilakukan secara terus menerus lho Mams. Yuk simak bahaya menahan emosi terlalu sering.
Pentingnya Mengontrol Emosi dengan Seimbang
Sebagai manusia normal, Mampaps sebagai orang tua tentu saja memiliki emosi di saat-saat tertentu. Namun selama ini kita mendengar bahwa emosi kepada anak harus dikontrol hingga dampak buruk dari membentak anak. Hal tersebut benar, meskipun harus ada beberapa catatan.
Emosi sebaiknya dikontrol sehingga tidak memicu adanya dampak negatif pada anak. Sebagaimana kita ketahui bahwa anak yang dibentak akan mengalami trauma dalam dirinya yang berpengaruh hingga ia dewasa. Meskipun demikian, Mams tetap boleh menyalurkan emosi tersebut dalam bentuk lain seperti tangisan sambil bercerita kepada pasangan. Hal ini dikarenakan bahaya menahan emosi juga tidak baik untuk kesehatan mental.
Menangislah Bila Harus Menangis
Air mata yang menetes akan membuat Mams lebih tenang tanpa harus melakukan hal-hal berbahaya bahkan menimbulkan dampak negatif. Saat berhadapan dengan anak, Mams bisa memposisikan diri sebagai anak sehingga Mams tahu harus berbuat apa tanpa harus menyakitinya.
Jika pasangan belum bisa dijadikan teman bicara, Mams bisa mempercayai salah satu kerabat atau sahabat untuk dijadikan teman cerita dan bisa menambah tenang. Namun jangan sampai pilih orang untuk dipercaya ya Mams. Jika Mams rasa permasalahannya tidak ingin didengar oleh orang yang dikenal, Mams jangan ragu untuk hubungi bantuan ahli seperti psikolog atau psikiater.
Baca Lagi: 7 Kesalahan Mendidik Anak Laki-Laki yang Sering Tidak Disadari
Jangan lupa tetap seimbangkan emosi dengan melakukan santai atau memanjakan diri sejenak dengan cara melakukan hal-hal yang Mams sukai ya. Mams bisa lakukan hal berikut ketika sedang marah.
- Menghela napas dalam-dalam
- Jika sedang berdiri, segeralah Mams duduk
- Apabila sedang duduk, segeralah Mams berbaring
- Jika sedang berbaring, Mams bisa memejaman mata dan tidur sejenak untuk menenangkan diri
- Bagi Mampaps yang muslim, bisa berwudhu untuk meredakan amarah
Ketika sudah tenang, Mams bisa mengutarakan hal yang sebelumnya membuat Mama marah. Tidak perlu ragu untuk menangis, Mams.
Bahaya Menahan Emosi Terlalu Sering
Seorang pikolog klinis angkat bicara terkait bahaya menahan emosi terus menerus. Ia mengunggah video di akun tiktoknya dengan nama akun @Christineang93. Christine menjabarkan beberapa dampak yang akan dirasakan bila menahan emsi terus menerus, antara lain:
- Mengalami kesulitan tidur
- Sering merasa migrain/sakit kepala sebelah
- Merasa kelelahan terus menerus
- Sulit untuk fokus pada satu hal
- Ketidakseimbangan hormon, seperti sering telat menstruasi atau munculnya banyak jerawat
Di dalam video yang diunggahnya tersebut, Christine juga mengungkapkan bahwa “Emosi diciptakan bukan untuk ditekan, tetapi untuk disadari, dikenali, dan diberikan tempat untuk kita rasakan”
“Memendam emosi dapat meningkatkan risiko kematian karena penyakit jantung dan juga kanker” (Chapman, et al., 2013).
Baca Juga: Menjaga Psikologi Anak Agar Tak Mudah Memarahinya!
Dilansir dari alodokter.com, ada beberapa dampak menahan emosi terus menerus terhadap kesehatan, yaitu:
Melemahkan Sistem Daya Tahan Tubuh
Siapa sangka bahwa menahan emsi dapat membuat Mampaps mengalami penurunan daya tahan tubuh? Bukan masalah spele, sebab ketika daya tahan tubuh seseorang melemah, tubuhnya akan mudah terserang penyakit. Hal ini jusru akan membuat rutinitas terganggu sehingga menambah bebean pikiran yang akan berdampak panjang.
Menimbulkan Kecemasan Berlebih
Bahaya menahan emosi terus menerus yang selanjutnya adalah timbul kecemasan berlebih. Kecemasan berlebih yang terjadi secara terus menerus dapat memicu produksi hormon stres pada otak secara berkala. Sebagaimana kita ketahui, stres merupaan gangguan kesehatan mental yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Hormon stres tersebut mulai menunjukkan efeknya pada tubuh seperti munculnya rasa mual, muntah, sakit kepala hingga sesak napas.
Memicu Depresi
Emosi negatif yang ditekan terus menerus dapat memicu timbulnya rasa depresi pada diri seseorang. Depresi bukan gangguan ringan, Mams. Ia dapat berubah menjadi perasaan negatif lain seperti putus ada hingga berkeinginan untuk bunuh diri. Gejala timbulnya depresi adalah kesulitan tidur, mudah lelah, hingga tidak tertarik pada hal-hal yang biasanya ia sukai.
Dapat Menyebabkan Penyakit Kronis
Penyakit kronis dapat terjadi jika seseorang menahan emosi terlalu sering. Hormon stres yang terbentuk lama-kelamaan dapat meningkatkan detak jantung serta tekanan darah. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat meningatkan risiko penyakit kronis, seperti gagal jantung dan stroke.
Nah itulah bahaya menahan emosi terhadap kesehatan Mams. Yuk ekspresikan emosi dengan cara yang baik.